Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Negara Paling Work-life Balance Tahun 2025, Adakah Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
FREEPIK
Ilustrasi orang santai.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Perusahaan bidang sumber daya manusia dan ketenagakerjaan global, Remote mengungkapkan daftar negara paling work-life balance tahun 2025.

Melalui laman resminya, Remote menekankan pentingnya keselarasan dalam kehidupan pribadi dan urusan profesionalitas.

Hal itu karena adanya faktor ekonomi, teknologi, dan sosial yang memengaruhi sebagian besar tenaga kerja di dunia.

Sejak tahun 2023, Remote selalu menerbitkan laporan tahunan mengenai Global Life-Work Balance Index tersebut.

Menurut mereka, keseimbangan kehidupan dan pekerjaan kini dianggap sebagai motivator nomor satu bagi karyawan di seluruh dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, negara mana yang paling work-life balance tahun 2025?

Baca juga: Daftar Negara yang Paling Mudah Berikan Status Kewarganegaraan

Metode riset

Remote melakukan analisis data indeks terhadap 60 negara dengan PDB (Produk Domestik Bruto) terbesar di dunia sebagai sampel global.

Hal itu untuk menemukan negara yang menawarkan keseimbangan kehidupan dan pekerjaan terbaik bagi para karyawan di sana.

Studi ini mencakup sejumlah indikator, termasuk jumlah cuti, besaran upah, durasi kerja, jaminan kesehatan, inklusivitas LGBTQ+, serta keamanan negara.

Setiap indikator atau poin tersebut diberi peringkat dari tertinggi hingga terendah. Sementara skor maksimal dalam indeks ini adalah 100.

Adapun data yang digunakan riset tersebut, diambil dan dianalisis oleh Remote pada bulan April 2025.

Baca juga: Indonesia Juara Bertahan Negara Paling Rajin Berdoa di Dunia

10 negara paling work-life balance 2025

Remote tidak menggunakan istilah “work-life balance” dalam Global Life-Work Balance Index 2025.

Pasalnya menurut mereka, istilah tersebut tidak tepat, baik secara harfiah maupun filosofis.

Sehingga sesuai nama laporan tersebut, Remote menggunakan istilah “life-work balance” untuk pemeringkatan skor indeks.

Hal itu menekankan bahwa kehidupan adalah hal yang utama. Sedangkan pekerjaan harus ada untuk memperkaya kehidupan, bukan membayangi kehidupan.

10 peringkat teratas dalam indeks tersebut diisi oleh negara-negara yang berada di Eropa, Amerika, dan Oseania.

Sedangkan Indonesia berada di peringkat ke-34 sebagai negara paling menunjang keseimbangan kehidupan dan pekerjaan, skor indeksnya sebesar 52,07.

Baca juga: Negara dengan Rata-rata IQ Tertinggi di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini 10 negara paling life-work balance tahun 2025:

  1. Selandia baru
    • Ibu kota: Wellington
    • Jumlah populasi: 5.251.900
    • Skor indeks: 86,87.
  2. Irlandia
    • Ibu kota: Dublin
    • Jumlah populasi: 5.308.040
    • Skor indeks: 81,17.
  3. Belgia
    • Ibu kota: Brussel
    • Jumlah populasi: 11.758.600
    • Skor indeks: 75,91.
  4. Jerman
    • Ibu kota: Berlin
    • Jumlah populasi: 84.075.100
    • Skor indeks: 74,65.
  5. Norwegia
    • Ibu kota: Oslo
    • Jumlah populasi: 5.623.070
    • Skor indeks: 74,20.
  6. Denmark
    • Ibu kota: Kopenhagen
    • Jumlah populasi: 6.002.510
    • Skor indeks: 73,76.
  7. Kanada
    • Ibu kota: Ottawa
    • Jumlah populasi: 40.126.700
    • Skor indeks: 73,46.
  8. Australia
    • Ibu kota: Canberra
    • Jumlah populasi: 26.974.000
    • Skor indeks: 72,10.
  9. Spanyol
    • Ibu kota: Madrid
    • Jumlah populasi: 47.890.000
    • Skor indeks: 71,94.
  10. Finlandia
    • Ibu kota: Helsinki
    • Jumlah populasi: 5.623.330
    • Skor indeks: 70,86.

Baca juga: 25 Negara dengan Angka Harapan Hidup Terendah 2025, Adakah Indonesia?

Kenapa keseimbangan hidup dan kerja penting?

Beberapa faktor menjadi pertimbangan mengapa keseimbangan hidup dan kerja menjadi tidak bisa ditawar lagi dalam lanskap kerja modern saat ini.

Berikut enam faktor tersebut:

1. Karyawan menuntut fleksibilitas

73 persen pemimpin perusahaan mengatakan, mereka telah kehilangan karyawan karena perusahaan yang menawarkan fleksibilitas yang lebih besar.

2. Batasan-batasan menjadi hilang

Adopsi yang meluas atas pekerjaan hibrida dan jarak jauh memiliki banyak sisi positif, namun bisa jadi lebih sulit bagi karyawan untuk "memutuskan hubungan" saat menjalani kehidupan pribadi.

3. Hidup dalam budaya yang selalu terhubung

Teknologi telah memperluas wawasan, namun ekspektasi akan ketanggapan selalu terhubung setiap saat telah meningkat.

Baca juga: Daftar Pekerjaan yang Bakal Berkembang Pesat pada Masa Mendatang

4. Ketidakpastian ekonomi

Di tengah meningkatnya biaya hidup di seluruh dunia, banyak karyawan yang bekerja terlalu keras untuk tetap relevan dan aman dalam peran mereka.

5. Tuntutan orang tua mulai terasa berat

Hampir tiga perempat dari tenaga kerja global memiliki tanggung jawab pengasuhan anak yang harus disatukan dengan karier.

6. Kecerdasan buatan telah menambah tekanan

Meskipun AI dapat membantu bekerja lebih cerdas, teknologi itu juga memicu kekhawatiran akan redundansi dan kebutuhan untuk pengembangan keterampilan yang berkelanjutan.

Baca juga: Daftar Profesi yang Disebut Paling Aman dari Ancaman AI

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi