KOMPAS.com - Audrey Crews mencatatkan sejarah baru dalam dunia medis dan teknologi.
Setelah 20 tahun hidup dalam kelumpuhan, ia menjadi pasien pertama Neuralink yang secara terbuka mendemonstrasikan kemampuan mengendalikan komputer hanya dengan kekuatan pikirannya.
Berbekal chip otak buatan perusahaan Neuralink milik Elon Musk, Crews berhasil menggerakkan kursor dan bahkan menulis melalui pikiran di layar, tanpa menyentuh alat bantu apa pun.
Aksi menakjubkan itu dibagikan melalui media sosial dan langsung menyebar luas, menjadi bukti nyata kemajuan teknologi antarmuka otak-komputer (brain-computer interface/BCI) yang dikembangkan Neuralink.
Baca juga: Punya Harta Rp 6,6 Biliun, Elon Musk Diprediksi Jadi Triliuner Pertama pada 2027
Lebih dari sekadar pencapaian teknis, langkah Crews memberi harapan baru bagi jutaan penyandang disabilitas yang selama ini terbatasi oleh kondisi fisik.
Pencapaian ini menandai babak baru dalam upaya memulihkan kemandirian bagi mereka yang hidup dengan kelumpuhan.
Dengan terus didorong oleh inovasi, Neuralink membuka jalan menuju masa depan di mana keterbatasan fisik tak lagi menjadi penghalang untuk berkomunikasi, berkarya, dan terhubung dengan dunia.
Baca juga: Elon Musk Kehilangan Kekayaan hingga 200 Triliun Lebih, Kok Bisa?
Siapa Audrey Crews?
Sebagaimana diberitakan Times of India, Rabu (30/7/2025), Audrey Crews dikenal sebagai "Pasien P9" dalam uji klinis Neuralink.
Crews adalah seorang perempuan yang telah hidup dalam kelumpuhan total selama 20 tahun akibat cedera parah pada tulang belakang.
Awal bulan ini, ia menjalani prosedur implan chip otak di University of Miami Health Centre, sebagai bagian dari uji coba teknologi antarmuka otak-komputer (BCI) milik Neuralink, perusahaan yang didirikan Elon Musk.
Baca juga: Sosok Elon Musk Jadi Inspirasi Karakter Jahat Squid Game 3, Ini Alasannya
Tak lama setelah operasi, Crews membagikan momen bersejarah melalui unggahan di platform X (dulu Twitter), menampilkan tanda tangan digitalnya disertai tulisan.
"Saya mencoba menulis nama saya untuk pertama kalinya dalam 20 tahun," tulisnya.
Unggahannya langsung viral dan dikonfirmasi oleh Elon Musk yang mengatakan bahwa Audrey Crews bisa menulis melalui pikiran.
"Dia mengendalikan komputer sepenuhnya dengan pikirannya," kata Musk.
Momen ini menjadi tonggak penting dalam sejarah neuroteknologi.
Seperti halnya penggunaan prostetik atau implan koklea pertama, keberhasilan ini menunjukkan potensi besar teknologi otak-komputer untuk mengembalikan fungsi bagi mereka yang mengalami kelumpuhan total, membuka babak baru dalam dunia medis dan pemulihan kemandirian manusia.
Baca juga: Elon Musk Hapus Komentar Pedas soal Trump, Salah Satunya soal Pemakzulan
Operasi otak dan teknologi telepati
Dilansir dari Interesting Enginering, Senin (28/7/2025), dalam unggahan lanjutan di media sosial, Audrey Crews membagikan detail tentang prosedur implan otak yang dijalaninya.
Ia menjelaskan bahwa operasi melibatkan pengeboran tengkorak dan pemasangan 128 benang ultra-tipis langsung ke area korteks motoriknya.
Korteks motorik merupakan wilayah otak yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh.
"Itu operasi otak. Mereka mengebor lubang di tengkorak saya dan memasukkan 128 benang ke korteks motorik saya," tulisnya.
Chip yang ditanam disebut berukuran kira-kira sebesar koin 25 sen.
Crews juga mengapresiasi tim medis di University of Miami Health Centre yang menurutnya penuh perhatian dan profesional.
Baca juga: Donald Trump dan Elon Musk Berseteru, Bagaimana Sikap Partai?
"Mereka memperlakukan saya seperti VIP dan merupakan salah satu orang termanis yang pernah saya temui," ujarnya.
Namun, ia juga meluruskan ekspektasi publik terhadap teknologi ini.
Meski luar biasa, perangkat Neuralink yang ditanam tidak bertujuan memulihkan kemampuan berjalan atau menggerakkan tubuhnya.
"Saya juga ingin mengklarifikasi bahwa implan ini tidak akan memungkinkan saya berjalan atau bergerak lagi. Ini hanya untuk telepati," jelasnya, merujuk pada kemampuan mengendalikan perangkat digital hanya melalui pikiran.
Crews menutup unggahannya dengan pernyataan yang sarat kebanggaan sekaligus harapan.
"Kami masih di Miami, tapi saya akan segera pulang dan kami akan mengunggah lebih banyak video yang menjelaskan prosesnya lebih detail. Saya perempuan pertama di dunia yang melakukan ini," akunya.
Baca juga: Uji Coba SpaceX Gagal Lagi, Elon Musk Yakin Jangkau Mars Tahun Depan
Uji coba neuralink mencakup lebih banyak orang
Selain Audrey Crews, uji coba implan otak Neuralink juga melibatkan Nick Wray, yang dikenal sebagai "P8".
Tiga hari setelah chip Telepati N1-nya diaktifkan, Wray mengaku merasakan kembali kontrol digital yang telah lama hilang akibat penyakitnya.
“Saya belum pernah merasakan otonomi digital secanggih ini selama bertahun-tahun,” tulisnya.
Wray menyatakan antusiasmenya untuk terlibat dalam pengembangan teknologi ini.
Ia berharap dapat memberi masukan demi penyempurnaan produk dan pengalaman pengguna di masa depan.
Baginya, ini bukan sekadar kemajuan medis, tapi juga gerbang menuju berbagai kemungkinan baru dalam hidup.
Baca juga: Elon Musk Mundur dari Pemerintahan Trump, Apa Penyebabnya?
Sebagai penggemar fiksi ilmiah, Wray menganggap pengalaman ini sangat bermakna secara pribadi.
Ia menyadari bahwa tanpa diagnosis Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), ia mungkin tidak pernah terpilih mengikuti studi ini. Meski begitu, ia melihat penyakitnya sebagai jalan menuju peluang besar.
“Saya percaya bahwa jika ALS adalah harga tiket masuk ke kesempatan sebesar ini, maka saya menerimanya dengan senang hati, rela, dan tanpa ragu,” ujarnya.
Ucapan ini mencerminkan semangat para pionir yang ikut serta dalam uji coba Neuralink.
Mereka yang siap menjelajahi batas baru antara otak manusia dan teknologi.
Baca juga: Saat Elon Musk Tunjukkan Gestur Hormat Nazi pada Pelantikan Donald Trump...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.