KOMPAS.com - Sebagian masyarakat di Asia ramai memperbincangkan kemunculan kembali salah satu ramalan lama yang dikaitkan dengan gempa besar berkekuatan Magnitudo 8,7 yang mengguncang wilayah pesisir timur Kamchatka, Rusia, pada Rabu (30/7/2025).
Ramalan tersebut disebut muncul dalam sebuah karya manga yang diterbitkan pada tahun 1999 oleh seniman Jepang, Ryo Tatsuki.
Dikutip dari CNN, Tatsuki dikenal di kalangan penggemar sebagai sosok dengan karya-karya yang dianggap memiliki unsur kenabian atau prediktif.
Dalam salah satu karyanya, ia disebut-sebut pernah menggambarkan akan terjadinya gempa bumi dahsyat pada Juli 2025, yang disebut mirip dengan peristiwa yang baru saja terjadi.
Gempa kuat tersebut memicu peringatan tsunami di sejumlah negara yang berbatasan dengan Samudra Pasifik, termasuk Jepang, Kanada, Indonesia, dan sebagian wilayah pesisir Amerika Serikat.
Beberapa negara bahkan telah mengeluarkan perintah evakuasi bagi warganya yang tinggal di daerah rawan.
Baca juga: 8 Gempa Terbesar dalam Sejarah yang Memicu Tsunami
Meskipun belum ada bukti ilmiah yang menghubungkan manga dengan prediksi akurat terhadap kejadian geologis, kemiripan waktu dan peristiwa tetap memicu diskusi luas, terutama di media sosial.
Fenomena ini mengingatkan pada kecenderungan publik untuk mengaitkan bencana besar dengan ramalan atau karya seni populer yang bersifat fiktif namun terasa relevan dengan peristiwa nyata.
Apa isi ramalan manga Jepang karya Ryo Tatsuki?
Dikutip dari SCMP, manga karya Ryo Tatsuki kali pertama terbit pada 1999 dengan judul Watashi ga Mita Mirai, Kanzenban atau Masa Depan yang Kulihat, Edisi Lengkap.
Manga karya seniman yang sering disebut sebagai Baba Vanga itu menjadi buku paling laris.
Di edisi terbarunya, sampul buku tersebut memuat kutipan "Bencana sesungguhnya akan terjadi pada bulan Juli 2025".
Manga itu bercerita bahwa para tokohnya membahas bencana alam tsunami di mana dasar laut antara Jepang dan Filipina akan retak.
Bencana ini kemudian menyebabkan wilayah barat daya Jepang dilanda gelombang yang tingginya tiga kali lebih tinggi daripada tsunami Tohoku,
Menurut National Centers for Environmental Information, tsunami Tohoku menghasilkan gelombang dengan tinggi 40 meter.
Tsunami terjadi setelah gempa bumi berkekuatan 9,1 mengguncang lepas pantai timur laut Honshu di Palung Jepang.
Gelombang tsunami kemudian muncul dan menyapu daratan selama 30 menit, melalui tanggul laut dan melumpuhkan tiga reaktor nuklir.
Meski demikian, manga Jepang karya Tatsuki tidak berlandaskan pada kejadian tersebut.
Karya sastra itu juga tidak memiliki dasar ilmiah.
Namun, cerita di dalam manga dikaitkan dengan beberapa kejadian di realitas, seperti ancaman tsunami Juli lalu, kematian Putri Diana dan Freddie Mercury, hingga wabah Covid-19.
Lantas, apakah ramalan tersebut nyata?
Baca juga: BMKG Resmi Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia akibat Gempa Rusia
Realita tsunami imbas gempa di Rusia
Penggambaran Tatsuki tentang tsunami yang akan terjadi pada Juli 2025 memicu perdebatan daring.
Beberapa penggemar menyakini bahwa tsunami 5 Juli itu merupakan ramalan Tatsuki.
Beberapa penggemar membandingkan Tatsuki dengan mistikus Bulgaria yang terkenal karena ramalannya. Sementara para warganet lainnya menganggap hubungan tersebut sebagai kebetulan.
Faktanya, gempa bumi dengan kedalaman dangkal 19,3 km yang terjadi di Rusia menyebabkan gelombang tsunami setinggi 3-4 meter di negara tersebut.
Beberapa warga tampak dievakuasi agar selamat.
Aktivitas seismik mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia dengan peringatan ancaman tsunami yang juga dikeluarkan di seluruh Pasifik, termasuk jepang, Hawaii, dan sebagian Pantai Barat AS.
Di Jepang, Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah pesisir Pasifik dengan tinggi gelombang diperkirakan mencapai 3 meter.
Gelombang pertama di pesisir Hokkaido tercatat mencapai 30 cm dan tidak emnimbulkan risiko berarti.
Meski demikian hal ini cukup untuk menjadi pengingat yang kuat akan potensi bahaya.
Pemerintah jepang bahkan bergegas membentuk satuan tugas darurat yang menekankan tentang kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
Sistem tanggap bencana yang sudah diasah dalam beberapa dekade ditempatkan dalam siaga tinggi untuk memantau potensi gempa susulan atau gelombang yang lebih besar.
Baca juga: 8 Wilayah Indonesia yang Alami Tsunami akibat Gempa Rusia, Mana Saja?
Ramalan manga Jepang timbulkan kesadaran publik
Ilmuwan menepis klaim akurasi psikis yang ditimbulkan dari ramalan gempa di Jepang yang tidak berdasarkan ilmiah, termasuk di manga karya Tatsuki.
Namun, para ahli mencatat bahwa penceritaan spekulatif terkadang sesuai dengan peristiwa nyata karena probabilitas gempa di Jepang cukup tinggi.
Ramalan-ramalan seperti itu, entah dipercaya atau ditolak, memainkan peran unik dalam kesadaran publik. Berikut misalnya:
- Karya sastra mendorong seseorang untuk meninjau mitigas bencana dan rute evakuasi
- Ramalan bisa memperkuat ketakutan dan kewaspadaan, tergantung pada bagaimana masyarakat menafsirkannya
- Realitas Jepang yang rawan bencana membaut cerita-cerita tersebut memiliki kekuatan emosional, terutama ketika prediksi manga masa lalu tampak selaras dengan peristiwa sejarah.