KOMPAS.com - Sebagian pengguna listrik prabayar memilih membeli token senilai Rp 250.000 dengan cara dicicil dalam nominal kecil, misalnya Rp 20.000 hingga Rp 50.000 secara berkala.
Cara ini dianggap lebih ringan secara finansial dan lebih hemat karena bisa disesuaikan dengan kebutuhan harian.
Namun, trik ini juga kerap menimbulkan pertanyaan soal efektivitasnya, terutama terkait besaran potongan biaya tambahan setiap kali pembelian dilakukan.
Di sisi lain, ada pula orang yang memilih membeli token listrik dalam jumlah besar sekaligus.
Pilihan ini dianggap lebih efisien oleh sebagian orang, meski membutuhkan dana yang lebih besar di awal.
Lalu, di antara dua cara ini, mana sebenarnya yang lebih hemat?
Baca juga: Lebih Untung Mana, Beli Token Listrik Rp 100.000 Lima Kali atau Rp 500.000 Langsung?
Penjelasan PLN
Manajer Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UID Jawa Timur, Dana Puspita Sari mengatakan, dalam pembelian token listrik, pelanggan perlu memperhatikan biaya tambahan yang berlaku dan biaya potongannya.
"Untuk besaran nilai potongan dari Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) menyesuaikan lokasi tempat dilakukann transaksi pembelian token listrik dan merchant/provider pembayaran," kata Dana saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/8/2025).
Selain itu, setiap transaksi pembelian token listrik juga dipengaruhi oleh beberapa indikator, seperti PBJT, biaya admin, dan kategori rumah.
Berikut hitung-hitungan pembelian token listrik Rp 250.000 untuk rumah dengan daya 900 VA subsidi, 900 VA tidak subsidi, dan 1.300 VA:
Baca juga: Beli Token Listrik Cuma Rp 20.000 Bisa Dapat Berapa kWh di Agustus Ini?
Rumah daya 900 VA subsidi
Sebagai simulasi, pembelian token bisa dilakukan melalui aplikasi PLN Mobile.
Dalam aplikasi PLN Mobile, nominal token listrik yang bisa dibeli kurang dari Rp 250.000, yakni Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 15.000, Rp 20.000, Rp 25.000, Rp 50.000, Rp 100.000, dan Rp 200.000.
Beli eceranMisalnya, seorang pelanggan dengan daya listrik 900 VA subsidi ingin membeli token Rp 250.000 dengan cara eceran sebesar Rp 50.000 lima kali.
Sebagai informasi, harga kWh listrik pada rumah berdaya 900 VA subsidi adalah Rp 605. Besaran biaya yang dibayar dalam lima kali pembelian tersebut, yakni:
- (nominal token yang akan dibeli) + (biaya admin)
- (Rp 50.000) + (Rp 1.750)
- Rp 51.750
Lantaran satu kali transaksi dibebankan biaya admin, maka lima kali transaksi akan dibebankan lima kali biaya admin.
Dengan demikian, pelanggan diharuskan membayar Rp 51.750 x 5 kali yakni Rp 258.750 untuk token Rp 250.000.
Sebagai informasi token Rp 50.000, rumah dengan daya 900 VA subsidi mendapatkan 71,49 kWh. Jadi, jika membeli token Rp 50.000 sebanyak lima kali, pelanggan akan mendapatkan 357,45 kWh.
Baca juga: Daftar Harga Token Listrik yang Berlaku pada 4-10 Agustus 2025
Beli langsung banyakSementara itu, jika pelanggan membeli langsung banyak dalam dua kali transaksi, yakni nominal Rp 200.000 dan Rp 50.000, besaran biaya yang harus dia bayar untuk membeli token Rp 250.000 untuk dua kali transaksi adalah:
- (Rp 200.000 + biaya admin) + (Rp 50.000 + biaya admin)
- (Rp 201.750) + (Rp 51.750)
- Rp 253.500
Jadi, jika membeli token Rp 200.000 dan Rp 50.000, pelanggan akan mendapatkan 363,23 kWh.
Dari dua pilihan itu, pembelian token langsung banyak lebih hemat Rp 5.250 dibandingkan eceran.
Selain itu, besar kWh yang diterima juga selisih 5,78 kWh.
Baca juga: Beli Token Listrik Rp 50.000 dan Rp 100.000 Bisa Dapat Berapa kWh di Agustus 2025?
Rumah daya 900 VA tidak subsidi
Beli eceranMisalnya, seorang pelanggan dengan daya listrik 900 VA subsidi ingin membeli token Rp 250.000 dengan cara eceran sebesar Rp 50.000 lima kali.
Sebagai informasi, harga kWh listrik pada rumah berdaya 900 VA tidak subsidi adalah Rp 1.352. Besaran biaya yang harus dibayar dalam lima kali pembelian tersebut, yakni:
- (nominal token yang akan dibeli) + (biaya admin)
- (Rp 50.000) + Rp 1.750
- Rp 51.750
Lantaran satu kali transaksi dibebankan biaya admin, maka lima kali transaksi akan dibebankan lima kali biaya admin.
Dengan demikian, pelanggan harus membayar Rp 51.750 x 5, yakni Rp 258.750 untuk token Rp 250.000.
Dengan token Rp 50.000, rumah dengan daya 900 VA tidak subsidi mendapatkan 31,99 kWh.
Jadi, jika membeli token Rp 50.000 sebanyak lima kali, pelanggan akan mendapatkan 159,95 kWh.
Baca juga: Resmi, Harga Token Listrik Rumah Tangga per 1 Agustus 2025
Beli langsung banyakSementara itu, jika pelanggan membeli token langsung banyak dalam dua kali transaksi, yakni nominal Rp 200.000 dan Rp 50.000, besaran biaya yang harus dibayar untuk membeli token Rp 250.000 dalam dua kali transaksi, yakni:
- (Rp 200.000 + biaya admin) + (Rp 50.000 + biaya admin)
- (Rp 201.750) + (Rp 51.750)
- Rp 253.500
Jadi, jika membeli token Rp 200.000 dan Rp 50.000, pembeli akan mendapatkan 162,53 kWh.
Dari dua pilihan itu, pembelian token langsung banyak lebih hemat Rp 5.250 dibandingkan eceran.
Selain itu, besar kWh yang diterima juga selisih 2,58 kWh.
Baca juga: Resmi, Harga Token Listrik per 1 Agustus 2025 untuk Pelanggan Prabayar
Rumah daya 1.300 VA
Beli eceranMisalnya, seorang pelanggan dengan daya listrik 900 VA subsidi ingin membeli token Rp 250.000 dengan cara eceran sebesar Rp 50.000 lima kali.
Sebagai informasi, harga kWh listrik pada rumah berdaya 1.300 VA adalah Rp 1.445. Biaya yang harus dibayar dengan lima kali pembelian tersebut, yakni:
- (nominal token yang akan dibeli) + (biaya admin)
- (Rp 50.000) + Rp 1.750
- Rp 51.750
Lantaran satu kali transaksi dibebankan biaya admin, maka lima kali transaksi akan dibebankan lima kali biaya admin.
Sehingga, pelanggan harus membayar Rp 51.750 x 5 kali, yakni Rp 258.750 untuk token Rp 250.000.
Dengan token Rp 50.000, rumah dengan daya 1.300 VA mendapatkan 29,94 kWh.
Jadi, jika membeli token Rp 50.000 sebanyak lima kali, pelanggan akan mendapatkan 149,7 kWh.
Baca juga: Harga Token Listrik PLN 25-31 Juli 2025 untuk Rumah Tangga
Beli langsung banyakSementara itu, jika pelanggan membeli token langsung banyak dalam dua kali transaksi, yakni nominal Rp 200.000 dan Rp 50.000, besaran biaya yang harus dibayar untuk membeli token Rp 250.000 dalam dua kali transaksi, yakni:
- (Rp 200.000 + biaya admin) + (Rp 50.000 + biaya admin)
- (Rp 201.750) + (Rp 51.750)
- Rp 253.500
Jadi, jika membeli token Rp 200.000 dan Rp 50.000, pelanggan akan mendapatkan 152,12 kWh.
Dari dua pilihan itu, pembelian token langsung banyak lebih hemat Rp 5.250 dibandingkan eceran.
Selain itu, besar kWh yang diterima juga selisih 2,42 kWh.
Baca juga: Cara Hitung Token Listrik PLN, Beli Rp 50.000 Dapat Berapa kWh?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.