Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebun Binatang Denmark Minta Warga Sumbang Hewan Peliharaan untuk Pakan Predator, Tuai Pro-Kontra

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Hugo Herrera
Hewan predator yang umum di kebun binatang. Pihak kebun binatang Aalborg, Denmark berkata, Dalam kebun binatang, kami memiliki tanggung jawab untuk meniru rantai makanan alami hewan, demi kesejahteraan hewan dan integritas profesional.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Sebuah kebun binatang di Aalborg, Denmark, menuai pro-kontra setelah meminta masyarakat menyumbangkan hewan peliharaan yang tidak lagi diinginkan untuk dijadikan pakan hewan predator.

Permintaan tersebut disampaikan melalui unggahan resmi di Facebook pada Kamis (31/7/2025). Dalam unggahannya, pihak kebun binatang membuka kesempatan bagi warga yang ingin menyumbangkan hewan seperti marmut, kelinci, ayam, hingga kuda keci.

Pihak Aalborg Zoo menjelaskan, inisiatif ini merupakan upaya untuk meniru rantai makanan alami demi menjaga kesejahteraan hewan-hewan karnivora yang mereka rawat.

“Ayam, kelinci, dan marmut merupakan bagian penting dari makanan predator kami. Dengan cara ini, tidak ada yang terbuang, dan kami bisa menjaga perilaku alami, nutrisi, dan kesejahteraan predator kami," tulis pihak kebun binatang dalam pernyataannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bayi Kuda Nil Moo Deng Ulang Tahun, 12.000 Orang Padati Kebun Binatang Thailand

Hewan disuntik mati secara manusiawi

Dikutip dari CNN, Senin (4/8/2025), pihak kebun binatang menjelaskan, hewan-hewan yang disumbangkan akan disuntik mati secara manusiawi oleh staf terlatih sebelum diberikan sebagai pakan bagi predator.

Beberapa predator yang menghuni Aalborg Zoo antara lain singa Asia, harimau Sumatera, dan lynx Eropa.

Melalui pernyataan yang diunggah di media sosial, kebijakan ini menuai beragam tanggapan dari warganet.

Sebagian publik mengecam tindakan tersebut karena dinilai tidak etis, sementara yang lain justru memuji langkah kebun binatang dalam mempertahankan perilaku makan alami hewan liar.

Baca juga: Pria Jepang yang Habiskan Ratusan Juta untuk Jadi Anjing Kini Buka Kebun Binatang Unik

Wakil Direktur Aalborg Zoo, Pia Nielsen, menjelaskan praktik ini bukanlah hal baru dan telah berlangsung selama bertahun-tahun di Denmark.

Ia menyebut, pemberian daging lengkap dengan bulu dan tulang merupakan bagian penting dari kebutuhan nutrisi hewan karnivora.

“Ketika memelihara hewan pemangsa, sangat penting untuk memberikan mereka daging utuh agar pola makan mereka tetap alami. Oleh karena itu, masuk akal untuk membiarkan hewan yang perlu di-eutanasia karena berbagai alasan dapat digunakan dengan cara ini,” ujar Nielsen dalam pernyataan tertulis.

Nielsen menambahkan, banyak masyarakat dan mitra kebun binatang yang justru menyambut baik kesempatan menyumbangkan hewan yang memang perlu disingkirkan karena alasan tertentu.

“Hewan yang biasa kami terima sebagai donasi antara lain ayam, kelinci, marmut, dan kuda,” ungkapnya.

Baca juga: Kronologi Penjaga Kebun Binatang di Rusia Tewas Diterkam 3 Ekor Singa

Bukan kali pertama kebun binatang Denmark disorot

Diketahui, ini bukan kali pertama kebun binatang di Denmark menjadi sorotan dunia internasional.

Pada 2014, Kebun Binatang Kopenhagen menuai kritik tajam setelah mengevakuasi dan menyuntik mati seekor jerapah muda bernama Marius yang sebenarnya dalam kondisi sehat.

Tindakan itu dilakukan untuk mencegah inbreeding atau perkawinan sedarah. Bangkai Marius kemudian dimanfaatkan untuk keperluan penelitian dan dijadikan pakan singa.

Tak lama setelah itu, kebun binatang yang sama kembali dikritik setelah menyuntik mati empat singa dewasa guna memberi ruang bagi seekor singa jantan baru dalam program pengembangbiakan.

Baca juga: Geramnya Pengelola Kebun Binatang di Thiland, Bayi Kuda Nil Moo Deng Kerap Dilempari Kerang Pengunjung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: CNN
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi