Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif 100 Persen Trump Guncang Industri Chip Global, Siapa yang Paling Terdampak?

Baca di App
Lihat Foto
Google
Ilustrasi chip Ironwood buatan Google.
|
Editor: Intan Maharani

KOMPAS.com - Pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal tarif impor semikonduktor memicu reaksi global. 

Dengan besaran hingga 100 persen, kebijakan ini berpotensi mengguncang rantai pasok dan strategi investasi industri chip.

Namun, perusahaan yang telah atau sedang membangun pabrik di Amerika Serikat mendapat pengecualian. 

Baca juga: Malaysia Berhasil Turunkan Tarif Trump Jadi 19 Persen, Apa Saja Isi Kesepakatannya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apple, TSMC, Samsung, dan Nvidia termasuk dalam daftar yang relatif aman dari lonjakan biaya.

Langkah ini menandai arah baru kebijakan dagang AS yang makin proteksionis. Apalagi mereka memasang target untuk mengembalikan manufaktur teknologi ke dalam negeri.

Lantas, apa saja yang perlu diketahui mengenai penerapan tarif semikonduktor mencapai 100 persen ini?

Bagaimana skema tarif ini diterapkan?

Trump menegaskan bahwa tarif sebesar 100 persen akan dikenakan pada semua chip impor, kecuali bagi perusahaan yang berinvestasi di Amerika Serikat.

"Kami akan mengenakan tarif sekitar 100 persen untuk chip dan semikonduktor, tetapi jika Anda membangun di Amerika Serikat, tidak akan ada biaya, bahkan meski Anda baru membangun dan belum memproduksi," kata Trump, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (7/8/2025).

Ia juga memperingatkan perusahaan agar tidak melanggar komitmen investasi.

"Jika Anda bilang membangun tapi ternyata tidak, kami akan menghitung ulang, dan mengenakan tarif di kemudian hari. Itu jaminan," tambahnya.

Baca juga: Perbandingan Tarif Trump Indonesia dan Negara ASEAN, Bukan yang Paling Rendah

Siapa yang dikecualikan dari skema tarif?

Apple menjadi salah satu penerima manfaat utama karena telah mengumumkan investasi tambahan senilai 100 miliar dollar AS di AS. 

Selain itu, TSMC, Samsung, dan SK Hynix juga telah memiliki fasilitas produksi di Texas dan Indiana.

Dampak ini turut dirasakan oleh Nvidia, yang merupakan pelanggan utama TSMC dan tengah merencanakan investasi besar pada chip buatan AS.

Kepala ekonom Annex Wealth Management Brian Jacobsen berpendapat, penerapan tarif ini dengan sendirinya akan menjadi seleksi alam di industri. 

"Perusahaan besar dengan modal besar yang bisa membangun di Amerika akan paling diuntungkan. Ini seperti seleksi alam,” ujar Jacobsen, dikutip dari Reuters, Rabu (6/8/2025).

Baca juga: Cara Singapura Hadapi Ketidakpastian Tarif Trump: Pemerintah Beri Stimulus ke Perusahaan

Negara mana saja yang paling terdampak?

Filipina menjadi salah satu negara yang paling khawatir tentang kebijakan tarif ini. 

Presiden Semiconductor and Electronics Industries Foundation Dan Lachica, menyebut tarif ini bisa “menghancurkan” karena 70 persen ekspor negaranya berasal dari semikonduktor.

Selain Filipina, Malaysia juga terancam. Menteri Perdagangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz memperingatkan bahwa negaranya berisiko kehilangan pasar utama di AS. 

Pasalnya, jika dikenakan tarif ini maka produk chip mereka menjadi kurang kompetitif. 

Berbeda nasib dengan Filipina dan Malaysia, Korea Selatan dipastikan aman dari kebijakan ini. 

Utusan dagang Yeo Han-koo menyatakan, Samsung dan SK Hynix tidak terkena tarif berkat kesepakatan perdagangan bilateral terbaru dengan AS.

Sementara Jepang mendapat kepastian bahwa tarif yang diterapkan AS tidak akan lebih tinggi dibanding negara lain untuk ekspor chip-nya.

Bagaimana dampaknya bagi peta industri chip dunia?

Peneliti senior di Peterson Institute for International Economics Martin Chorzempa memaparkan, investasi besar-besaran di sektor chip AS membuat sebagian besar industri bisa dikecualikan dari tarif.

Namun, chip buatan perusahaan seperti Huawei atau SMIC asal Tiongkok kemungkinan besar tetap dikenai tarif. 

Chorzempa menambahkan, jika tarif ini diterapkan tanpa tarif tambahan pada komponen lain, “dampaknya mungkin tak terlalu signifikan.”

Kebijakan tarif ini menjadi kelanjutan dari insentif CHIPS Act yang ditandatangani pada 2022. 

Undang-undang ini menyediakan dana 52,7 miliar dollar AS untuk riset dan produksi semikonduktor di AS.

Lima produsen chip terkemuka dunia kini telah berkomitmen membangun fasilitas di AS sejak CHIPS Act diberlakukan.

Baca juga: Buntut Tarif Trump 19 Persen, Indonesia Harus Beli Produk AS Seharga Miliaran Dollar

Siapa yang untung dan siapa yang rugi?

Setelah wacana tarif 100 persen tersiar, perusahaan seperti GlobalWafers langsung mengalami lonjakan saham sebesar 10 persen. Perusahaan ini merupakan produsen wafer silikon yang memiliki pabrik di Texas. 

Di sisi lain, TSMC dan Samsung juga naik masing-masing 4,4 persen dan 2 persen pada hari pengumuman.

Namun negara seperti Filipina dan Malaysia menghadapi ancaman ekonomi besar. 

Dengan demikian, bahwa hanya perusahaan yang punya strategi reshoring manufaktur ke Amerika Serikat yang akan tetap kompetitif.

Dengan tarif 100 persen, Donald Trump mempercepat pergeseran industri semikonduktor global ke Amerika Serikat. 

Perusahaan besar seperti Apple, TSMC, dan Samsung yang sudah lebih dulu berinvestasi di AS kini berada di posisi menguntungkan.

Sementara negara-negara yang masih bergantung pada ekspor chip menghadapi tekanan besar dalam rantai pasok global.

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi