KOMPAS.com - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, Sigit S Widiyanto, mengusulkan kerja sama strategis dengan Malaysia untuk membuka peluang kerja bagi perawat asal Indonesia.
Langkah ini diharapkan dapat membantu mengatasi kekurangan tenaga medis di Malaysia.
Dilansir dari Bernama, Selasa (5/8/205), Sigit mengatakan, kerja sama ini bisa saling menguntungkan untuk kedua negara.
Sebab, sekitar 70 persen pasien internasional di rumah sakit Malaysia berasal dari Indonesia.
Sementara, Indonesia saat ini sedang mengalami surplus atau kelebihan jumlah perawat.
Baca juga: Tiga Influencer Malaysia Beri Nasi Isi Tulang Ayam ke Tunawisma, Terancam Denda Miliaran Rupiah
Malaysia alami krisis perawat
Menteri Besar Johor, Datuk Onn Hafiz Ghazi menyebutkan, rumah sakit besar di Johor Bahru, Malaysia, tengah menghadapi krisis perawat.
Rasio ideal satu perawat untuk enam pasien kini membengkak menjadi satu perawat untuk 10 hingga 14 pasien tiap shift.
Oleh karena itu, KJRI Johor Bahru mengusulkan untuk mendatangkan perawat Indonesia ke Malaysia.
"Di Johor, Melaka, Penang, hingga Kuala lumpur, hampir 70 persen pasien rumah sakit adalah orang Indonesia. Saya dengar situasinya sama dengan beberapa rumah sakit di Sabah," kata Sigit.
Menurutnya, jika perawat Indonesia bisa bekerja di Malaysia, tak akan mengalami kendala bahasa, sehingga mampu beradaptasi dengan mudah.
Sigit meyakini, perawat Indonesia juga telah berpengalaman bekerja di berbagai negara, seperti Australia, Jepang, Jerman, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Singapura.
"Oleh karena itu, akan menjadi situasi yang saling menguntungkan jika lebih banyak perawat kami dapat bekerja di sini," ujarnya.
"Dari segi komunikasi, tidak akan ada masalah karena kami saling memahami. Demikian pula, dalam hal peluang dan budaya," lanjut dia.
Ia menekankan, profesi keperawatan termasuk sektor yang terbuka untuk mobilitas lintas negara di kawasan ASEAN.
Namun, tenaga kerja tetap harus memenuhi standar keterampilan dan regulasi yang berlaku di negara tujuan.
Baca juga: Bayi 7 Bulan Tewas di Malaysia Usai Ditinggal Ibu Kandung Kembali ke Indonesia
Langkah yang ditempuh
Dikutip dari Free Malaysia Today, Selasa (5/8/2025), sebagai langkah awal, KJRI Johor Bahru menggagas kerja sama dengan rumah sakit, serta mulai menjajaki perekrutan perawat dari Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.
Wilayah ini dipilih karena lokasinya dekat dengan Malaysia dan memiliki kesamaan budaya dan bahasa, selain menjadi asal sebagian besar pasien rumah sakit di Johor dan Melaka.
"Kita tidak perlu jauh-jauh, kita bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri. Kalau bisa diterapkan secara nasional, akan lebih baik, tapi untuk saat ini fokus di Kepulauan Riau dulu," ucap Sigit.
Meski begitu, proses ini akan diajukan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Malaysia dan Dewan Keperawatan untuk mendapat persetujuan.
"Kami tetap berusaha karena hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya," kata Sigit.
Selain itu, institusi pendidikan kesehatan, yakni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dan Politeknik Kesehatan di bawah Kementerian Kesehatan RI juga siap menjadi sumber utama calon tenaga perawat.
Bahkan, ada rencana pembentukan program kembaran, yang memungkinkan lulusan di Indonesia menjalani pendidikan lanjutan enam bulan di Malaysia sebelum mulai bekerja.
Sigit menganggap metode ini dapat menghasilkan perawat yang tidak hanya berkualifikasi profesional, tetapi juga mampu beradaptasi dengan bahasa dan budaya setempat.
Baca juga: Malaysia Berhasil Turunkan Tarif Trump Jadi 19 Persen, Apa Saja Isi Kesepakatannya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.