KOMPAS.com - Sebuah video viral yang diunggah di TikTok membahas hal-hal yang harus diperhatikan saat membangun rumah agar pengeluaran tidak boros.
"Buat bapak-bapak yang baru mau bangun rumah atau beli rumah jadi, bapak harus tau nih jalur pembuangan air di mana, plafonnya kalau perbaikan gimana," tulis akun @ri*********a, Kamis (3/7/2025).
"Kalau beli rumah jadi, minimal bapak minta blueprint-nya. Karena kalau ke depan ada yang rusak, kan gamungkin diperbaiki semua. Jadi bisa dilihat titik-titiknya. Karena apa? kalau ga gitu bapak boncos, diboongin sama tukang. Misalnya jalurnya cuma beberapa meter yang harus dibongkar, akhirnya kebongkar lebih banyak," sambung pemilik akun.
Banyak warganet menanggapi unggahan itu dengan saling berbagi tips membangun rumah dengan biaya hemat.
Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan saat membangun rumah agar tidak boros?
Baca juga: Apakah Negara Lain juga Kibarkan Bendera Negara di Depan Rumah untuk Rayakan Kemerdekaan?
Tips bangun rumah agar tidak boros
Kepala Program Studi Pendidikan Profesi Arsitek FT UNS, Yosafat Winarto membenarkan bahwa membangunan rumah harus direncanakan agar efisien.
Dia menjelaskan, istilah blueprint sekarang lebih tepat disebut as built drawing, sebab sudah bukan berupa gambar cetak biru.
Yosafat mengungkapkan, gambar rencana rumah ada tiga jenis, yaitu gambar arsitektur, struktur, dan mekanikal-elektrikal-plumbing (M/E/P)."Gambar arsitektur berisi situasi, siteplan, denah, tampak, potongan, dan spesifikasi material," terang Yosafat kepada Kompas.com, Jumat (7/8/2025).
Gambar struktur diperlukan apabila rumah memiliki dua lantai atau lebih.
Menurut dia, gambar ini berisi rancangan fondasi, sloof, kolom, balok, ringbalk, plat beton, dan rangka atap lengkap dengan dimensi dan pembesian beserta perhitungan strukturnya.
Sementara gambar mekanikal-elektrikal-plumbing berisi rencana atau diagram elektrikal, plumbing, limbah-limbah domestik, air bersih, air hujan, proteksi kebakaran, dan lain sebagainya.
"Gambar as built drawing bisa dimintakan ke arsitek pengawas lapangan atau kontraktor pelaksana pekerjaan," ujar dia.
Selain itu, Yosafat juga menyoroti perlunya dokumen Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) saat membangun rumah.
Dia menuturkan, dalam pengurusan PBG, tiga dokumen di atas menjadi persyaratan untuk disetujuinya PBG.
"Yang tidak kalah penting, jika membangun atau membeli rumah adalah PBG, dulu namanya IMB. Semua dokumen di atas sudah ada lengkap jika sudah punya PBG," papar dia.
Baca juga: Bangunan Romawi Kuno Awet Ribuan Tahun, Ini Rahasianya
Kenali spot-spot rumah yang biasa bocor
Sementara itu, dosen arsitektur UNS, Purwanto Setyo Nugroho berpendapat bahwa mengetahui spot-spot kebocoran penting dalam membangun atau membeli rumah.
Dia menyarankan, sebelum membeli rumah, untuk memeriksa potensi kebocoran yang bisa menambah biaya perawatan rumah.
"Sebelum membeli rumah, lakukan pemeriksaan kondisi rumah secara menyeluruh, termasuk atap, dinding, dan lantai. Bisa minta bantuan tukang untuk cek fisik bangunan," ujar Purwanto kepada Kompas.com, Kamis (7/8/2025).
Kemudian, dia menyarankan untuk menanyakan riwayat perawatan rumah kepada penjual atau agen properti.
Pertanyaan tersebut seputar berapa usia bangunan dan kapan waktu renovasi terakhir.
Purwanto juga mengimbau untuk mengecek langsung sistem drainase, apakah berfungsi dengan baik atau tidak.
Senada dengan Yosafat, dia juga menyarankan untuk meminta dokumen atau blueprint rumah untuk mengetahui posisi dan jalur pemipaan.
Baca juga: Ilmuwan Ungkap Rahasia Bangunan Romawi Kuno Bisa Bertahan Selama Ribuan Tahun
"Lalu setelah membeli rumah, lakukan perawatan rutin pada atap, dinding, dan lantai untuk mencegah kebocoran. Periksa atap secara teratur, gunakan bahan pelapis anti-bocor pada atap dan dinding, dan segera perbaiki kerusakan bila ditemukan," lanjut dia.
Namun, apabila baru hendak membangun rumah, Purwanto menyarankan untuk memilih bahan bangunan yang berkualitas dan tahan lama untuk mencegah kebocoran.
"Terutama untuk komponen yang tertanam (pipa) maupun yang terekspos (penutup atap, pelapis atap, dak)," ucap dia.
Selain itu, dia juga menyoroti pentingnya desain rumah, terutama atap, untuk mengatasi penyaluran air hujan dan sistem drainase.
Ia juga menyarankan untuk memperhatikan lingkungan sekitar rumah, seperti kemiringan tanah dan keberadaan tanaman yang akarnya berpotensi merusak saluran, serta sampah daun yang bisa menyumbat saluran talang.
Terakhir, Purwanto menyarankan untuk menggunakan tukang yang berpengalaman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.