KOMPAS.com - Kantor berita Associated Press (AP) melakukan wawancara terhadap beberapa korban selamat atau penyintas dari serangan pager di Lebanon yang dilakukan oleh Israel.
Serangan itu terjadi pada 17 September 2024 lalu, ketika ribuan pager milik Hizbullah meledak secara serentak.
Sebagaimana dilaporkan AP pada Rabu (6/8/2025), pager-pager tersebut diledakkan oleh Israel dari jarak jauh.
Setelah bertahun-tahun merencanakan, Israel telah menyusup ke rantai pasokan Hizbullah, termasuk pengiriman pager.
Baca juga: Kabinet Israel Setujui Upaya Ambil Alih Kota Gaza
Israel menggunakan berbagai perusahaan cangkang untuk menjual perangkat-perangkat yang direkayasa kepada rekan komersial Hizbullah.
Operasi tersebut bertujuan untuk mengganggu jaringan komunikasi Hizbullah, serta melukai dan membingungkan para anggotanya.
Serangan pager itu memiliki skala yang dahsyat, setidaknya melukai 3.000 orang dan menewaskan 12 orang termasuk dua anak-anak.
Sebagian besar korban adalah kerabat anggota Hizbullah atau pekerja di lembaga-lembaga yang berkaitan dengan kelompok itu.
Lantas, apa kata korban serangan pager di Lebanon tersebut?
Baca juga: Panglima Militer Israel Tolak Usul Netanyahu Kuasai Gaza Seluruhnya, Kenapa?
Cerita korban serangan pager
Berikut ini beberapa cerita dari korban serangan pager pada 17 September 2024:
1. Mahdi SheriMahdi Sheri (23) menjadi salah satu korban selamat dari serangan pager oleh Israel tersebut. Kedua matanya buta dan tiga jari di tangan kirinya menghilang.
Ketika itu, pager yang biasanya bergetar, namun berbunyi “bip”. Ia kemudian mendekat untuk memeriksa peringatan atau arah dari Hizbullah.
Ternyata pager miliknya meledak dan merasakan nyeri yang tajam. Ia kemudian pertama kali dirawat di Suriah, lalu pindah di Irak.
Serpihan peluru berhasil dikeluarkan dari mata kirinya dan kini dia menggunakan mata palsu.
Baca juga: Gaza Darurat Makanan, World Central Kitchen Terpaksa Berhenti Memasak untuk Warga
2. Sarah JaffalSarah Jaffal (21) juga menjadi korban selamat serangan pager. Meski begitu, ledakan itu berdampak pada wajah dan jari tangan kirinya.
Ketika itu, dia terbangun dari tidurnya karena muncul dengung tak dikenal dari pager yang tergeletak di dekat meja.
Jaffal pun mengambil perangkat tersebut. Dia melihat ada pesan “Error” lalu “Press OK”.
“Tiba-tiba semuanya menjadi gelap,” ungkap Jaffal. Ia kemudian tak sadarkan diri selama berjam-jam, darah mengucur dari mulutnya.
Dia mengaku telah menjalani 45 operasi. Namun, dia bakal menjalani lebih banyak operasi yang akan datang, termasuk rekonstruksi wajah dan jari-jarinya.
Baca juga: Realitas di Gaza, Balita Minum Campuran Air, Tepung, dan Garam karena Tak Ada Susu
Hussein Dheini (12) mengambil pager milik ayahnya yang merupakan anggota Hizbullah pada saat itu.
"Biasanya kalau (pager) berbunyi, saya berikan ke ayah saya, tapi ini bunyinya aneh," kata Dheini.
Dia kehilangan mata kanannya serta giginya lepas. Neneknya pun mencabut giginya dari sofa.
“Itu mimpi buruk,” tutur ibunya, Faten Haidar.
Baca juga: Meski Israel Dikecam Dunia, Netanyahu Tetap Bersikeras Rebut Seluruh Gaza
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.