Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Batu Berusia 1,48 Juta Tahun Ditemukan di Sulawesi, Pemiliknya Masih Misteri

Baca di App
Lihat Foto
University of New England/MW Moore
Penemuan alat batu di Sulawesi
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Arkeolog menemukan alat batu berusia berusia 1 hingga 1,48 juta tahun di situs dekat Kota Soppeng, Sulawesi Selatan.

Artefak ini menandai adanya kehidupan jauh sebelum pemukiman manusia berkembang di sana. Sebab, tercatat Homo sapiens bermukim di Sulawesi baru sejak 200.000 tahun lalu.

Arkeolog Universitas Griffith dan rekan penulis studi Adam Brumm menjelaskan bahwa alat batu tersebut memiliki tepian tajam yang berfungsi sebagai pemotong.

"Ini adalah serpihan batu sederhana dengan tepi tajam yang berguna sebagai alat pemotong dan pengikis serbaguna," kata dia, dikutip dari Live Science, Rabu (6/8/2025).

Penemuan alat batu tertua yang diterbitkan oleh Jurnal Nature pada Rabu (6/8/2025) ini menyisakan teka-teki mengenai siapa pemiliknya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Burung Moa Lebih Sulit Dibangkitkan Kembali Dibanding Serigala Purba, Kenapa?


Arkeolog cari petunjuk

Para arkeolog pun menelusuri seperangkat alat batu sebagai bukti kehidupan tertua di daerah Wallacea, pulau luas yang berada di antara benua Asia dan Australia.

Tercatat pada 2019 sampai 2022, mereka menemukan tujuh artefak batu sepanjang 1,4 meter di dalam tanah di samping fosil babi purba, di Calio, Sulawesi.

Adapun alat batu yang baru ditemukan terbuat dari rijang atau batuan sedimen keras dan berbutir halus, serta melalui proses pemukulan hingga tajam.

"Tidak ada jenis makhluk lain yang mampu memecahkan batu secara andal dengan memukulnya dengan sudut dan kekuatan yang tepat sehingga batu tidak retak," tutur Brumm.

Perkakas itu sendiri tidak dapat ditentukan tanggalnya secara langsung, tetapi bisa dihitung melalui usia sedimen dan fosil babi di sekitar alat itu.

"Sejauh ini, elemen kerangka manusia tertua yang ditemukan di pulau ini (Sulawesi) adalah fragmen rahang atas manusia modern yang berusia sekitar 25.000 hingga 16.000 tahun," tutur Brumm.

Baca juga: Jejak Kaki Neanderthal Ungkap Pola Makan Manusia Purba, Apa Saja Menunya?

Kemungkinan pemilik alat batu 1,48 tahun

Sekanjutnya, para peneliti mengumpulkan siapa saja yang diduga memiliki alat bantu tersebut.

Kemungkinan, alat batu tersebut dimiliki oleh kerabat manusia yang mendiami Sulawesi sebelum mencapai Pulau Luzon di utara dan Pulau Flores di selatan.

Apabil benar, hal ini berarti pemilik alat batu misterius tersebut adalah Homo luzonensis atau Homo floresiensis, yang seukuran manusia hobbit atau kerdil.

1. Homo florensiensis

Sebab, bukti paling awal pemukiman Flores sudah ada sejak 1,02 juta tahun yang lalu.

"Kami menduga hominin Flores awalnya berasal dari Sulawesi," ujar Brumm, dikutip dari ABC, Kamis (7/8/2025).

2. Homo luzonensi

Sementara itu, di Luzon, Filipina, yang terletak di utara Sulawesi, para arkeolog menemukan peralatan batu berusia 700.000 tahun dan tulang berusia 500.000 tahun.

Pemilik artefak tersebut adalah spesies purba yang dijuluki Homo luzonensis.

3. Homo erectus

Sementara itu, skenario yang paling mungkin berdasarkan rentang waktu adalah alat itu dibuat oleh Homo erectus.

Namun, spesies yang sudah punah sejak 100.000 tahun lalu ini bermukim di pulau Jawa.

Karena itu, dugaan ini menimbulkan pertanyaan lanjutan mengenai bagaimana mereka bisa sampai ke Sulawesi.

Sementara Jawa terhubung oleh daratan pada saat itu, berkat permukaan air laut yang lebih rendah selama zaman es,Sulawesi dan pulau-pulau lainnya masih terpisah oleh air dalam.

"Kami tidak berpikir, sejuta tahun yang lalu, mereka punya teknologi untuk membuat perahu," kata arkeolog di Universitas La Trobe yang tidak terlibat dalam penelitian baru tersebut, Andy Herries.

Baca juga: Situs Pemakaman Tertu a di Israel Ditemukan, Ada 5 Manusia Purba Meringkuk di Dalamnya

Para peneliti belum yakin spesies mana yang membuat alat tersebut walau lebih menduga Homo erectus yang mampu membuat alat transportasi entah dari mana.

"Sampai kita menemukan fosil spesies purba di Sulawesi, masih terlalu dini untuk menetapkan spesies mana sebagai pembuat alat," kata Brumm.

Walaupun tidak pasti, Brumm dan rekan-rekannya menduga manusia purba menggunakan alat batu tersebut untuk membuat alat kayu atau berburu makanan.

"Namun, sejauh ini, tidak ada tulang hewan yang ditemukan tim yang memiliki bekas sayatan atau tanda-tanda lain dari pemotongan hewan," imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi