KOMPAS.com - Ilmuwan forensik di Amerika Serikat (AS) berhasil mengidentifikasi tiga korban dari serangan teroris di kompleks World Trade Center (WTC) yang terjadi pada Selasa (11/9/2001).
Kepala pemeriksa medis New York, Dr. Jason Graham, mengumumkan dua nama korban pada Kamis (7/8/2025), hampir 24 tahun setelah tragedi yang mengguncang AS tersebut.
Pihak berwenang di Manhattan mengonfirmasi hal tersebut dan menjelaskan bahwa kemajuan dalam pengujian DNA memungkinkan para ilmuwan melakukan identifikasi tersebut.
Dengan penemuan ini, jumlah korban yang berhasil diidentifikasi menjadi 1.653 dari total 2.753 orang yang meninggal dunia.
Diketahui, pada 9 September 2001 silam, terjadi peristiwa pembajakan dua pesawat komersial yang akhirnya menabrak menara kembar WTC, New York, AS.
-detik Mencekam Tragedi Serangan 9/11, Rentetan Aksi Teror dalam 100 Menit
3 korban ditemukan
Dikutip dari The Guardian, Jumat (8/8/2025), Graham menyebut salah satu korban itu bernama Barbara Keating, yang berusia 72 tahun saat insiden tersebut terjadi. Ia berasal dari Palm Springs, California.
Keating adalah pekerja gereja dan pensiunan advokat disabilitas. Saat insiden terjadi, ia berada di pesawat American Airlines pada penerbangan 11 dari Boston ke Los Angeles.
Pesawat tersebut dibajak dan ditabrakkan ke menara utara WTC pada Selasa (11/9/2001) pukul 08.46 pagi waktu setempat.
Mary Arthen, sekretaris paroki Gereja St. Theresa tempat mereka bekerja bersama, menyebut penemuan identifikasi ini terasa pahit dan manis.
"Saya agak terkejut karena butuh waktu lama untuk mengenalinya. Dalam pikiran saya, dia meninggal hari itu. Itu masa yang sangat berat bagi gereja kami," ujarnya, dikutip dari The Guardian.
Arthen mengatakan, Keating adalah penyintas kanker payudara yang awalnya tidak ikut penerbangan tersebut, namun pulang lebih awal karena putrinya mengalami kecelakaan ringan.
"Dia bilang, ‘tentu saja’, lalu mendapat tiket untuk hari itu. Dia meninggalkan ‘lubang besar’ di komunitas gereja kami," kata Arthen.
Baca juga: Kisah Penyintas Tragedi 9/11: Lari Menuruni 81 Lantai, Terbakar Parah, dan Koma 3 Bulan
Korban kedua yang diidentifikasi adalah Ryan Fitzgerald (26) dari Floral Park, New York. Ia adalah seorang pedagang mata uang asing yang bekerja di lantai 94 menara selatan.
Penerbangan United Airlines 175 dari Boston ke Los Angeles menabrak gedung tempatnya bekerja pada pukul 09.03 pagi waktu setempat.
Paul (61), putra Keating, mengatakan keluarga awalnya tidak berharap DNA ibunya ditemukan karena panas ledakan.
“Sekarang, 24 tahun kemudian, masih ada orang-orang yang bekerja tanpa lelah untuk kami. Itulah hal yang luar biasa. Kami tahu mereka tidak akan berhenti sampai setiap korban berhasil diidentifikasi,” ujarnya.
Sementara itu, korban ketiga adalah seorang wanita muda yang namanya tidak disebutkan.
Baca juga: Mengenal Tragedi Serangan 9/11, Pembajakan Pesawat yang Menelan Lebih dari 3.000 Korban Jiwa
Perkembangan teknologi DNA
Graham menjelaskan bahwa kemajuan teknologi DNA, termasuk otomatisasi yang memudahkan ilmuwan forensik mengekstrak sampel dari fragmen tulang, turut memungkinkan identifikasi korban.
Saudara laki-laki dan perempuan Keating sebelumnya telah memberikan sampel DNA mereka tiga tahun lalu, setelah para ilmuwan menemukan sikat rambut yang diyakini milik ibu mereka.
Menurut New York Times, para peneliti telah menyimpan 22.000 bagian tubuh yang ditemukan dari reruntuhan, dengan 1.100 korban masih belum teridentifikasi.
"Hampir 25 tahun setelah bencana di World Trade Center, komitmen kami untuk mengidentifikasi orang-orang hilang dan mengembalikan mereka kepada orang-orang terkasih tetap teguh," ujar Graham dalam pernyataannya.
Nama Fitzgerald dan Keating termasuk di antara 2.983 nama yang terukir pada tugu peringatan 9/11 di New York, yang dibangun di lokasi bekas menara kembar.
Tugu ini juga mengenang korban serangan di Pentagon dan kecelakaan pesawat yang dibajak di Shanksville, Pennsylvania, pada hari yang sama, serta enam korban pengeboman WTC di tahun 1993.
Wali Kota New York, Eric Adams, berjanji untuk terus mengidentifikasi setiap korban.
"Rasa sakit kehilangan orang terkasih dalam serangan teror 11 September masih terasa hingga beberapa dekade terakhir, tetapi dengan tiga identifikasi baru ini, kami mengambil langkah maju dalam menghibur anggota keluarga yang masih berduka atas hari itu," ujarnya.
Baca juga: 5 Teori Konspirasi di Balik Serangan 9/11, Benarkah AS Terlibat?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.