KOMPAS.com - Germanwings 9525 menabrak lereng Pegunungan Alpen, Perancis pada 24 Maret 2015 dan menewaskan 150 orang.
Germanwings 9525 adalah penerbangan terjadwal dari Barcelona, Spanyol menuju Dusseldorf, Jerman.
Pesawat dalam penerbangan itu dipiloti oleh Kapten Patrick Sondenheimer dan ditemani oleh kopilot Andreas Lubitz.
Hasil investigasi yang diperoleh dari perekam kokpit atau black box pun mengungkapkan percakapan terakhir pilot dan kopilot sebelum menabrak lereng Alpen.
Baca juga: 10 Kecelakaan Besar Air India Sepanjang Sejarah, Terbaru pada 12 Juni 2025
Percakapan terakhir di kokpit Germanwings 9525
Dikutip dari LadBible (7/5/2025), penerbangan Germanwings 9525 melakukan lepas landas dari Barcelona sekitar pukul 10.00 waktu setempat.
Lubitz terdengar memberitahu Sondenheimer bahwa dia siap mengambil alih kendali kapan saja.
Setengah jam setelah lepas landas, Germanwings 9525 melakukan kontak terakhir dengan pengatur lalu lintas udara (ATC).
Lubitz terdengar mengatakan kepada kaptennya “Anda bisa pergi sekarang”. Pada saat itulah Sondenheimer keluar dari kokpit untuk menggunakan toilet.
Baca juga: Kisah EgyptAir 990, Terjun Bebas ke Samudra Atlantik, Kopilot Disebut Sengaja Jatuhkan Pesawat
Sebelum itu, Sondenheimer memberitahu Lubitz bahwa ia mengendalikan komunikasi radio. Kemudian pintu kokpit terdengar tertutup.
Pada titik ini, Lubitz mengubah ketinggian Penerbangan 9525 dan mengabaikan upaya komunikasi dari pengatur lalu lintas udara saat pesawat turun.
Lubitz tetap diam sepanjang sisa penerbangan, sementara Sondenheimer terdengar menggedor pintu kokpit dan mencoba untuk membukanya.
Selain itu, Lubitz juga telah mengabaikan kode akses darurat yang memungkinkan awak pesawat mengakses kokpit, artinya ia terkunci sendirian di dalam.
Sondenheimer pun semakin putus asa, dia terdengar berteriak “buka pintu sialan ini” sambil berusaha mendobrak pintu.
Pada detik-detik terakhir rekaman, penumpang terdengar berteriak sebelum penerbangan Germanwings 9525 menabrak lereng gunung Alpen.
Dilansir dari BBC (23/3/2017), pesawat menabrak gunung dengan kecepatan 700 kilometer per jam (700 km/jam).
Baca juga: Kisah Pesawat Iran Air 655, Ditembak Rudal AS dan Hancur di Angkasa, 290 Orang Tewas
Kopilot menderita depresi berat dan tak layak terbang
Setelah kecelakaan, terungkap bahwa Lubitz menderita depresi parah dan kecenderungan bunuh diri.
Dia sebetulnya telah dinyatakan tidak layak terbang oleh dokternya. Namun, ia menyembunyikan informasi ini dari perusahaan.
Seorang mantan pacar Lubitz mengingat pernyataan yang dibuat oleh sang kopilot tersebut.
“Suatu hari nanti, aku akan melakukan sesuatu yang akan mengubah seluruh sistem, dan kemudian semua orang akan mengenal namaku dan mengingatnya,” kata Lubitz.
Mantan pacar Lubitz pun menyampaikan bahwa ada hubungannya antara kecelakaan tersebut dan pernyataan itu.
“Saya tidak pernah tahu apa yang dia maksud, tapi sekarang semuanya jadi jelas,” tuturnya.
Penyelidikan terhadap insiden tersebut menyimpulkan bahwa kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan disengaja yang disebabkan oleh kopilot Andreas Lubitz, yang memicu revisi aturan mengenai pilot yang berada sendirian di kokpit.
Sementara keluarga Lubitz menolak laporan akhir mengenai penyebab kecelakaan tersebut dan mengeklaim bahwa dia telah pingsan sebelum kecelakaan Germnwings 9525.
Baca juga: Kata-kata Terakhir Pilot MH370, Pesawat Malaysia Airlines yang Hilang Tanpa Jejak sejak 2014
Layanan konseling
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia berikut ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.