KOMPAS.com - Suleiman Obeid (41), legenda sepak bola Palestina yang dijuluki “Pele Palestina”, tewas dalam serangan Israel ketika sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Gaza selatan.
Menurut laporan ABC News, Minggu (10/8/2025) Suleiman Obeid meninggal setelah ditembak pasukan Israel yang menyerang warga Palestina saat mereka menanti penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza selatan.
Pasukan Pertahanan Israel belum memberikan tanggapan terkait kematian Obeid.
Dikenal dengan julukan “Gazelle”, “Mutiara Hitam”, dan “Pele Palestina” yang mengacu pada legenda sepak bola Brasil, Obeid dikenang oleh Asosiasi Sepak Bola Palestina sebagai sosok bintang lapangan hijau.
Lantas, seperti apa kisah dan kiprah Obeid hingga dijuluki "Pele Palestina"?
Baca juga: Investigasi The Guardian: Microsoft Dukung Militer Israel Awasi Warga Palestina
Kisah Obeid "Pele Palestina" yang ditembak tentara Israel
Menurut Asosiasi Sepak Bola Palestina, legenda sepak bola Palestina itu gugur pada Rabu (6/8/2025) saat tentara Israel menyerang kerumunan warga yang berkumpul di sekitar pusat distribusi bantuan.
Julukan “Pele Palestina” disematkan kepadanya berkat kemampuannya dalam mengolah "si kulit bundar", terinspirasi dari maestro sepak bola Brasil yang dianggap salah satu pemain terbaik dunia dengan nama asli Edson Arantes do Nascimento.
Sepanjang kariernya, Obeid mencetak lebih dari 100 gol, menjadikannya salah satu bintang paling bersinar dalam sejarah sepak bola Palestina.
Baca juga: Malta Deklarasikan Bakal Mengakui Negara Palestina pada September 2025
Ia mengawali karier profesional bersama klub Khadamat al-Shati di Gaza, lalu memperkuat Klub Pusat Pemuda Al Amari di Tepi Barat.
Di level internasional, Obeid tampil 24 kali untuk tim nasional Al-Fida’i, mencetak dua gol, termasuk gol spektakuler dengan tendangan gunting ke gawang Yaman pada Kejuaraan Federasi Sepak Bola Asia Barat 2010.
Kepergiannya meninggalkan seorang istri dan lima anak.
Asosiasi Sepak Bola Palestina mencatat, kematian Obeid menambah jumlah atlet dan keluarganya yang gugur di Jalur Gaza sejak dimulainya perang menjadi 662 orang.
Dari total itu, korban yang berkaitan langsung dengan dunia sepak bola mencapai 321 orang, termasuk pemain, pelatih, wasit, pengurus klub, dan anggota dewan.
Baca juga: Peta Global Pengakuan Palestina, Mana Negara yang Akui dan Tolak?
Bantuan Terhambat, Korban Kelaparan Terus Bertambah
Dilansir dari Aljazeera, Kamis (7/8/2025) insiden yang merenggut nyawa Obeid terjadi di tengah krisis kelaparan yang kian memburuk di Gaza.
Sumber medis mengatakan, setidaknya 18 orang tewas pada hari yang sama saat berusaha mendapatkan bantuan.
Sejak pusat distribusi bantuan milik Yayasan Kemanusiaan Gaza yang kontroversial mulai beroperasi pada akhir Mei, lebih dari 1.300 warga Palestina dilaporkan tewas di sekitar lokasi pembagian bantuan tersebut.
Sementara, total korban tewas karena kekurangan pangan sejak pecahnya perang pada Oktober 2023 telah mencapai 197 orang, di antaranya 96 anak.
Sebagian besar kematian ini terjadi dalam beberapa pekan terakhir, seiring ketatnya pembatasan Israel terhadap masuknya pasokan bantuan ke wilayah yang terisolasi itu.
Baca juga: Daftar Negara yang Sudah Resmi Akui Palestina sebagai Negara, Ada Berapa Banyak?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.