Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Demografi di Jepang, Angka Kematian 1 Juta Lebih Tinggi dari Kelahiran

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/ Evgeny Tchebotarev
Ilustrasi Jepang. Jepang tengah menghadapi krisis demografi terburuk sepanjang sejarah
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Jepang tengah menghadapi krisis demografi terburuk sejak pencatatan pemerintah dimulai pada 1968. 

Tahun 2024, angka kematian tercatat hampir satu juta lebih banyak dibanding angka kelahiran.

Fenomena krisis demografi ini menjadikannya penurunan populasi tahunan paling tajam dalam sejarah modern negara itu. 

Dikutip dari BBC, Jumat (8/8/2025), Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyebutkan, fenomena ini sebagai quiet emergency atau “darurat yang tenang” seraya menjanjikan kebijakan ramah keluarga, mulai dari penitipan anak gratis hingga jam kerja fleksibel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini menggambarkan situasi penurunan populasi dan penuaan penduduk yang berjalan perlahan namun konsisten, sehingga bahayanya terasa “senyap” tapi dampaknya bisa sangat besar di masa depan.

Namun, berbagai insentif yang telah digulirkan selama bertahun-tahun, seperti subsidi perumahan dan cuti orang tua berbayar, belum mampu membalikkan tren rendahnya angka kelahiran. 

Baca juga: Warga Tertua Berusia 114 Tahun di Jepang Bagikan Rahasia Umur Panjangnya, Apa Itu?

Populasi di Jepang menyusut tajam

Data terbaru Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi mencatat, hanya 686.061 bayi lahir, angka tersebut terendah sejak 1899.

Sementara, hampir 1,6 juta orang meninggal pada periode yang sama. Itu berarti, untuk setiap bayi yang lahir, lebih dari dua warga Jepang meninggal dunia.

Akibat adanya krisis demografi, populasi Negeri Sakura menyusut menjadi 124,33 juta orang. 

Tren ini menandai penurunan selama 16 tahun berturut-turut sekaligus menjadi yang paling tajam sejak pencatatan pembanding dimulai pada 1950. 

Kondisi tersebut memicu kekhawatiran serius terhadap ketersediaan tenaga kerja, ketahanan ekonomi, hingga keamanan nasional.

Baca juga: Ramalan Tsunami Juli 2025 Muncul di Manga Lama Jepang Terbitan 1999? Ini Faktanya

WNA di Jepang justru meningkat

Dikutip dari Independent, Jumat (8/8/2025), meski jumlah penduduk asli terus merosot, populasi warga asing justru mencetak rekor tertinggi.

WNA di Jepang mencapai 3,6 juta orang atau 3 persen dari total populasi per 1 Januari 2025.  Fenomena ini berjalan seiring dengan melonjaknya jumlah kota dan desa yang kian sepi.

Hampir empat juta rumah telah ditinggalkan dalam dua dekade terakhir. Jepang juga menghadapi tantangan penuaan penduduk.

Hampir tiga dari sepuluh warga kini berusia 65 tahun ke atas. 

Baca juga: Ahli Jelaskan Alasan Gempa M 8,8 di Rusia Tak Sebabkan Tsunami Besar seperti di Jepang pada 2011

Proyeksi pada 2070 bahkan memperkirakan empat dari sepuluh penduduk akan berada di kelompok usia tersebut, sedangkan total populasi bisa menyusut menjadi 87 juta jiwa.

Kebijakan layanan penitipan anak gratis guna membantu pasangan menyeimbangkan pekerjaan dan pengasuhan dinilai para ahli belum efektif.

Hal ini terutama untuk membalikkan tren rendahnya angka kelahiran, karena sebagian besar hanya menargetkan pasangan menikah.

Sementara itu, semakin banyak generasi muda memilih menunda atau bahkan menolak pernikahan dan memiliki anak, dipengaruhi prospek kerja yang suram.

Kondisi tersebut juga dipicu oleh faktor biaya hidup yang tinggi, serta budaya kerja yang memberi tekanan berat bagi perempuan dan ibu pekerja.

Baca juga: Perusahaan Jepang Produksi Toilet yang Bisa Scan Tinja Manusia

sumber:

https://www.independent.co.uk/asia/japan/japan-million-deaths-population-birth-rate-b2804185.html

https://www.bbc.com/news/articles/c74dnzr4jdvo

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi