KOTA KINABALU – Jenazah Zara Qairina Mahathir (13), siswi kelas 1 SMP di sebuah sekolah agama di Distrik Papar, kembali dimakamkan di Kampung Mesapol, Sipitang, Malaysia, pada Senin (11/8/2025) sekitar pukul 01.45 waktu setempat.
Itu adalah sekitar 30 jam setelah makam Zara Qairina dibongkar untuk keperluan autopsi.
Prosesi pemakaman dilakukan di Pemakaman Islam Tanjung Ubi, tempat Zara sebelumnya dimakamkan pada 17 Juli lalu.
Baca juga: Malaysia Tengah Dihebohkan dengan Kematian Zara Qairina, Siapa Dia?
Sebagaimana dilansir Malay Mail, meski diguyur hujan ringan, keluarga, kerabat, dan warga tetap hadir untuk memberikan penghormatan terakhir.
Sebelumnya, tim forensik melakukan autopsi selama delapan jam pada Minggu (10/8/2025) mulai pukul 11.00 hingga 19.30 di RS Queen Elizabeth I.
Pembongkaran makam dilakukan pada Sabtu (9/8/2025) malam atas perintah Kejaksaan Agung Malaysia sebagai bagian dari penyelidikan penyebab kematian Zara Qairina
Zara ditemukan tak sadarkan diri di dekat selokan, tidak jauh dari asrama sekolahnya, pada 16 Juli dini hari.
Ia meninggal sehari kemudian akibat luka yang diderita. Sejauh ini, kepolisian Sabah belum menyampaikan langkah lanjutan penyidikan.
Pengacara keluarga, Shahlan Jufri, mengatakan autopsi dilakukan secara transparan dan penuh integritas.
Namun, hasilnya tidak dapat diumumkan karena masih dalam proses penyelidikan dan hanya akan dibuka di pengadilan bila Kejaksaan Agung memerintahkan sidang pemeriksaan kematian (inquest).
Baca juga: Penyebab Kematian Zara Qairina di Malaysia Masih Jadi Misteri, Picu Gelombang Spekulasi
Kementerian Pendidikan Malaysia tegaskan tak akan toleransi bullying
Di Kuala Lumpur, Wakil Menteri Pendidikan Malaysia Wong Kah Woh menegaskan pihaknya tidak akan berkompromi terhadap kasus perundungan (bullying) di sekolah.
Ia juga membantah tudingan bahwa Kementerian berusaha melindungi pihak-pihak tertentu dalam kasus kematian Zara Qairina.
“Kementerian tidak pernah dan tidak akan melindungi siapa pun yang terlibat,” ujarnya di sidang Parlemen pada Senin.
Sebagaimana diberitakan The Star, ia berkata demikian saat menanggapi pertanyaan anggota parlemen Malaysia Tan Sri Shafie Apdal terkait langkah perlindungan siswa dan penegakan keadilan dalam kasus Zara Qairina.
Wong mengatakan, Kementerian siap bekerja sama penuh dengan kepolisian dalam penyelidikan, serta telah memiliki pedoman dan surat edaran untuk menangani disiplin dan mencegah bullying di sekolah.
Tagar #JusticeforZara terus menggema
Sementara itu di Labuan, The Star melaporkan pada Senin, lebih dari 3.000 orang menghadiri aksi solidaritas menuntut keadilan bagi Zara Qairina.
Aksi ini digelar di Labuan Food Court bersamaan dengan acara Labuan Bike, diprakarsai Kelab Wanita Sejahtera dan dipimpin anggota Majelis Tertinggi UMNO, Datuk Mohd Rafi Ali Hassan.
Acara ini menjadi momen langka karena menghadirkan tokoh politik lintas partai, termasuk PKR dan Warisan, yang berorasi menyerukan kebenaran, keadilan, dan penghentian kekerasan terhadap anak.
Banyak peserta mengenakan pakaian hitam dan membawa poster bertuliskan "#JusticeforZara" serta “Stop Bullying”.
Baca juga: Penyanyi Malaysia Terkena Stroke usai Makan 7 Durian Sehari Sebelumnya
“Ini bukan sekadar isu politik atau sosial, tapi isu kemanusiaan. Kita berdiri bersama menuntut keadilan untuk Zara,” kata Mohd Rafi.
Kasus Zara masih dalam tahap penyelidikan, dengan autopsi terbaru diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti kematiannya.
Publik mendesak agar kasus ini ditangani secara transparan dan tanpa pandang bulu.
Sebelumnya, sempat muncul narasi bahwa kematian Zara Qairina dikaitkan dengan anak petinggi Malaysia yang diduga sebagai pelaku perundungan.
Meski demikian, Pemerintah Malaysua telah meminta masyarakat untuk tak sembarangan memberikan tuduhan.
PM Anwar Ibrahim juga telah angkat bicara soal kasus kematian Zara Qairina. Pada Minggu (3/8/2025), ia menegaskan bahwa tidak akan ada pihak yang dilindungi dalam proses penyelidikan kasus Zara.
Ia telah memerintahkan Kepala Kepolisian Malaysia dan Jaksa Agung untuk melakukan investigasi menyeluruh.
"Siapa pun yang terkait dengan kematiannya atau berkonspirasi dengan mereka yang terlibat tidak akan menerima perlindungan. Tapi jangan menuduh orang lain tanpa bukti," tegas Anwar pekan lalu, dikutip dari The Star.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.