KOMPAS.com - Otak manusia biasanya menyusut seiring bertambahnya usia, memengaruhi kemampuan mengingat.
Namun, ada kelompok langka yang dikenal sebagai "SuperAger".
Dilansir dari CNN, Jumat (8/8/2025), SuperAger adalah orang berusia di atas 80 tahun yang daya ingatnya setara, atau bahkan lebih baik, dibanding mereka yang berusia 50 atau 60 tahun.
Salah satu SuperAger yang ditemui oleh CNN adalah Carol Siegler, warga Palatine, pinggiran Chicago, Amerika Serikat (AS).
Baca juga: 5 Kebiasaan untuk Tingkatkan Daya Ingat, Lakukan Rutin agar Tidak Mudah Lupa
Kisah beberapa lansia yang termasuk SuperAger
Pada 2025, Siegler telah berusia 88 tahun. Meski berusia hampir 90 tahun, namun ia telah memenangkan beberapa kejuaraan terkait daya ingat di kelompok usianya.
Pada 2019, atau saat Siegler berusia 82 tahun, ia telah menjuarai Turnamen Teka-Teki Silang Amerika untuk kelompok usianya.
Kemudian, ia dua kali lolos audisi acara kuis Jeopardy! pada tahun 2022, sebelum pandemi Covid-19 menyerang.
"Saya sudah dua kali mengikuti audisi 'Jeopardy!' dan berhasil dengan baik sehingga diundang ke audisi langsung. Lalu, Covid melanda," kata Siegler.
Dalam keseharian, Siegler masih aktif dan bugar.
Dikutip dari NBC News, Kamis (7/8/2025), selain Siegler, wanita bernama Sel Yackley (85) juga termasuk dalam kelompok SuperAger.
Baca juga: 6 Manfaat Minum Kopi Hitam, Tingkatkan Daya Ingat dan Cegah Kanker
Meski usianya tidak lagi muda, namun Yackley tetap aktif membuat perhiasan, benyanyi di paduan suara, berolahraga, dan bergabung dalam berbagai kegiatan sosial.
Ia juga melakukan tes memori dan hasilnya menunjukkan kemampuan daya ingatnya setara dengan orang berusia 50-an.
Menurut Yackley, kemampuan khususnya itu dimilikinya dari faktor genetik, mengingat orangtuanya dulu hidup hingga usia 86 dan 88 tahun.
Tetapi, ia meyakini semangat hidup dan keterlibatan dalam kegiatan yang membanggakan juga menjaga pikirannya tetap tajam.
"Kita akan menjadi panutan bagi orang lain yang semakin tua," kata Yackley.
"Jaga kesehatan kalian, makan dengan benar, dan bersosialisasilah," lanjut dia.
Baca juga: 5 Kebiasaan Ini Bisa Membuat Daya Ingat Menurun, Apa Saja?
Kata Ilmuwan terkait SuperAger
Penelitian tentang SuperAger dilakukan oleh seorang profesor madya psikiatri dan ilmu perilaku di Program SuperAging Universitas Northwestern, Tamar Gefen.
Dalam penelitiannya, ia mempelajari 113 partisipan.
Pastisipan ini berada dalam kategori berusia di atas 80 tahun dan menjalani tes kognitif yang ekstensif.
"Kami telah menyaring hampir 2.000 individu yang kemungkinan mengalami SuperAger dan kurang dari 10 persen memenuhi kriteria tersebut," kata Gefen.
Ia menjelaskan, dalam 25 tahun terakhir, sekitar 300 orang telah diteliti, dan 80 di antaranya mendonorkan otak mereka.
Menurut Gefen, salah satu temuan penting adalah SuperAger memiliki ciri utama, seperti aktif bersosialisasi, menghargai kemandirian, dan memiliki rasa otonomi yang kuat.
Hal ini menarik karena isolasi dapat meningkatkan risiko demensia, sedangkan tetap aktif secara sosial diketahui dapat melindungi otak.
Baca juga: 7 Makanan untuk Meningkatkan Daya Ingat, Apa Saja?
Selain itu, gaya hidup sehat bukanlah faktor tunggal penentu SuperAger.
"Ada SuperAger yang mengidap penyakit jantung, diabetes, bahkan rutin mengonsumsi alkohol, namun tetap mempertahankan kemampuan kognitif yang prima," kata Gefen.
Penelitian menunjukkan otak para lansia SuperAger memiliki korteks cingulate lebih tebal dan kekusutan protein tau tiga kali lebih sedikit dibanding orang seusianya.
Protein tau yang terbentuk secara abnormal ini menjadi salah satu tanda utama Alzheimer.
"Pada penyakit Alzheimer, tau juga menargetkan neuron-neuron utama sistem kolinergik, yang bertanggung jawab untuk mempertahankan perhatian kita dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hal itu tidak terjadi pada otak seorang SuperAger," kata Gefen.
Area otak seperti korteks entorhinal dan hipokampus lansia SuperAger juga terjaga dengan baik.
Neuron di area ini berukuran besar, sehat, dan utuh, bahkan melebihi ukuran neuron orang berusia 30-an.
Hal ini diduga berperan dalam mempertahankan fungsi memori dan pembelajaran di usia lanjut.
Baca juga: Ramai soal Vitamin B Kompleks Bisa Membantu Daya Ingat dan Konsentrasi, Benarkah? Ini Penjelasannya
Selain itu, sistem imun otak mereka tampak lebih adaptif.
SuperAger memiliki kadar mikroglia aktif yang setara dengan orang berusia 30 hingga 50 tahun, yang berarti peradangan di otak mereka lebih rendah.
Hal ini bisa menunjukkan otak mereka lebih efisien dalam membersihkan penyakit atau racun.
Meski faktor genetik berperan, para peneliti menekankan bahwa interaksi antara gen dan lingkungan juga penting.
Ke depan, strategi pencegahan atau pengobatan Alzheimer kemungkinan memerlukan pendekatan kombinasi yang dipersonalisasi. Satu hal yang pasti, studi SuperAger membuka peluang baru untuk memahami penuaan otak yang sehat.
Baca juga: Sering Lupa? Ini Cara Meningkatkan Daya Ingat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.