Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasad Ilmuwan Inggris yang Tewas di Antarktika pada 1959 Ditemukan Setelah 66 Tahun

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY
Ilustrasi es Antartika. Jasad ilmuwan Inggris, Dennis Bell yang hilang dalam ekspedisi di Antarktika pada 1959 akhirnya berhasil ditemukan setelah 66 tahun pencarian.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sisa-sisa tulang dari seorang ilmuwan Inggris, Dennis Bell, yang tewas dalam kecelakaan tragis di Antarktika pada 1959 ditemukan di gletser yang mencair.

Penemuan itu terjadi pada Januari 2025 oleh tim ekspedisi Antarktika asal Polandia, yang menemukan jasad Bell bersama barang-barang pribadinya seperti jam tangan, radio, dan pipa rokok.

Kini, dia telah diidentifikasi secara resmi sebagai Dennis "Tink" Bell, yang jatuh ke dalam jurang pada usia 25 tahun saat bekerja untuk organisasi yang kini menjadi British Antarctic Survey.

"Saya sudah lama menyerah untuk menemukan saudara saya. Sungguh luar biasa, menakjubkan. Saya tak bisa melupakannya," ujar David Bell, 86 tahun, dikutip dari BBC, Senin (11/8/2025).

Baca juga: Muncul Narasi Kalimantan Bergerak 7 Cm Tiap Tahun Dekati Pulau Jawa, Ini Kata Peneliti BRIN

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Jasad Bell ditemukan setelah 66 tahun

Pada 26 Juli 1959, Dennis Bell melakukan survei geologi bersama surveyor Jeff Stokes, meteorolog Ken Gibson, dan ahli geologi Colin Barton dengan bantuan dua kereta luncur yang ditarik anjing.

Saat anjing-anjing mulai kelelahan, Bell berjalan lebih dulu untuk memberi semangat, namun ia terperosok ke dalam lubang di jembatan gletser yang rapuh.

Upaya penyelamatan segera dilakukan, dan Bell masih hidup setelah jatuh. Namun, ia kemudian meninggal dan jasadnya tidak pernah berhasil ditemukan.

Kini, 66 tahun kemudian, British Antarctic Survey mengumumkan bahwa mereka telah menemukan sisa-sisa jasad Dennis Bell di antara bebatuan yang muncul akibat mencairnya Gletser Ecology.

“Konfirmasi bahwa sisa-sisa yang ditemukan di Gletser Ecology adalah milik Dennis ‘Tink’ Bell merupakan momen yang mengharukan sekaligus penting bagi kami semua di British Antarctic Survey,” ujar Direktur British Antarctic Survey, Profesor Dame Jane Francis, dikutip dari IFL Science, Senin.

“Dennis adalah salah satu dari banyak personel FIDS yang berani berkontribusi pada awal penelitian dan eksplorasi Antarktika di tengah kondisi yang luar biasa keras. Meskipun ia telah tiada sejak 1959, kenangannya tetap hidup di antara rekan-rekan dan dalam warisan riset kutub. Penemuan ini menutup misteri puluhan tahun dan mengingatkan kita akan kisah-kisah manusia yang terpatri dalam sejarah ilmu pengetahuan Antarktika," tambahnya.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Bentang Alam Purba di Bawah Es Antarktika, Bisa Bantu Prediksi Dampak Pemanasan Global

Pertama kali ditemukan pada 19 Januari 2025

Sisa-sisa jasad Bell pertama kali ditemukan pada 19 Januari 2025 oleh tim dari Henryk Arctowski Polish Antarctic Station di Pulau King George.

Mereka membawa sebagian temuan ke stasiun untuk penyelidikan lanjutan pada 9–13 Februari 2025.

Investigasi menemukan lebih banyak fragmen tulang dan lebih dari 200 barang pribadi, termasuk peralatan radio, senter, dan jam tangan bertuliskan ukiran.

Sisa-sisa manusia tersebut kemudian diuji DNA dan dibandingkan dengan sampel dari saudara kandung Dennis Bell yang masih hidup, David Bell dan Valerie Kelly.

Tes DNA menunjukkan bahwa jasad yang ditemukan memiliki kemungkinan lebih dari satu miliar kali lipat memiliki hubungan keluarga dengan David Bell dibandingkan tidak.

Hasil ini mengonfirmasi bahwa setelah 65 tahun sejak kecelakaan fatalnya, jasad Dennis Bell akhirnya berhasil diidentifikasi.

Kisah hilangnya Bell pernah diceritakan oleh mantan Direktur British Antarctic Survey, Sir Vivian Fuchs, dalam bukunya Of Ice and Men.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi