Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populasi Badak Jawa Semakin Menyusut, Kini Tersisa 50 Ekor di Ujung Kulon

Baca di App
Lihat Foto
Dok. KLHK
Anakan badak jawa yang baru lahir direkam dalam kamera jebak di TN Ujung Kulon.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Populasi badak di seluruh dunia masih berada di bawah bayang-bayang ancaman serius.

Hal ini disebabkan oleh hilangnya habitat, perburuan liar demi perdagangan ilegal, hingga gangguan ekologi yang memengaruhi ketersediaan makanan. 

Sebagaimana diberitakan IFL Science, Senin (11/8/2025), sebuah laporan terbaru memaparkan spesies badak yang populasinya perlahan meningkat dan spesies yang menunjukkan tren mengkhawatirkan.

Di Indonesia sendiri populasi badak menunjukkan angka yang mengkhawatirkan karena terancam punah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ilmuwan Afrika Selatan Suntikkan Zat Radioaktif ke Cula Badak untuk Mengerem Perburuan Liar

Populasi badak Sumatera, mamalia besar paling terancam di dunia, stagnan di angka 34 hingga 47 ekor sejak 2022. 

Di Jawa, kondisinya lebih parah. Populasi badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) di Taman Nasional Ujung Kulon diperkirakan merosot dari 76 menjadi hanya sekitar 50 ekor. 

Penurunan ini dikaitkan dengan perburuan liar dan invasi pohon palem aren (Arenga obtusifolia) yang mengganggu ketersediaan pakan alami.

Baca juga: Keberhasilan Hamil Bayi Tabung Badak Pertama di Dunia Cegah Kepunahan

Badak Jawa terancam punah

Dikutip dari IFAW, badak Jawa kini menjadi salah satu satwa paling terancam punah di dunia sekaligus yang paling langka dari lima spesies badak yang tersisa. 

Dahulu, mereka dapat ditemukan di Asia Selatan hingga Asia Tenggara. Namun, kini seluruh populasinya hanya bertahan di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Indonesia.

Dikenal juga sebagai badak bercula satu kecil, ukurannya lebih mungil dibandingkan kerabat dekatnya, badak India (Rhinoceros unicornis) yang dijuluki badak bercula satu besar. 

Perbedaan utama terletak pada bentuk kepala yang lebih kecil dan jumlah lipatan kulit yang lebih sedikit.

Baik jantan maupun betina, keduanya memiliki gigi seri bawah menyerupai gading yang kadang digunakan untuk bertarung. Namun, hanya jantan yang memiliki cula kecil berwarna hitam di ujung moncongnya. 

Baca juga: Kelahiran Bayi Delilah Tambah Populasi Badak Sumatera, Spesies yang Hanya Ada di Indonesia

Hal ini membuat betina badak Jawa menjadi satu-satunya badak dewasa di dunia yang benar-benar tidak bercula.

Karena sulit diukur langsung di alam liar, para ahli memperkirakan badak Jawa dapat mencapai panjang 3,2 meter dan berat hingga 2,3 ton. 

Anak badak lahir dengan bobot 40–64 kilogram, seukuran anjing besar. Betina melahirkan setiap empat hingga lima tahun sekali, setelah masa kehamilan panjang selama 16 bulan.

Meski bertubuh besar, badak Jawa memiliki kemampuan memanjat dan berenang yang mengagumkan. 

Keterampilan ini memudahkan mereka menjelajahi rawa, hutan tropis, dan semak lebat. 

Saat mencari makan, jantan memanfaatkan culanya untuk merobohkan tanaman atau membuka jalur di vegetasi padat.

Baca juga: Bayi Badak Sumatera Lahir di Taman Way Kambas, Kini Total Ada 9 Ekor

Sebagai megaherbivora, badak Jawa memakan tunas, ranting, buah, semak, rumput tinggi, dan dedaunan. 

Mereka tercatat mengonsumsi lebih dari 100 jenis tumbuhan, menjadikannya pemakan paling adaptif di antara semua spesies badak.

Setiap hari, badak Jawa menghabiskan sekitar 50 kilogram tumbuhan. 

Aktivitas makan ini membantu membuka ruang bagi tumbuhan baru, menjaga kesehatan hutan, serta meningkatkan kemampuannya menyimpan karbon dan memproduksi oksigen. 

Melalui kotorannya, mereka turut menyebarkan biji-bijian, mendukung pertumbuhan vegetasi baru, dan memperkuat keanekaragaman hayati di kawasan hutan.

Baca juga: Kisah Sudan, Badak Putih Utara Jantan Terakhir di Bumi

Populasi badak di dunia

Dari dua spesies badak yang hanya ditemukan di Afrika, yaitu badak putih dan badak hitam, data menunjukkan perkembangan yang berbeda. 

Jumlah badak hitam mengalami kenaikan dari 6.195 menjadi 6.788 ekor. 

Sebaliknya, populasi badak putih menurun dari 15.942 menjadi 15.752 ekor sejak 2021.

Meski ada peningkatan jumlah badak hitam, situasi di Afrika Selatan, negara dengan populasi badak terbanyak di dunia, tetap mengkhawatirkan. 

Kelompok badak di sana terlalu kecil untuk menjamin keberlangsungan populasi dalam jangka panjang. 

“Populasi yang lebih besar lebih mampu bertahan dari kerugian akibat perburuan liar dan bencana alam,” ujar Direktur Eksekutif International Rhino Foundation (IRF), Nina Fascione. 

Baca juga: Detik-detik Badak di India Serang Mobil Jip Pengunjung hingga Terguling

IRF, lanjutnya, mengelola African Rhino Range Expansion Project untuk membentuk populasi badak yang lebih besar sebagai benteng melawan ancaman tersebut.

Di Asia, kabar baik datang dari badak bercula satu besar (Greater One-Horned Rhino) yang kini berstatus “Rentan” menurut IUCN. 

Populasinya naik dari 4.014 menjadi 4.075 ekor, dengan habitat utama di India dan Nepal. 

IUCN mencatat, jumlah spesies ini telah meningkat konsisten selama satu abad terakhir, dari 3.588 ekor pada 2018 hingga angka terkini.

Laporan ini memperkirakan total populasi badak liar di seluruh dunia mencapai 26.700 ekor, tidak termasuk yang berada di kebun binatang atau dimiliki secara pribadi. 

Meski ada kabar positif dari sebagian spesies, perburuan liar masih menjadi ancaman utama.

“Laporan ini memberikan gambaran beragam sebagian badak menunjukkan pemulihan, tetapi sebagian besar masih terancam. Untuk benar-benar menyelamatkan badak, kita harus menghentikan krisis perburuan liar dan memperkuat pengelolaan biologis,” tegas Fascione.

Baca juga: Spesifikasi Badak 6x6 Pindad, Alutsista Baru TNI AD Dilengkapi Baja Antipeluru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi