Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jambi Alami Hujan Es di Musim Kemarau, Begini Penjelasan BMKG

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Ilustrasi Fenomena Hujan Es
|
Editor: Intan Maharani

KOMPAS.com - Baru-baru ini, hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Kuala Tungkal, Jambi menjadi sorotan di media sosial.

Pada Selasa (12/8/2025), Kota Kuala Tungkal mengalami hujan es disertai angin kencang. Akibatnya, beberapa rumah rusak dan pohon tumbang. 

Sebuah video di media sosial TikTok menunjukkan situasi Kota Kuala Tungkal, Tanjabbar, Provinsi Jambi ketika hujan es melanda. 

Dalam video unggahan akun TikTok @ruangupdate.id, hujan deras tampak mengguyur kota hingga jarak pandang menipis. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 13-14 Agustus 2025

Angin kencang pun terlihat hampir menerbangkan tenda-tenda yang terpasang. Kemudian, pengunggah menunjukkan bongkahan-bongkahan es yang turun bersama hujan. 

Menurut unggahan tersebut, hujan es termasuk kejadian langka di wilayah tersebut. 

Menurut laporan tim BPBD setempat, hujan es menyebabkan atap rumah warga tertutup butiran es. Selain itu kerusakan terjadi akibat terpaan angin kencang.

Terkait fenomena ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasan mengapa hujan es terjadi di musim kemarau. 

Lantas, bagaimana terjadinya hujan es seperti yang dialami kota Kuala Tungkal? Berikut penjelasan BMKG. 

Mengapa terjadi hujan es di musim kemarau?

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani memaparkan bahwa hujan es terjadi di musim kemarau karena beberapa faktor. 

Adapun faktor-faktor tersebut memengaruhi aktivitas atmosfer hingga membentuk awan hujan. 

"Meskipun pada bulan Agustus umumnya masuk musim kemarau di Jambi, fenomena hujan es dapat saja terjadi disebabkan oleh beberapa faktor," terang Andri kepada Kompas.com, saat dihubungi Rabu (13/8/2025). 

Baca juga: Sampai Kapan Hujan pada Musim Kemarau 2025 Berlangsung? Ini Kata BMKG

Salah satu faktornya adalah, IOD (Indian Ocean Dipole)  yang menunjukkan nilai -0.84 dan didukung dengan suhu muka laut yang hangat di perairan sekitar. 

Hal ini memicu peningkatan pasokan uap air melimpah dan  dapat membentuk awan-awan hujan. 

Kemudian, Andri menjelaskan bahwa adanya MJO (Madden Julien Oscillation) yang aktif secara spasial di wilayah Sumatra termasuk Jambi juga menjadi salah satu faktor terjadinya hujan es.

MJO didukung dengan nilai OLR negatif, mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan yang signifikan di wilayah Jambi.

Lebih lanjut, Andri mengungkap bahwa konvergensi angin, kelembaban udara tinggi (hangat dan lembab) dan atmosfer dalam keadaan labil / Labilitas lokal kuat juga meningkatkan potensi hujan es. 

Mekanisme terjadinya hujan es 

Andri membeberkan, hujan es terbentuk ketika udara hangat dan lembap terdorong naik akibat perlambatan angin atau konvergensi. 

Suhu muka laut Jambi yang hangat membuat udara hangat dan lembap semakin terdorong naik dengan cepat. 

"Hujan es terjadi ketika udara hangat dan lembap dari permukaan, yang dipicu oleh suhu muka laut hangat serta kelembapan tinggi, terdorong naik dengan cepat akibat perlambatan angin (konvergensi) di wilayah Jambi," terang Andri. 

Jika udara hangat terdorong naik, awan Cumulonimbus yang menjulang tinggi terbentuk dan puncak bersuhu sangat rendah.

Bahkan, suhu di puncak awan Cumulonimbus ini dapat mencapai minus 69 derajat Celcius yang membentuk kristal es.

"Sehingga tetesan air super dingin di lapisan atas membeku menjadi kristal es," ungkap Andri. 

Ketika kristal ini sudah terbentuk, maka dapat terus membesar saat melalui proses tumbukan dan pembekuan berulang. 

"Kristal ini terus membesar melalui proses tumbukan dan pembekuan berulang hingga beratnya melebihi kekuatan arus naik (updraft), lalu jatuh ke permukaan bumi sebagai butiran es, sering kali disertai hujan lebat, petir, dan angin kencang," paparnya. 

Baca juga: Sejumlah Wilayah di Pulau Jawa Dilanda Hujan pada 11-17 Agustus 2025

Prospek cuaca Jambi beberapa hari ke depan 

BMKG memperkirakan, Jambi akan mengalami potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang hingga 18 Agustus 2025. 

"Hingga tanggal 18 Agustus 2025 mendatang, potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi," ujar Andri. 

Kemudian, BMKG mengimbau masyarakat Provinsi Jambi agar tetap waspada terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang. 

Mereka meminta warga agar tetap berhati-hati akan adanya dampak yang dapat ditimbulkan hujan deras.

Adapun dampak cuaca tersebut antara lain genangan air, banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau agar masyarakt segera mencari tempat aman saat cuaca ekstrem terjadi dan tetap mengupdate informasi cuaca melalui portal yang terpercaya.

Baca juga: Waspadai, Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat hingga 14 Agustus 2025

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi