BEKASI, KOMPAS.com - Suasana aula sederhana di Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Bekasi siang itu terasa berbeda.
Belasan guru dan orangtua siswa dari PAUD hingga SMA duduk berdampingan pemaparan darin tim Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta tentang cara baru mendidik anak.
Bukan tentang menjejalkan rumus atau menghafal nama tokoh sejarah, melainkan tentang bagaimana sastra bisa mengajarkan anak berpikir kritis, berempati, dan berani merefleksikan pengalaman hidupnya.
Pelatihan yang dilaksanakan selama lebih dari dua pekan oleh tim UNJ tersebut mengajak guru dan orangtua siswa masuk lebih dalam ke dunia pembelajaran mendalam melalui literasi sastra.
Baca juga: Yayasan Kali Ilmu, Taman Baca Rumahan yang Mengalirkan Ilmu ke Ratusan Anak Jepara
Pembelajaran berbasis hafalan saja sudah tidak cukup
Pergeseran dari hafalan ke pemahaman mendalam sangat mendesak.
Hasil PISA 2022 menunjukkan lebih dari 99 persen murid Indonesia hanya mampu mengerjakan soal pada level rendah, sedangkan kurang dari 1 persen yang mampu menuntaskan soal dengan tuntutan berpikir tingkat tinggi.
Temuan ini menggarisbawahi bahwa pendidikan berbasis hafalan tak cukup mempersiapkan generasi menghadapi dunia yang kian kompleks.
Menurut Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) salah satu cara mengatasinya dengan metode pembelajaran mendalam.
Pendekatan ini menekankan proses berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, sekaligus mengintegrasikan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga.
Melalui kerangka itu, peserta didik tak hanya memahami pengetahuan, tetapi juga mampu mengaplikasikan dalam konteks nyata dan merefleksikan hasil belajarnya.
Inilah yang dicoba ajarkan oleh tim FBS UNJ kepada guru dan orangtua siswa di Kelurahan Bahagia, Bekasi.
Ketua tim pengabdian, Rahmah Purwahida, M.Hum., menegaskan bahwa kegiatan ini dirancang agar guru dan orang tua dapat terinspirasi.
"Melalui pelatihan ini, saya dan tim pengabdian kepada masyarakat berharap guru dan orang tua dapat terinspirasi dan semangat untuk menerapkan Pembelajaran Mendalam melalui literasi sastra melalui permainan dan pemanfaatan media yang konvensional maupun media berteknologi digital," ujar Rahmah kepada Kompas.com, Sabtu (16/8/2025).
Baca juga: Yayasan Bintang Kidul, Menyulut Asa Anak-anak Kurang Mampu, Meraih Harapan hingga ke Eropa
Respons positif dari peserta
Sri, salah satu orangtua murid PAUD, mengaku mendapat pengalaman berharga karena pelatihan ini menghadirkan praktik nyata.
"Saya bersyukur dan bahagia ikut pelatihan ini karena bermanfaat karena praktik langsung menerapkan Pembelajaran Mendalam melalui literasi sastra melalui permainan dan pemanfaatan media," ujar Sri.
Kepala Sekolah PAUD AC, Ummu Machmuda, S.Pd., juga menyampaikan apresiasinya atas kegiatan ini yang dianggap dapat memperkuat kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan perguruan tinggi.
"Kami sangat menyambut baik kegiatan maupun kerjasama kali ini," kata Ummu.
Menuju ekosistem pembelajaran mendalam
Lebih jauh, pembelajaran mendalam dipandang sebagai strategi penting untuk menyiapkan generasi masa depan.
"Dengan pelatihan ini, diharapkan membentuk ekosistem Penerapan Pembelajaran Mendalam Melalui Literasi Sastra di Kelurahan Bahagia yang kontekstual dan adaptif terhadap perkembangan pembelajaran mendalam serta teknologi," kata Rahmah.
Pelatihan di Bekasi ini bukan sekadar program pengabdian masyarakat, tapi jadi langkah awal membangun ekosistem pembelajaran baru.
Baca juga: Melek Huruf, Oase Buku yang Satukan Pembaca di Tengah Alam Borobudur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.