Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meneliti Stalagmit, Arkeolog Temukan Penyebab Runtuhnya Peradaban Maya 1.000 Tahun Lalu

Baca di App
Lihat Foto
GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Ilustrasi kekeringan. Penelitian stalagmit di gua Meksiko mengungkap kekeringan selama 13 tahun yang diduga menjadi salah satu pemicu runtuhnya peradaban Maya.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Tim Arkeolog dari London mengungkap dugaan peradaban Maya runtuh akibat masa kekeringan panjang yang terjadi 1000 tahun lalu.

Tim arkeolog melakukan penelitian dengan menganalisis stalagmit yang berada di gua Meksiko. Salah satu stalagmit tersebut menunjukkan bukti adanya kekeringan sepanjang 13 tahun.

Penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal Science Advances pada Agustus 2025.

Kekeringan yang terjadi pada peradaban Maya mengancam pertanian masyarakat tersebut dan memicu adanya kelaparan massal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Penuh Harta Karun Milik Raja Pertama Kota Maya

Penelitian dari stalagmit gua

Dikutip dari Live Science, Rabu (13/8/2025), peneliti melakukan analisis terhadap stalagmit yang berada di dalam gua di Semenanjung Yucatan, Meksiko.

Meskipun penyebab kemunduran peradaban Maya di Semenanjung Yucatán masih belum pasti, banyak ilmuwan percaya bahwa kekeringan berperan besar.

Studi sebelumnya menunjukkan adanya kekeringan yang berlangsung bertahun-tahun di Meksiko Selatan pada abad ke-9 dan ke-10, yang dikenal sebagai periode Terminal Classic.

Untuk memahami pola curah hujan selama Terminal Classic, Daniel H. James dan rekan-rekan mempelajari lapisan pertumbuhan tahunan dari stalagmit di gua dekat Tecoh.

Seperti cincin pohon, lapisan tersebut merekam jumlah air yang menetes ke stalagmit setiap tahun dan merekam informasi tentang seberapa banyak air yang diterima stalagmit dari tetesan yang menetes dari langit-langit gua pada tahun tertentu.

Variasi komposisi kimia di tiap lapisan juga memberikan informasi tentang curah hujan selama musim hujan yakni bulan Mei hingga Oktober.

Baca juga: Sejak Kapan Manusia Mulai Makan Telur? Arkeolog Ungkap Jejaknya

Kekeringan di periode 871-1021 M

Tim menemukan bukti bahwa terdapat delapan kekeringan musim hujan yang berlangsung lebih dari tiga tahun antara 871–1021 M, dengan beberapa kekeringan hanya dipisahkan oleh satu tahun basah.

Salah satu periode kekeringan tersebut bahkan mencapai 13 tahun lamanya.

Kekeringan berkepanjangan tersebut diketahui mengancam pertanian dan kemungkinan menyebabkan kelaparan.

Meskipun suku Maya di wilayah tersebut mengelola air di waduk dan tangki air mereka dengan cermat, kekeringan tersebut kemungkinan cukup parah hingga mengguncang ibu kota wilayah tersebut, Uxmal.

Suku Maya berhenti membangun monumen dan menuliskan tanggal di atasnya selama periode kekeringan, dan sistem politik di lokasi tersebut runtuh beberapa tahun setelah kekeringan terparah.

Namun, situs-situs lain yang berada di dekatnya, seperti Chichan Itza, diketahui mampu bertahan dari kekeringan.

Meskipun pencantuman tanggal pada monumen-monumen tersebut terhenti selama kekeringan, situs tersebut pulih.

Peneliti mencatat kemungkinan karena mereka bergantung pada jaringan perdagangan yang luas untuk hasil bumi dari Meksiko Tengah.

Temuan ini membantu membentuk gambaran yang lebih jelas tentang penurunan peradaban Maya di Yucatán pada Terminal Classic dan memungkinkan perbandingan yang lebih rinci antara catatan iklim dan bukti arkeologi.

"Stalagmit memungkinkan kita mengakses detail yang sangat rinci yang sebelumnya tidak kita miliki," ujar James.

Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Penuh Harta Karun Milik Raja Pertama Kota Maya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi