Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederat Fakta soal Kasus Raya, Bocah 3 Tahun yang Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com RIKI ACHMAD SAEPULLOH
Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi saat ditemui awak media di RSUD Sekarwangi Cibadak, Selasa (19/8/2025)
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Seorang balita bernama Raya (3) asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kabandungan, Sukabumi, Jawa Barat meninggal dunia pada 22 Juli 2025 dengan kondisi tubuhnya dipenuhi cacing.

Peristiwa ini telah menarik perhatian dan keprihatinan luas, termasuk datang dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi,

Dalam unggahan di Instagram pada Selasa (19/8/2025), ia menyampaikan rasa duka mendalam sekaligus permohonan maaf.

“Saya sangat sedih, prihatin, dan kecewa atas meninggalnya seorang balita dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing,” tulisnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Dokter Ungkap Jenis Cacing Ini Bisa Menginfeksi Ginjal dan Liver, Apa Gejalanya?

Fakta kasus bocah di Sukabumi meninggal dipenuhi cacing

Kasus Raya membuka kenyataan pahit tentang persoalan struktural di pedesaan, termasuik kemiskinan, lingkungan tidak sehat, dan akses layanan kesehatan yang masih lemah. 

Minimnya perhatian pemerintah desa terhadap kesehatan warganya diduga memperparah kondisi hingga berujung pada tragedi tersebut.

Berikut ini adalah sederet fakta terkait bocah Sukabumi meninggal dipenuhi cacing:

Baca juga: Ramai soal Pentingnya Minum Obat Cacing Setiap 6 Bulan Sekali, Benarkah?

1. Meninggal dengan kondisi tubuh dipenuhi cacing

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (19/08/2025), sebuah rekaman yang beredar luas di media sosial menampilkan perjuangan seorang balita bernama Raya melawan penyakit yang dideritanya. 

Dalam video tersebut, tampak sejumlah cacing berhasil dikeluarkan dari tubuhnya, sementara disebutkan masih terdapat telur maupun larva yang bersarang di dalam.

Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, membenarkan bahwa anak dalam rekaman itu adalah warganya. 

Raya merupakan putri pasangan Udin (32) dan Endah (38), yang tinggal di Kampung Padangenyang, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. 

Bocah berusia tiga tahun malang itu mengembuskan napas terakhir pada 22 Juli 2025.

Baca juga: Ramai soal Ratusan Cacing Keluar dari Permukaan Tanah, Apa Penyebabnya?

2. Ibu Raya ODGJ, sementara ayahnya idap TBC

Wardi menuturkan, orang tua Raya diduga memiliki keterbatasan intelektual sehingga tidak mampu memberikan pengasuhan secara optimal.

Kondisi tersebut membuat mereka hanya bisa merawat anaknya sekadarnya tanpa benar-benar memahami situasi kesehatan yang dialami.

“Kedua orangtuanya mengalami keterbelakangan mental sehingga pengasuhan terhadap anak tidak maksimal, bahkan mereka sendiri tidak menyadari betul kondisi sebenarnya,” ujar Wardi di RSUD Sekarwangi Cibadak, Selasa (19/8/2025).

Sang ibu disebut menderita gangguan jiwa (ODGJ), sementara ayahnya mengidap tuberkulosis (TBC).

Baca juga: 5 Jenis Cacing yang Bisa Menginfeksi Tubuh Manusia, Apa Saja?

3. Ssempat didiagnosis idap gangguan paru-paru

Menurut Wardi, jauh sebelum kondisi kesehatannya memburuk, Raya kerap terlihat hidup dalam lingkungan yang kurang layak. 

Ia sering bermain di kolong rumah bersama ayam-ayam peliharaan keluarga. 

Situasi tersebut membuat kebersihan dan kesehatannya tidak terjaga.

Seiring waktu, tubuhnya mulai melemah. Raya dilaporkan sempat mengalami demam berkepanjangan hingga akhirnya didiagnosis menderita gangguan pada paru-paru sebelum meninggal dunia.

Baca juga: Penjelasan Infeksi Cacing Ginjal Buat Pria di India Susah BAK 2 Hari

4. Tidak memiliki KK dan BPJS Kesehatan

Upaya pengobatan Raya terbilang tidak berjalan mulus. Keluarganya diketahui tidak memiliki dokumen kependudukan, seperti kartu keluarga (KK) maupun kepesertaan BPJS Kesehatan, sehingga akses layanan kesehatan menjadi terhambat.

“Awalnya dia mengalami demam dan sempat dibawa ke puskesmas terdekat. Dari hasil pemeriksaan, diketahui ada gangguan pada paru-parunya. Tapi keluarga ini sama sekali tidak punya KK maupun KTP. Untungnya pihak desa segera turun tangan untuk membantu proses pengurusan,” jelas Wardi.

Baca juga: [POPULER TREN] Efek Samping Konsumsi Tahu Setiap Hari | Gejala Perut Anak Dipenuhi Cacing Ascariacis

5. Sempat dirawat lembaga filantropi

Menurut Wardi, salah satu kerabat keluarga sempat menghubungi pihak Rumah Teduh, lembaga filantropi yang bergerak di bidang kesehatan. 

Laporan itu segera ditindaklanjuti, bahkan ambulans langsung dikerahkan untuk menjemput Raya. 

Pemerintah desa, kata Wardi, hanya mengetahui perkembangan hingga tahap tersebut.

Sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Teduh, Raya kerap menjalani perawatan di klinik maupun puskesmas meski kondisinya tak kunjung membaik. 

Setelah kabar sakitnya bocah itu menyebar, pihak filantropi memberikan pendampingan dan perawatan intensif selama kurang lebih sembilan hari.  Namun takdir berkata lain, Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025.

Baca juga: Ini Gejala dan Penyebab Perut Anak Bisa Dipenuhi Cacing Ascariasis yang Perlu Diwaspadai

6. Perangkat desa kena sanksi karena dianggap lalai

Kasus kematian bocah bernama Raya juga menyita perhatian Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. 

Ia menegaskan bahwa Pemerintah Desa Cianaga harus menanggung konsekuensi atas kelalaiannya. 

Salah satu langkah yang ditempuh adalah menunda pencairan dana desa.

“Saya memutuskan desa itu harus diberi hukuman. Bantuan desa saya tunda karena terbukti tak mampu mengurus warganya,” ujar Dedi dalam pidatonya pada Rapat Paripurna DPRD Jabar, Selasa (19/8/2025), dikutip dari Kompas.com, Rabu (20/8/2025).

Menurutnya, perangkat desa hingga tingkat RT gagal menjalankan tugas pengawasan dan pelayanan. 

“Hari ini kita berduka atas meninggalnya seorang anak berusia tiga tahun di Kabupaten Sukabumi. Ibunya orang dengan gangguan jiwa, ayahnya mengidap TBC, sementara anak itu sehari-hari hidup di kolong rumah. Ia akhirnya mengembuskan napas terakhir di rumah sakit dalam kondisi mengenaskan, dengan cacing keluar dari hidungnya,” kata Dedi menambahkan.

Baca juga: Cacing Beku Bisa Hidup Lagi Setelah 46.000 Tahun, Kok Bisa?

7. Kondisi Raya sudah sangat parah karena keterlambatan penanganan

Ketua Tim Penanganan RSUD R Syamsudin, dr. Irfan Nugraha, mengungkapkan bahwa infeksi cacing yang dialami Raya sudah berada pada tahap sangat serius. 

“Infeksi cacing memang cukup sering ditemui pada anak-anak. Namun, kasus ini tergolong luar biasa karena jumlahnya begitu banyak dan ukurannya sudah besar,” jelas Irfan, dikutip dari Kompas.com, Rabu (20/8/2025).

Ia menuturkan, biasanya tanda infeksi bisa terdeteksi sejak dini ketika cacing terlihat saat buang air besar. 

Tetapi, keterlambatan penanganan membuat kondisi Raya semakin parah. “Saat dirawat di ICU, cacing-cacing itu sudah keluar dari hidung, mulut, hingga anus,” tambahnya.

Lebih jauh, Irfan menjelaskan bahwa infeksi tersebut telah menyebar ke organ vital. 

“Dalam kasus ini, cacing sudah mencapai paru-paru bahkan otak. Ketika ditemukan keluar dari hidung, itu artinya penyebaran sudah mencapai saluran pernapasan dan pencernaan bagian atas,” kata Irfan menegaskan.

Baca juga: Apa Babi Lebih Bahaya dari Sapi, Kambing, dan Kerbau karena Punya Cacing Pita?

(Sumber: Kompas.com/ Penulis: Riki Achmad Saepulloh | Editor: Reni Susanti)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi