Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UGM Ungkap Bahaya Membunuh Kecoak hingga Tubuhnya Hancur

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/IRINAK
Ilustrasi kecoak, kecoa di rumah.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Kecoak adalah salah satu serangga yang paling dibenci oleh banyak orang. Kehadirannya pun kerap dianggap menjijikkan dan mengganggu.

Serangga ini memang hidup di tempat-tempat kotor, seperti saluran air, tempat sampah, hingga selokan.

Tak heran, beragam cara dilakukan untuk mengusir kecoak dari kamar, termasuk memukulnya dengan hancur.

Namun, kebiasaan ini ternyata bisa menimbulkan dampak buruk yang jarang disadari.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa bahaya membunuh kecoak hingga hancur?

Baca juga: Saat Penumpang Pesawat Air India Temukan Kecoak di Tengah Penerbangan...

Tubuh kecoak memiliki parasit, virus, bakteri, fungi

Dosen Entomologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Sukirno mengatakan, membunuh kecoak hingga hancur justru berbahaya. 

“Hal ini dikarenakan dalam tubuh kecoa kemungkinan besar memiliki parasit, virus, bakteri, dan fungi yang umumnya bersifat patogen dan berpengaruh pada kesehatan manusia,” kata Sukirno saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (19/8/2025).

Menurutnya, bakteria patogen yang umum ditemukan adalah E. coli, Salmonella, Staphylococcus, dan Streptococcus.

Jika kecoak hancur, patogen tersebut berpotensi akan menyebar.

“Bakteria ini dapat menyebabkan keracunan pencernaan, gastroenteritis, dan infeksi pencernaan,” ungkap Sukirno. 

Baca juga: 5 Tanaman untuk Mengusir Kecoak dari Rumah, Apa Saja?

Kecoak resisten terhadap insektisida

Dia mengungkapkan, kecoak dikenal resisten terhadap beberapa golongan insektisida.

Selain itu, kecoak juga dapat memiliki adaptasi perilaku yang unik dalam menghindari insektisida.

"Mereka berlari cepat dan jalan berjinjit untuk menghindari kontak dengan insektisida, dan bersembunyi ketika ada perubahan intensitas cahaya dalam ruangan, gerakan atau getaran, serta adanya aktivitas manusia," jelas dia. 

Untuk mengatasinya, Sukirno menyarankan insektisida berbasis aerosol yang dilakukan secara berkala. Hal itu berguna untuk mengendalikan populasi dari waktu ke waktu.

Baca juga: Singapura Kerahkan Kecoak Cyborg untuk Bantu Cari Korban Reruntuhan Gempa Myanmar

"pengendalian yang aman dan lebih baik, kita dapat menggunakan metode pakan dan sticky trapping," ujarnya.  

Menurutnya, kecoak dari berbagai usia akan tertarik dengan pakan tersebut dan kemudian akan terjebak lengket.

Hal tersebut dapat menghindarkan dari resiko kesehatan karena bebas penggunaan insektisida.

"Apabila dirasakan populasi sudah cukup tinggi dan area cukup luas, sebaiknya menggunakan jasa pengendalian hama professional," pungkas Sukirno. 

Baca juga: Kecoak Disebut Jijik Saat Tersentuh Manusia, Benarkah Demikian?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi