Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Kasus Bocah di Sukabumi, Ini Ciri-ciri Anak Cacingan

Baca di App
Lihat Foto
iStock/ sinhyu
ilustrasi cacing gelang atau cacing ascariasis
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Raya (4) meninggal dunia usai tubuhnya dipenuhi banyak cacing pada 22 Juli 2025.

Kisah malang balita asal Kampung Pandangeyan, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu segera mencuri perhatian publik hingga pejabat negara.

Raya merupakan anak dari Udin (32) dan Endah (38). Keduanya sama-sama mengalami sakit sehingga Raya terpaksa harus diasuh oleh neneknya.

Endah diduga menderita gangguan jiwa, sedangkan ayah Raya sakit TBC yang menular ke anaknya juga.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saban hari, Raya kerap bermain di kolong rumahnya yang juga menjadi tempat ayam peliharaan mereka.

Meski sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamsudin, nyawa Raya tak bisa diselamatkan. Bocah itu meninggal dunia dengan tubuh dipenuhi cacing.

Berkasa dari kasus Raya, bagaimana cara mengetahui anak cacingan atau tidak?

Baca juga: Menkes Tegaskan Penyebab Kematian Balita Sukabumi Bukan Cacing Gelang tapi Infeksi Berat

Ciri-ciri anak cacingan

Dokter spesialis anak RS Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Aisya Fikritama mengatakan, ada beberapa gejala yang dialami anak penderita cacingan.

"Infeksi cacing usus pada anak sering kali tidak menimbulkan gejala khas pada tahap awal," kata dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (24/8/2025).

Ciri-ciri atau gejala anak cacingan ini bisa menjadi pertanda agar bisa segera mendapat pertolongan.

Berikut ini ciri-ciri infeksi cacing usus pada anak:

1. Gangguan pertumbuhan

Aisya menerangkan, gangguan pertumbuhan pada anak bisa berupa berat badan yang sulit naik.

Akibatnya, anak akan tampak kurus atau tinggi badannya tidak sesuai dengan badan bocah seusianya.

Baca juga: Sindemik Kemiskinan: Nyawa Anak yang Hilang di Sukabumi

2. Gangguan pencernaan

Gejala selanjutnya adalah sakit yang berulang, seperti nyeri pada perut, mual, diare, dan konstipasi.

Gangguan ini disertai dengan penurunan nafsu makan, meski anak masih cenderung aktif.

3. Gatal-gatal di anus

Keluhan khas lainnya adalah gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari jika pasien terinfeksi infeksi cacing kremi/Enterobius vermicularis.

Sementara, pada pasien yang mengalami infeksi cacing tambang, ditandai dengan adanya cacing pada feses.

4. Gangguan konsentrasi

Pasien yang mengalami sakit cacing akan mudah lelah karena penyerapan gizinya terganggu.

Baca juga: Apakah Orang Dewasa Perlu Rutin Minum Obat Cacing? Ini Jawaban Dokter

Penyebab anak cacingan

Aisya menerangkan, penyakit infeksi cacing pada anak bisa disebabkan karena kontaminasi tanah atau lingkungan tempat bermain.

"Anak sering bermain di tanah yang tercemar feses, kemudian telur cacing masuk lewat tangan yang tidak dicuci," ucapnya.

Akibatnya, telur atau larva cacing dapat masuk ke dalam tubuh.

Selain dari faktor lingkungan, infeksi penyakit cacing juga bisa terjadi karena makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh tidak higienis. Misalnya, sayuran mentah yang tidak dicuci dengan bersih sebelum diolah.

Kebiasaan tidak menjaga kebersihan diri, seperti jarang mencuci tangan sebelum makan dan tidak memotong kuku bisa menjadi cara larva cacing masuk ke dalam tubuh.

"Infeksi autoinokulasi, misalnya pada cacing kremi ketika anak menggaruk area anus yang gatal lalu menelan kembali telurnya," terangnya.

Baca juga: Wanita di Singapura Temukan Cacing Parasit 6,5 Cm di Salmon yang Dibeli dari Supermarket

Apa yang harus dilakukan ketika anak cacingan?

Jika anak mengalami beberapa gejala di atas, Aisya menyarankan untuk segera memberinya obat cacing atau antelmintik.

"Obat cacing (antelmintik) bisa berupa albendazol atau mebendazol sesuai dosis usia, yang terbukti efektif membunuh cacing usus," kata dia.

Kemudian, jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan anak dan lingkungan sekitarnya.

Pastikan pula makanan dan minuman yang dikonsumsi anak matang dan bersih.

Untuk jangka panjang, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan obat cacing massal setiap 6 bulan pada anak usia sekolah, sesuai anjuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: Kata Dokter soal Kasus Raya, Bocah 3 Tahun yang Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing

Dosis obat cacing pada anak

Obat cacing pada anak diberikan dengan dosis yang disarankan dokter.

Berikut ini dosis aman obat cacing pada anak sesuai dengan jenisnya:

1. Albendazole

Profilaksis (pemberian massal / pencegahan reinfeksi):

  • Anak ≥12 bulan: 400 mg dosis tunggal, diberikan setiap 6 bulan sekali (sesuai program Pemberian Obat Pencegahan Massal/POPM).
  • Anak <12 bulan: tidak direkomendasikan.

Terapi infeksi cacing usus (askariasis, trichuriasis, hookworm):

  • Anak ≥12 bulan: 400 mg dosis tunggal
  • Bila reinfeksi tinggi atau trichuriasis berat: dapat diulang 1×/hari selama 3 hari.

Baca juga: Sederat Fakta soal Kasus Raya, Bocah 3 Tahun yang Meninggal dengan Tubuh Penuh Cacing

2. Mebendazole

Profilaksis (POPM):

  • Anak ≥12 bulan: 500 mg dosis tunggal, atau 100 mg 2× sehari selama 3 hari
  • Juga diberikan setiap 6 bulan sekali dalam program nasional.

Terapi infeksi cacing:

  • Askariasis, trichuriasis, hookworm: 100 mg 2× sehari selama 3 hari atau 500 mg dosis tunggal.

Perlu diketahui, kedua obat cacing tersebut tidak direkomendasikan untuk bayi berusia kurang dari 12 bulan.

Sementara, anak usia 1–2 tahun dapat diberikan dengan dosis penuh, tetapi harus hati-hati apabila status gizinya buruk atau ada komorbid.

Obat cacing juga sebaiknya diminum setelah makan untuk meningkatkan absorpsi.

Sebagai pencegahan, pemberian obat cacing disarankan rutin setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah dan sekolah di daerah endemis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi