KOMPAS.com - Penjelajah Perseverance milik NASA kembali menghadirkan temuan menarik di permukaan planet Mars.
Sebagaimana dilaporkan Live Science, Minggu (24/8/2025), instrumen Mastcam-Z pada 5 Agustus 2025 menangkap gambar batuan yang bentuknya menyerupai helm tempur abad pertengahan.
Batuan ini memiliki puncak runcing dan tekstur nodular berlubang, seolah menyerupai baju zirah yang telah terkikis waktu.
Temuan ini menambah daftar panjang koleksi bentuk unik yang ditemukan Perseverance, mulai dari batu mirip alpukat hingga meteorit berbentuk donat.
Baca juga: Potongan Meteorit Mars Terbesar Terjual Rp 86 Miliar dalam Lelang Bergengsi di New York
Batuan yang diberi nama Horneflya itu menjadi sorotan bukan hanya karena bentuknya yang menyerupai helm, tetapi juga karena hampir seluruh strukturnya tersusun dari sferul, butiran mineral kecil berbentuk bola.
Menurut David Agle, juru bicara tim Perseverance di Laboratorium Propulsi Jet NASA, keunikan batu ini terletak pada sferul yang mendominasi hampir seluruh permukaannya.
Para ilmuwan menduga sferul terbentuk ketika air tanah kuno melewati pori-pori batuan sedimen.
Namun, masih banyak pertanyaan terbuka karena tidak semua sferul di Mars diyakini terbentuk dengan cara yang sama.
Baca juga: Batu Mars Terbesar di Bumi Akan Dilelang, Diperkirakan Capai Rp 64,7 Miliar
Apa yang bisa dijelaskan di Bumi?
Di Bumi, tekstur serupa biasanya muncul akibat pelapukan kimia, presipitasi mineral, atau proses vulkanik.
Hal ini kemudian memunculkan pertanyaan besar, apakah Mars pada masa lalu juga memiliki proses geologi dan lingkungan berair yang mirip dengan Bumi, atau sferul di Planet Merah terbentuk melalui mekanisme unik yang hanya ada di sana.
Baca juga: Uji Coba SpaceX Gagal Lagi, Elon Musk Yakin Jangkau Mars Tahun Depan
Keberhasilan mengidentifikasi batuan unik ini tidak lepas dari peran Mastcam-Z, sepasang kamera dengan kemampuan zoom tinggi yang dipasang di “leher” Perseverance.
Kamera ini dapat menghasilkan gambar stereo resolusi tinggi dari jarak jauh, sehingga memungkinkan ilmuwan melihat detail formasi geologi yang sulit dijangkau.
Berkat Mastcam-Z, para peneliti bisa mendokumentasikan berbagai fenomena yang memicu rasa ingin tahu sekaligus menantang teori geologi yang ada.
Baca juga: NASA Kali Pertama Rilis Gambar Aurora di Mars, Samakah dengan di Bumi?
Menyingkap sejarah Mars
Dilansir dari Space, Rabu (13/8/2025), fenomena temuan batu berbentuk helm di Mars juga berkaitan dengan pareidolia, kecenderungan otak manusia melihat pola atau bentuk familiar pada obyek acak.
Sama seperti orang melihat wajah di awan atau kelinci di bulan, para peneliti dan publik kini melihat helm abad pertengahan di permukaan Mars.
Meski demikian, bagi ilmuwan, temuan ini lebih dari sekadar hiburan visual. Setiap batuan unik menyimpan petunjuk penting tentang kondisi Mars di masa lalu.
Formasi seperti batu helm Horneflya menjadi jendela untuk memahami bagaimana angin, air, dan proses internal membentuk lanskap Mars selama miliaran tahun.
Baca juga: Apakah Ada Air di Mars?
Dengan menganalisis lebih banyak sampel dan citra, tim sains Perseverance berharap dapat menjawab pertanyaan besar tentang apakah Mars pernah memiliki lingkungan yang cukup stabil untuk menopang kehidupan mikroba?
Hingga kini, batu helm hanyalah salah satu potongan dari teka-teki besar sejarah geologi Planet Merah.
Saat ini, Perseverance tengah menjelajahi tepi utara Kawah Jezero, salah satu lokasi paling menarik di Mars karena diyakini pernah menjadi delta sungai purba.
Penjelajahan ini dilakukan setelah rover berhasil menuntaskan pendakian menantang menuju puncak yang dijuluki Lookout Hill pada akhir tahun lalu.
Dari titik tersebut, Perseverance memperoleh pandangan luas ke kawasan delta yang dulu mungkin dialiri air miliaran tahun lalu.
Baca juga: Analisis Struktur Planet Mars Sebagai Bukti Adanya Kehidupan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.