Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Baik Pakai Bata Merah atau Bata Ringan untuk Bangun Rumah Modern? Ini Kata Arsitek

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Lluvia Morales
Ilustrasi batu bata merah.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Beberapa dari Anda mungkin masih bertanya-tanya lebih baik pakai bata merah atau bata ringan saat hendak membangun rumah modern.

Keduanya sebenarnya sama-sama populer, tetapi memang punya karakter berbeda.

Bata merah sudah dipakai sejak lama, dikenal kuat, mudah ditemukan, dan terkesan tradisional.

Sementara itu, bata ringan hadir sebagai material baru dengan teknologi modern yang dikenal lebih ringan, cepat dipasang, dan unggul dalam insulasi panas maupun suara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, dalam konteks rumah masa kini yang menuntut efisiensi, kenyamanan, dan ketahanan, mana yang lebih unggul?

Baca juga: Mengapa Manusia Tak Lagi Membuat Bangunan Indah dan Megah seperti Dulu?

Dinding bukan lagi penopang utama

Arsitek Ariko Andikabina menjelaskan, dalam konteks bangunan modern saat ini, baik bata merah maupun bata ringan memiliki daya tahan yang relatif sama.

Hal ini karena pada bangunan masa kini, dinding tidak lagi berfungsi sebagai penyalur beban utama, melainkan hanya sebagai partisi atau penyekat ruang.

Struktur beban umumnya ditopang oleh kolom beton atau baja, sehingga dinding tidak dihitung sebagai elemen pemikul beban.

"Pemikul beban utama biasanya menggunakan kolom (tiang) beton atau baja sesuai dengan desain yang diharapkan," terangnya, saat diwawancarai Kompas.com pada Senin (25/8/2025).

Baca juga: Atap Bangunan Bersejarah Berusia 650 Tahun di China Ambruk, Nyaris Kena Wisawatan

Bata merah lebih kuat menahan beban

Meski begitu, lanjut Ariko, secara karakter material, bata merah sebenarnya mampu menahan beban lebih besar dibanding bata ringan.

Hal itu terutama berlaku jika disusun dengan teknik khusus menggunakan dinding tebal dan pola susun yang saling mengunci.

"Bangunan bersejarah yang masih bertahan hingga kini adalah contoh nyata bagaimana bata merah dulu difungsikan sebagai penyalur beban, bahkan hingga membentuk atap kubah," jelas Ariko.

Namun, kelemahannya, dinding bata merah kurang  efektif menahan beban lateral seperti angin dan gempa.

Karena itu, di era modern material ini lebih banyak difungsikan sebagai partisi, sama halnya dengan bata ringan.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Rahasia Bangunan Romawi Kuno Bisa Bertahan Selama Ribuan Tahun

Bata ringan lebih praktis dan efisiensi biaya

Sementara itu, Ariko menyebut, keunggulan utama bata ringan terletak pada kepraktisannya.

Ukurannya lebih besar (20 x 60 cm), sehingga pemasangan bisa lebih cepat dibanding bata merah yang kecil dan bervariasi.

"Bandingkan dengan bata merah yang lebih kecil dan bervariasi ukurannya, misalnya 4 x 15 cm atau 5 x 20 cm, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menutup luas bidang yang sama," papar Ariko.

Selain itu, bobotnya lebih ringan sehingga tidak membebani struktur bangunan.

Dari sisi kenyamanan, bata ringan unggul karena nilai konduktivitas panasnya hanya 0,16 W/m.K, jauh lebih rendah dibanding bata merah yang sekitar 0,55 W/m.K.

“Artinya, ruangan dengan dinding bata ringan terasa lebih sejuk dan lebih baik meredam suara,” jelas Ariko.

Namun, bata ringan memiliki catatan khusus, yakni pemasangannya harus menggunakan semen instan khusus, bukan campuran konvensional semen-pasir. Jika tidak, kekuatannya bisa berkurang.

Baca juga: Detik-detik Bangunan Bertingkat di Bangkok Runtuh Usai Gempa Guncang Thailand dan Myanmar

Sama-sama rentan jika salah pasang

Menurut Ariko, baik bata merah maupun bata ringan sama-sama berisiko retak jika tidak dipasang sesuai kaidah konstruksi.

“Relatif sama, tidak ada perbedaan mencolok. Faktor yang memengaruhi biasanya kualitas plesteran, campuran semen, serta teknik aplikasinya,” ujarnya.

Pada akhirnya, kata Ariko, pilihan material sangat ditentukan oleh ketersediaan di lokasi pembangunan.

Di daerah tertentu, bata ringan bisa lebih mahal, sementara di daerah lain justru bata merah lebih tinggi harganya.

“Saran saya, pilihlah material yang paling mudah didapatkan secara lokal. Itu akan sangat memengaruhi efisiensi biaya,” tutup Ariko.

Baca juga: Kronologi Gunung Lewotobi Meletus, 10 Orang Meninggal Tertimpa Bangunan dan Batu Besar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi