KOMPAS.com - Keluarga ADP (37), diplomat Kementerian Luar Negeri yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban, sempat menerima sebuah amplop cokelat misterius.
Amplop tersebut diterima oleh keluarga saat acara pengajian almarhum pada Rabu (9/7/2025) di Yogyakarta.
Kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprilindo mengatakan, amplop itu berisi simbol-simbol yang dibuat dari styrofoam atau gabus putih.
“Ada seseorang membawa amplop cokelat yang berisi simbol-simbol dari gabus putih, yaitu simbol bintang, hati, dan simbol bunga kamboja,” kata Nicholay dalam konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025).
Menurutnya, amplop tersebut diberikan oleh seorang pria tak dikenal.
Baca juga: 4 Lokasi Terakhir Diplomat Kemenlu ADP Sebelum Ditemukan Meninggal, dari Kantor hingga Mal
Kriminolog tegaskan perlunya penanganan secara transparan
Kriminolog Universitas Padjadjaran (Unpad), Yesmil Anwar berharap, penegak hukum menanggapi laporan adanya kiriman amplop itu dengan serius.
Sebab, pihak keluarga korban telah memberikan amplop itu kepada kepolisian.
Untuk melacak amplop itu, pihak kepolisian harus melakukan pemeriksaan melalui sidik jari secara transparan.
"Seperti sebelumnya tentang bukti lakban hanya diberi keterangan lakban awal sampai akhir, tidak ada sidik jari orang lain," kata Yesmil saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/8/2025).
Menurutnya, simbol yang tercantum dalam amplop itu bisa dimaknai secara bebas.
Bisa saja, kiriman amplop itu memang bagian dari kasus. Namun, dia tak menutup kemungkinan bahwa hal itu hanya bagian dari upaya untuk "memancing dalam air keruh", tanpa ada kaitan dengan kematian ADP.
Baca juga: Kesimpulan Penyebab Kematian Diplomat Kemlu ADP, Apa yang Terjadi Sebenarnya?
Pemeriksaan tak libatkan alat canggih
Yesmil pun menyayangkan polisi yang tidak menggunakan alat pemeriksaan canggih untuk mengungkap kasus ini.
"Masalahnya tidak cukup dana atau sarana prasarna, tenaga, dan waktu untuk kasus-kasus seperti itu," jelas dia.
Dia menilai, pihak kepolisian terkesan tidak memikirkan kasus ini lebih jauh.
Hal itu bisa dikarenakan kurangnya insting dan nurani dari aparat penegak hukum.
"Bisa jadi karena bertumpuk pekerjaan atau memang insting dan nuraninya sebagai polisi tidak sampai ke situ, perlu diasah jiwa dan ilmunya lagi," ujarnya.
Baca juga: Terkait Lokasi HP Diplomat Kemlu ADP, Begini Penjelasan Polisi
Hasil penyelidikan
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menyampaikan hasil sementara penyidikan kasus kematian ADP.
Menurutnya, hingga kini penyidik belum menemukan adanya unsur pidana.
“Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujar Wira dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Meski demikian, ia menegaskan kasus ini belum ditutup dan masih terbuka terhadap informasi baru yang mungkin muncul.
Tim forensik RSUPN Cipto Mangunkusumo juga menemukan sejumlah luka pada tubuh ADP.
Hasil pemeriksaan luar menunjukkan adanya luka lecet di wajah dan leher, luka terbuka di bibir, memar pada wajah, bibir, serta lengan kanan, serta tanda-tanda perbendungan.
Sementara itu, hasil pemeriksaan dalam menemukan adanya darah berwarna gelap dan encer, lendir serta busa halus pada batang tenggorok, paru-paru yang sembab, serta tanda-tanda perbendungan di hampir seluruh organ dalam.
Baca juga: Kesimpulan Penyebab Kematian Diplomat Kemlu ADP, Apa yang Terjadi Sebenarnya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.