Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat Makan MBG Diduga Mengandung Minyak Babi, BGN: Masih Check

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah
Situasi dan kondisi distribusi MBG di SD Legok Hayam, Kecamatan Cilengkrang, Jawa Barat, Jumat (22/8/2025)
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Media sosial diramaikan dengan informasi yang menyebutkan bahwa nampan atau food tray program Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga mengandung minyak babi.

Minyak babi atau turunannya itu disebut digunakan sebagai komponen pelumas.

Tak hanya itu, tempat makan MBG yang bertuliskan "Made In Indonesia", juga disebut diimpor dari China.

"Nampan MBG sengaja dilabeli 'made in indonesia' tapi aslinya bikinan industri rumahan China. Mengandung lemak babi. Bahannya bahkan di China dilarang," bunyi narasi yang diunggah oleh akun @fahr****, Senin (25/8/2025).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia juga menyertakan tangkapan layar e-katalog yang menunjukkan piring ompreng atau nampan itu merupakan produksi dalam negeri lengkap dengan harganya.

Baca juga: Bukan Naikkan Anggaran hingga 300 Persen, Pemerintah Diminta Lebih Dulu Evaluasi Pelaksanaan MBG

Kandungan stainless steel 201

Akun itu juga melampirkan hasil investigasi yang diterbitkan oleh salah satu media berbahasa Inggris dengan judul "From Chaoshan to Classrooms: Illegal Imports, Health Hazards, and Halal Concerns" yang tayang pada Senin.

Selain mengandung minyak babi, akun itu juga menuliskan, nampan MBG disebut terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel tipe 201.

Padahal, para ahli kesehatan melarang stainless steel 201 kontak langsung dengan makanan.

"Stainless steel 201 tidak direkomendasikan untuk kontak dengan makanan karena lebih mudah melarutkan logam, terutama dari makanan asam," tulis akun itu.

Baca juga: Anggaran MBG Rp 335 Triliun Diklaim Paling Menguntungkan bagi UMKM, Kenapa?

BGN akan lakukan pengecekan

Menanggapi isu itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana memastikan akan melakukan pengecekan tempat makan MBG yang diimpor dari Chaoshan, China. 

"Sedang check and recheck," kata Dadan, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (26/8/2025). 

Dadan juga menyatakan, pihaknya selama ini memang belum pernah melakukan pengadaan ompreng sebagai food tray untuk MBG.

"BGN kan belum pernah melakukan pengadaan (food tray)," ujar Dadan.

Baca juga: Soal Kasus Keracunan MBG di Sragen, BGN: Proses Pengiriman dan Penyimpanan Harus Dipangkas

Pemerintah memang sempat impor tempat makan MBG

Untuk diketahui, pemerintah memang sempat mengimpor food tray dari China.

Dalam rapat dengan dengan Komisi XI DPR RI pada Mei 2025, Dadan mengungkapkan alasan pemerintah sempat mengimpor wadah makan dari China.

"Gini, ini saya harus cerita sejarahnya. Ketika saya menggunakan food tray itu, itu kan belum ada satupun di Indonesia yang memproduksi itu," ujarnya, dikutip dari Kompas.com (22/5/2025).

Karena itu, Dadan menginstruksikan stafnya untuk mencari food tray yang sama untuk nantinya digunakan sebagai wadah MBG.

Kendati demikian, ia memastikan bahwa pemerintah mendorong penggunaan wadah makan lokal untuk MBG.

Pihaknya sudah diminta oleh Dewan Ekonomi Nasional (DEN) untuk mengkaji kebutuhan barang untuk MBG yang bisa dipasok dari dalam negeri.

"Sehingga kita bisa mengutamakan produk-produk lokal tersebut, dan Insya Allah ini akan menjadi catatan kami tersendiri,” tambah dia.

(Sumber: Kompas.com/Kiki Safitri | Editor: Dani Prabowo)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi