Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Gedung Putih soal Lebam pada Tangan Trump yang Ramai Diperbincangkan

Baca di App
Lihat Foto
X.com
ilustrasi tangan kanan presiden AS, Donald Trump alami bercak lebam saat menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval, Senin (25/8/2025).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali jadi sorotan setelah terlihat adanya memar gelap di tangan kanannya saat menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval, Senin (25/8/2025).

Kali ini, tanda lebam di tangan Trump tidak diberi riasan yang biasanya digunakan untuk menyamarkan bercak tersebut.

Dilansir dari USA Today, Senin (25/8/2025), bercak lebam di tangan Trump itu diketahui dalam foto pertemuannya dengan Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung di Gedung Putih. 

Foto ini membuat warganet ramai memperbincangkan kesehatan presiden berusia 79 tahun itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Konflik Trump dan John Bolton Berujung Penggeledahan FBI di Rumah Mantan Penasihat

Tanggapan Gedung Putih soal lebam di tangan kanan Trump

Menanggapi hal itu, Gedung Putih menegaskan, tidak ada masalah serius dengan kesehatan Trump.

Dokter pribadi presiden, Sean Barbabella mengatakan, memar tersebut muncul akibat sering berjabat tangan dan konsumsi aspirin.

Ia menambahkan, penggunaan aspirin ini sebagai langkah pencegahan penyakit kardiovaskular.

"Ini sesuai dengan iritasi jaringan lunak ringan akibat berjabat tangan dan penggunaan aspirin, yang merupakan bagian dari program pencegahan kardiovaskular standar," kata Barbabella.

Baca juga: Poin-poin Penting Pertemuan Trump dan Putin di Alaska: Format 3 Vs 3 dan Tanpa Kesepakatan

Ia juga menyampaikan, adanya memar pada tangan kanan Trump itu tergolong jinak dan umum, sehingga tidak berbahaya.

“Presiden Trump tetap dalam kondisi kesehatan yang sangat baik,” imbuhnya.

Meski begitu, penjelasan Gedung Putih tak sepenuhnya memuaskan publik.

Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt menyebutkan, Trump tetap menjalankan aktivitas padat dan banyak bertemu warga.

"Presiden Trump berjabat tangan dengan lebih banyak warga Amerika setiap hari dibandingkan presiden mana pun dalam sejarah," jelas Leavitt.

Mantan dokter Gedung Putih yang kini menjadi anggota DPR, Ronny Jackson bahkan menyebut Trump sebagai presiden paling sehat yang pernah dimiliki AS.

Baca juga: Pertemuan Trump-Putin Disepakati, Lokasi Diumumkan Menyusul, Apa yang Akan Dibahas?

Bukan kejadian pertama kali

Dikutip dari The Independent, Senin (25/8/2025), sejumlah warganet berspekulasi bahwa bercak lebam pada tangan kanan Trump diperoleh karena ia menjalani perawatan medis melalui infus atau sedang menjalani pemeriksaan rutin seperti pengambilan darah.

Apalagi, kondisi serupa sudah beberapa kali terlihat.

Misalnya, foto tangan Trump yang memar juga beredar setelah kunjungannya dengan Presiden Perancis, Emmanuel Macron pada Februari 2025.

Pada 27 Juli 2025, tangan presiden Trump kembali tampak dirias saat bertemu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Skotlandia.

Tak lama setelah munculnya pertanyaan-pertanyaan itu, Trump mengungkapkan bahwa dirinya menderita insufisiensi vena kronis.

Baca juga: Kasus Langka, Larva Pemakan Daging Serang Manusia untuk Pertama Kali di AS

Insufisiensi vena kronis adalah pembengkakan pada kaki akibat pembuluh vena tidak efektif memompa darah kembali ke jantung. 

Namun, Gedung Putih menyebut kondisi itu tidak berkaitan dengan memar di tangannya.

Leavitt menegaskan, tidak ditemukan tanda-tanda penyakit serius, seperti trombosis vena dalam, gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik.

Meski begitu, Gedung Putih tidak pernah menyinggung soal penggunaan riasan untuk menutupi memar presiden.

Trump kini tercatat sebagai presiden tertua yang pernah menjabat di AS, sekaligus yang tertua saat memulai masa jabatan pada usia 79 tahun, tepat setelah ulang tahunnya pada 14 Juni lalu.

Baca juga: Tarif 100 Persen Trump Guncang Industri Chip Global, Siapa yang Paling Terdampak?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi