KOMPAS.com - Topan Kajiki atau Siklon Tropis Kajiki tengah menghantam daratan Vietnam sejak beberapa hari terakhir.
Bahkan, kabar mengenai kerusakan-kerusakan akibat siklon tropis tersebut mewarnai pemberintaan internasional.
Dilansir dari Reuters, Selasa (26/8/2025), siklon tropis Kajiki telah menyebabkan tiga korban tewas dan 10 orang terluka di Vietnam. Otoritas setempat memperingatkan potensi banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah.
Berdasarkan laporan pemerintah Vietnam, siklon tropis Kajiki telah merusak 7.000 rumah, menumbangkan 18.000 pohon, merendam 28.800 hektar sawah dan merobohkan 331 tiang listrik. Akibatnya, provinsi Thanh Hoa, Nghe An, Ha Tinh, Thai Nguyen, dan Phu Tho mengalami pemadaman.
Baca juga: Topan Kajiki Terjang Vietnam, Puluhan Ribu Warga Dievakuasi, Listrik di Sejumlah Daerah Padam
Hingga Selasa pagi, ibu kota Hanoi mengalami hujan deras dan lalu lintas lumpuh akibat jalanan terendam air. Padahal sedang ada persiapan parade untuk memperingati 80 tahun kemerdekaan Vietnam.
Sebelum menghantam dan menimbulkan kerusakan di Vietnam, siklon tropis Kajiki ini melintasi Pulau Hainan China pada Minggu (24/8/2025).
Akibatnya, aktivitas bisnis dan transportasi umum di Kota Sanya yang berdiri di pulau tersebut lumpuh.
Dengan skala kerusakan yang disebabkan oleh siklon tropis Kajiki, apakah Indonesia akan mengalami dampak siklon Kajiki? Berikut penjelasan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai badai ini.
Bagaimana Siklon Tropis Kajiki terbentuk?
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan bahwa topan Kajiki terbentuk karena Bibit Siklon Tropis 90 W yang berkembang.
Setelah terbentuk pada Sabtu (16/8/2025), bibit siklon ini mengalami penguatan selama sepekan.
"Siklon Tropis Kajiki berawal dari Bibit Siklon Tropis 90W yang mulai terbentuk pada 16 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB di Samudra Pasifik Utara," kata Andri kepada Kompas.com, Selasa (26/8/2025).
"Setelah melalui proses penguatan, pada 23 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB bibit siklon tersebut resmi berkembang menjadi Siklon Tropis Kajiki," imbuhnya.
Menurut pengamatan BMKG pada Selasa (26/8/2025), perkembangan terakhir siklon tropis Kajiki telah memasuki daratan Laos di posisi 18,7 derajat Lintang Utara dan 103,2 derajat Bujur Timur.
Begitu mencapai daratan, intensitas siklon melemah dan berangsur menjadi kategori 1. Kekuatan badai dalam kategori ini memiliki kecepatan angin maksimum 35 knot dan tekanan minimum 998 hPa.
Dengan pergerakan yang semakin melemah, diperkirakan Kajiki akan menghilang.
"Diperkirakan dalam 12 jam ke depan, Siklon Tropis Kajiki akan punah," ucapnya.
Baca juga: BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 25-26 Agustus 2025
Apa dampaknya bagi Indonesia?
Andri menjelaskan, dengan intensitas yang menurun maka siklon ini tidak memberikan dampak langsung. bagi Indonesia.
Apalagi, posisi siklon sudah semakin menjauh dari Tanah Air.
"Dengan intensitas yang menurun serta posisinya yang semakin menjauh dari wilayah Indonesia, siklon ini tidak memberikan dampak langsung bagi tanah air," papar Andri.
Meskipun demikian, Indonesia tetap mengalami dampak tidak langsung yakni kenaikan gelombang berkategori sedang.
Gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter diperkirakan akan terjadi di Laut Natuna Utara sebagai imbas dari siklon Kajiki.
"Namun, pengaruh tidak langsung masih terpantau berupa gelombang laut dengan kategori sedang (1,25 – 2,5 meter) di Laut Natuna Utara," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.