Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nampan MBG Disebut Made in China dan Kandung Bahan Berbahaya, Ini Respons BGN

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/ Suci Wulandari Putri
Potret petugas di Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Palmerah tengah menyusun ompreng Program Makan Gratis (PMG) di kontainer PMG, yang akan didistribusikan pagi ini, Senin (6/1/2025).
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Badan Gizi Nasional (BGN) tengah melakukan pemeriksaan atas dugaan penggunaan nampan atau ompreng program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Chaoshan, China, yang diduga mengandung bahan berbahaya, termasuk minyak babi.

Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, pihaknya sedang melakukan pemeriksaan terkait kebenaran dari informasi tersebut. 

"Sedang check and recheck (diperiksa kembali)," kata Dadan ketika dikonfirmasi oleh Kompas.com, Selasa (26/8/2025)

Dadan juga menyatakan, pihaknya selama ini belum pernah melakukan pengadaan ompreng untuk Program MBG. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"BGN kan belum pernah mengadakan," lanjut Dadan. 

Baca juga: Bukan Naikkan Anggaran hingga 300 Persen, Pemerintah Diminta Lebih Dulu Evaluasi Pelaksanaan MBG

Ramai disebut kandung mangan dan lemak babi 

Sebelumnya, media sosial tengah diramaikan dugaan penggunaan nampan atau ompreng Makan Bersama Gratis (MBG) yang mengandung bahan berbahaya. 

Postingan tersebut diunggah di media sosial X (sebelumnya Twitter), menyebutkan bahwa ompreng itu diproduksi di China dan mengandung bahan berbahaya yang sebenarnya sudah dilarang penggunaannya di negara tersebut, berikut kutipannya.

"Nampan MBG sengaja dilabeli "made in indonesia" tapi aslinya bikinan industri rumahan China. Mengandung lemak babi. Bahannya bahkan di China dilarang," tulis akun @fah******* pada Senin (25/8/2025).

Unggahan tersebut mengutip laporan dari media Indonesia Business Post yang terbit pada Senin (25/8/2025).

Tim Indonesia Business Post melakukan investigasi di wilayah Chaoshan, Provinsi Guangdong, China, yang diduga merupakan importir ompreng untuk Program MBG di Indonesia.

Hasil investigasi menemukan beberapa pabrik di Chaoshan memproduksi ompreng bertanda “Made in Indonesia” dan berlabel SNI, padahal ompreng tersebut dibuat di China.

Selain itu, ditemukan banyak nampan yang beredar berbahan stainless steel tipe 201, yang di China sendiri pun dilarang sebagain bahan untuk kontak makanan.

Baja tipe 201 diketahui memang lebih murah, serta mengandung mangan tinggi, dan berisiko melarutkan logam berat.

Investigasi lain juga menemukan indikasi penggunaan pelumas berbasis lemak babi dalam proses fabrikasi baja tahan karat.

Baca juga: Anggaran MBG Rp 335 Triliun Diklaim Paling Menguntungkan bagi UMKM, Kenapa?

BSN telah menetapkan SNI untuk ompreng MBG

Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebelumnya telah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 9369:2025 tentang wadah bersekat (food tray) dari baja tahan karat guna mendukung Program MBG.

"Standar ini kami tetapkan pada 18 Juni 2025 melalui Keputusan Kepala BSN Nomor 182/KEP/BSN/6/2025. Ini merupakan standar baru hasil pengembangan sendiri yang disusun oleh Komite Teknis 77-02, Produk Logam Hilir," kata Deputi Bidang Pengembangan Standar BSN Hendro Kusumo, dikutip dari Antara.

Hendro mengatakan, dengan standar tersebut, mereka ingin memastikan nampan yang digunakan aman, tidak mudah rusak, dan tidak mengandung zat berbahaya. 

Dia menyebut, penetapan itu menjadi langkah strategis untuk memastikan peralatan makan yang digunakan dalam Program MBG memenuhi aspek mutu, keamanan, dan kesehatan.

Baca juga: Media Asing Soroti Keracunan MBG di Sragen, Apa Kata Mereka?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi