Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Pegawai PBB Desak Komisaris Tinggi HAM Akui Perang Gaza sebagai Genosida

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Mengenal Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tujuannya.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Ratusan staf lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) untuk mengakui perang di Gaza sebagai genosida. 

Para staf PBB mengirim surat ke kantor Komisaris Tinggi HAM, Volker Turk pada Rabu (27/8/2025).

Dalam surat itu, mereka menilai perang Israel-Palestina yang terjadi selama hampir dua tahun telah memenuhi kriteria hukum genosida.

Kriteria tersebut mengacu pada skala perang, cakupan, dan sifat pelanggaran yang terdokumentasikan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusi (OHCHR) memiliki tanggung jawab hukum dan moral yang kuat untuk mengecam tindakan genosida,” bunyi isi surat tersebut.

Baca juga: Menhan Israel Setujui Rencana Caplok Gaza, Panggil 60.000 Pasukan Cadangan

Didukung oleh 500 pegawai PBB

Dilansir dari Reuters, Jumat (29/8/2025), surat tersebut telah ditandatangani oleh Komite Staf yang mengatasnamakan lebih dari 500 pegawai. Mereka mendesak Turk untuk segera mengambil sikap tegas dan terbuka.

Surat tersebut juga memperingatkan akan kegagalan moral PBB pada genosida Rwanda 1994 yang menewaskan lebih dari 1 juta orang.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan, Turk yang merupakan seorang pengacara Austria dan telah bekerja selama puluhan tahun di PBB, mendapat dukungan penuh tanpa syarat dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

"Penetapan suatu peristiwa sebagai genosida adalah wewenang dari otoritas hukum yang kompeten," tegas Dujarric.

Baca juga: Aksi Mogok Nasional di Israel, Desak Akhiri Perang Gaza dan Bebaskan Sandera

Tanggapan Israel

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel menyebut isi surat tersebut salah, tidak berdasar, dan diliputi oleh kebencian obsesif terhadap Israel.

Mereka menyatakan pihaknya tidak akan menanggapi surat-surat yang ditulis oleh pegawai internal PBB tersebut.

Israel sebelumnya telah menolak tuduhan genosida di Gaza dan menyebut serangan yang mereka lakukan sebagai hak membela diri atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, perang di Gaza telah menewaskan hampir 63.000 orang.

Lembaga pemantau kelaparan global juga menyebut sebagian penduduk di wilayah tersebut mengalami kelaparan.

Baca juga: Aksi Mogok Nasional di Israel, Desak Akhiri Perang Gaza dan Bebaskan Sandera

PBB belum menggunakan istilah genosida

Sejumlah kelompok HAM seperti Amnesty International telah menuduh Israel melakukan genosida, demikian juga pakar independen PBB, Francesca Albanese. 

Namun, secara institusi, PBB belum menggunakan istilah itu, dengan alasan pengadilan internasional yang berhak menentukan.

Pada 2023, Afrika Selatan mengajukan kasus genosida terhadap tindakan Israel di Gaza ke Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ).

Namun, kasus tersebut belum dibahas secara substansial, dan diketahui bisa memakan waktu bertahun-tahun

Baca juga: 5 Jurnalis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza, termasuk Anas al-Sharif

Turk berulang kali mengecam tindakan Israel di Gaza dan memperingatkan akan meningkatnya risiko terjadinya kejahatan kekejaman massal.

Ia mengatakan bahwa surat tersebut menimbulkan keprihatinan.

"Saya tahu kita semua merasakan kemarahan moral terhadap kengerian yang kita saksikan, sekaligus frustrasi menghadapi ketidakmampuan komunitas internasional untuk mengakhiri situasi ini," katanya.

Ia menyerukan kepada para pegawai untuk tetap bersatu dalam menghadapi kesulitan tersebut.

Baca juga: Sejumlah Negara Kirim Bantuan ke Gaza lewat Udara, Kenapa Malah Dikritik?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi