Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Sesar Lembang yang Menyimpan Potensi Gempa, Masih Aktif hingga Agustus 2025

Baca di App
Lihat Foto
BMKG Bandung
Ilustrasi sesar Lembang.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Wilayah Bandung, Jawa Barat memiliki Sesar Lembang yang menyimpan potensi ancaman geologi dan perlu diwaspadai masyarakat

Dikutip dari Antara, Sabtu (23/8/2025), Sesar Lembang adalah patahan aktif yang membentang di utara Bandung dan bisa memicu gempa besar sewaktu-waktu.

Sesar tersebut sudah terbentuk sejak zaman kuarter atau pleistosen sekitar 500.000 tahun yang lalu.

Pembentukan sesar Lembang berhubungan dengan Kompleks Gunung Api Sunda-Burangrang yang runtuh sehingga memicu struktur sesar turun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa tersebut berkembang menjadi sesar mendatar aktif yang bisa memicu gempa.

Ada sejumlah fakta terkait sesar Lembang yang perlu diketahui dan diwaspadai aktivitasnya oleh masyarakat.

Baca juga: Tinggi Gunung Batu Naik Perlahan akibat Aktivitas Sesar Lembang, Ini Penjelasan BRIN


1. Sesar Lembang masih aktif hingga Agustus 2025

Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu atau akrab disapa Ayu mengatakan, aktivitas sesar Lembang dimonitor oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung.

Dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (28/8/2025), pemantauan dilakukan dengan jaringan sensor Indonesia Tsunami Early Warning System (INATEWS) dan Lembang Framework.

Dari hasil monitoring BMKG pada 25 Juli hingga 20 Agustus 2025, BMKG Bandung mencatat enam aktivitas kegempaan dengan magnitudo berkisar antara M 1,7 sampai dengan M 2,3,

Aktivitas gempa terjadi di bagian sebelah barat Sesar Lembang, yaitu segmen Cimeta dengan intensitas terbesar mencapai skala II-III MMI.

Baca juga: Mengenal Sesar Citarik, Patahan Aktif yang Mengintai Wilayah Jabodetabek

2. Panjang sesar Lembang mencapai 29 km

Ayu menerangkan, sesar Lembang memiliki panjang sekitar 29 km dan terbagi menjadi enam segmen.

Segmen tersebut memanjang melewati wilayah Kabupaten Bandung Barat (Ngamprah, Cisarua, Parongpong, Lembang), Kabupaten Bandung (Cimenyan, Cilengkrang), dan berakhir di Kabupaten Sumedang (Tanjungsari).

Baca juga: Studi Gempa Myanmar 2025, Sesar San Andreas Bisa Picu Bencana Lebih Dahsyat

3. Tidak semua segmen sesar Lembang sedang aktif

Meskipun sesar Lembang terbagi menjadi enam segmen, yakni Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng, tidak semuanya sedang aktif pada saat yang sama.

“Aktivitas kegempaan terkini lebih dominan di segmen Cimeta dan Cipogor, sedangkan segmen lainnya relatif tenang,” ujar Ayu.

Baca juga: BMKG Sebut Ada Peningkatan Aktivitas di Sesar Lembang sejak 24 Juli 2025

4. Segmen aktif Cimeta dan Cipogor sedang aktif

Berdasarkan data terbaru, segmen Cimeta dan Cipogor adalah bagian dari sesar Lembang yang saat ini sedang aktif.

Segmen ini berada di bagian sebelah barat sesar Lembang yang melewati kecamatan Ngamprah dan Cisarua.

“Dengan tidak mengesampingkan tetapi tetap mewaspadai potensi dampak Gempa Sesar Lembang oleh para ahli dengan magnitudo maksimum M 6,8, namun berdasarkan data yang kami catat, aktivitas sesar Lembang saat ini yang menunjukkan bahwa hanya 2 segmen yang aktif dengan panjang segmen kurang lebih 10 km dapat menghasilkan gempa bumi dengan potensi magnitudo maksimum M 5,5,” imbuh Ayu.

Baca juga: Peneliti BRIN Temukan Sesar Aktif di Semarang, Bisa Picu Gempa Besar?

Imbauan BMKG

Ayu menyampaikan, berdasarkan skenario peta guncangan M 5,5 (shakemap), wilayah Kabupaten Bandung Barat berpotensi mengalami dampak guncangan V–VI MMI (62–120 gal) akibat aktivitas sesar Lembang.

Intensitas gempa tersebut dapat menyebabkan kerusakan ringan dengan deskripsi getaran dirasakan oleh semua penduduk.

“Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak,” ujar Ayu.

Karena sesar Lembang masih menunjukkan tanda-tanda aktif, Ayu memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat dan pihak terkait untuk mengantisipasi dampak ke depan, yakni:

  • Memastikan bangunan aman, tahan gempa dengan struktur yang kuat dengan besi tulangan, dan mengacu building code (aturan bangunan tahan gempa atau ramah gempa)
  • Menyiapkan rambu jalur evakuasi dari lingkup keluarga, lingkungan RT/RW, area publik, dan lain-lain
  • Melakukan pengukuran mikrozonasi untuk memetakan potensi tingkat guncangan gempa di wilayah Bandung Barat
  • Menyiapkan diri dengan latihan cara melindungi diri selama terjadi gempa, seperti memposisikan tangan dan lutut ke tanah atau lantai, lindungi kepala dan leher di bawah perabotan yang kokoh,maupun berpegangan erat pada tempat berlindung (Drop-Cover-Hold On)
  • Menyediakan peralatan untuk selamat (tas siaga bencana) dengan memahami keterampilan cara selamat dan bertindak tepat saat guncangan gempa terjadi
  • Keluar rumah jika guncangan kuat gempa sudah reda
  • Perkuat mitigasi bencana baik struktural maupun kultural
  • Melakukan edukasi secara masif terkait potensi gempa dan dampak serta mitigasinya.

Baca juga: Bisa Sebabkan Gempa, Berikut Daftar Sesar Aktif di Pulau Jawa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi