KOMPAS.com - Selama ini, kecerdasan manusia kerap dipandang sebagai hasil kerja keras, disiplin belajar, atau bakat alami.
Namun, sebuah studi terbaru membuka sudut pandang yang jauh lebih mengejutkan, bahwa kecerdasan ternyata bisa ditebak dari bagian tubuh sederhana, yakni panjang ibu jari atau jempol.
Penelitian yang dipublikasikan di Communications Biology itu melibatkan spesies primata, baik fosil maupun yang masih hidup.
Temuan ini memberi gambaran baru bahwa faktor biologis, bukan hanya pendidikan atau kebiasaan belajar, dapat memainkan peran penting dalam membentuk kecerdasan manusia.
Studi tersebut sekaligus menyingkap jejak evolusi nenek moyang kita dalam mengasah kemampuan berpikir kompleks.
Baca juga: 8 Ciri Orang Cerdas Menurut Psikologi, Kerap Tak Disadari
Bentuk ibu jari tunjukkan tingkat kecerdasan
Seorang anak yang dikenal paling pintar di kelas sering dianggap menonjol karena kerja keras, disiplin belajar, atau bakat alami.
Namun, penelitian terbaru menggambarkan bahwa di balik itu semua, faktor biologis justru bisa memiliki pengaruh yang lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Studi tersebut mengungkap bahwa panjang ibu jari memiliki kaitan erat dengan ukuran otak.
Mereka yang secara genetik memiliki ibu jari lebih panjang cenderung mempunyai otak lebih besar, dan otak besar kerap berhubungan dengan kemampuan kognitif lebih tinggi.
Temuan ini didasarkan pada analisis 94 spesies primata, baik yang masih hidup maupun telah punah, yang menunjukkan pola konsisten: semakin panjang ibu jari, semakin besar pula kapasitas otaknya.
Baca juga: Soal Cerdas Cermat 17 Agustus beserta Jawabannya untuk Referensi Lomba
Ibu jari simbol kecerdasan manusia
Dilansir dari Your Tango, Jumat (29/8/2025), sejak lama, para ilmuwan percaya bahwa keistimewaan manusia terletak pada ibu jari.
Bagian tangan ini, yang bisa bergerak berlawanan arah dengan jari lainnya, memungkinkan kita menggenggam benda dan menggunakan alat.
Teori yang berkembang menyebutkan, kemampuan tersebutlah yang kemudian membentuk otak kita, memberi fondasi pada kecerdasan manusia modern.
Baca juga: 10 Model AI Paling Cerdas 2025, Gemini Peringkat 3
Namun, riset terbaru justru menantang anggapan itu. Peneliti menemukan bahwa panjang ibu jari lebih erat kaitannya dengan neokorteks, bagian otak yang mengatur kemampuan berpikir dan bukan dengan otak kecil yang mengontrol gerakan.
Dengan kata lain, evolusi kecerdasan manusia tidak semata digerakkan oleh ketangkasan fisik.
“Kita selalu tahu bahwa otak besar dan jari yang luwes adalah ciri khas manusia. Tapi kini terbukti keduanya tidak berevolusi secara terpisah,” ujar Dr. Joanna Baker dari University of Reading, penulis utama penelitian tersebut.
“Ketika nenek moyang kita semakin piawai memegang dan memanipulasi benda, otak mereka ikut berkembang untuk menyesuaikan diri. Proses itu terus berlangsung selama jutaan tahun,” tambahnya.
Temuan ini menegaskan bahwa evolusi manusia jauh lebih rumit dari perkiraan sebelumnya.
Bagian otak yang mengatur gerakan dan kesadaran ternyata tidak berkembang dalam jalur terpisah, melainkan saling memengaruhi, sehingga membentuk kecerdasan yang kompleks seperti yang kita miliki hari ini.
Baca juga: [POPULER TREN] Ciri Orang Cerdas Kata Einstein dan Socrates | Wilayah Hujan Lebat Hari Ini
Jempol juga cerminkan kepribadian seseorang
Sebagian peneliti dan pengamat karakter percaya, jari yang sederhana ini menyimpan lebih banyak cerita daripada yang terlihat.
Jika seseorang memiliki ibu jari lurus, kemungkinan besar merupakan tipe yang menyukai logika, keteraturan, dan berpikir sistematis.
Sebaliknya, ibu jari melengkung kerap dikaitkan dengan pribadi yang penuh kreativitas, ekspresif, dan bersemangat.
Meskipun belum sekuat penelitian evolusi otak, pola ini membuka wacana menarik terkait mungkinkah bentuk jempol juga merupakan refleksi dari kompleksitas cara berpikir?
Baca juga: Ciri Orang Cerdas Menurut Psikolog, Einstein, dan Socrates
Riset terbaru yang menghubungkan panjang jempol dengan neokorteks, bagian otak yang berperan dalam bernalar, semakin memperkaya pembahasan ini.
Bila keterampilan motorik saja bisa terkait dengan perkembangan otak, siapa yang bisa memastikan bahwa kelengkungan jempol tidak memiliki kaitan dengan aspek psikologis lain, seperti kreativitas atau kemampuan beradaptasi?
Pada akhirnya, jempol bisa dilihat sebagai simbol betapa rumitnya manusia.
Dari ukuran hingga bentuknya, semua mungkin menyimpan petunjuk tentang cara kita berpikir, merasa, hingga mengekspresikan diri.
Panjang jempol bahkan bisa memberi gambaran seberapa tajam nalar seseorang, sementara bentuknya menyingkap apakah ia lebih condong ke logika atau seni.
Semua ini menegaskan bahwa tubuh kita bukan hanya hasil evolusi biologis, tetapi juga refleksi dari kepribadian yang terus berkembang.
Baca juga: Apakah AI Membuat Kita Lebih Cerdas dari Einstein?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.