KOMPAS.com - Warganet diramaikan dengan pembahasan mengenai ciri Narcissistic Personality Disorder (NPD) pada seorang laki-laki.
Unggahan akun Instagram @dr.int*** menyebutkan bahwa salah satu ciri laki-laki NPD adalah sering selfie dan diposting setiap hari.
Pengguna akun tersebut juga mengatakan bahwa jika seorang perempuan menemui laki-laki dengan ciri-ciri tersebut, maka hendaknya menjauh.
"Jangan menikah dengan lelaki yang suka selfie apalagi diposting setiap waktu setiap hari. Jangan-jangan dia NPD," kata pengguna akun tersebut pada Jumat (29/8/2025).
Ia juga mengingatkan bahwa maskulinitas seorang pria secara batiniah dan lahiriah tidak menyukai selfie, berbeda dengan perempuan yang wajar melakukan selfie.
Baca juga: Ramai TikToker Malaysia Panggil Anak Wife Kecik, Psikolog Ungkap Bahayanya
Unggahan tersebut kemudian memicu beragam komentar warganet yang pro dan kontra.
"Setuju banget, aku tim yang ilfil sama cowo selfie," tulis @kalbuber***.
"Tp ini self diagnosis ya, dan stigmatized, NPD itu ga bisa di diagnosis hanya dengan selfie," tulis @mnr.ri***.
"Saya sebagai laki-laki setuju dengan pernyataan ini," tulis @susah.tid***.
Lantas, benarkah sering selfie merupakan salah satu ciri pria NPD?
Baca juga: Viral Narasi Cewek Bisa Segalanya, Tapi Tidak Bisa Cari Cowok Bener, Ini Kata Psikolog
Selfie tidak selalu pertanda gangguan narsistik
Psikolog Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal, menegaskan bahwa kebiasaan laki-laki sering ber-selfie tidak bisa langsung dikaitkan dengan NPD.
Menurutnya, penting membedakan antara sifat narsis yang umum dan NPD yang merupakan kondisi medis serius.
Danti menjelaskan, sifat narsis sebenarnya wajar. Banyak orang memiliki rasa percaya diri tinggi dan menyukai dirinya sendiri.
Media sosial pun menjadi ruang ekspresi untuk menampilkan citra diri yang ideal.
Baca juga: Mengapa Ada Masyarakat yang Percaya Teori Konspirasi? Ini Penjelasan Psikolog
“Sering selfie bisa saja hanya bentuk narsis yang normal,” ujarnya.
Berbeda dengan sifat narsis biasa, NPD adalah gangguan kepribadian yang membutuhkan diagnosis profesional.
Penderitanya kerap menunjukkan pola pikir dan perilaku yang mengganggu hubungan sosial.
"Mereka sangat membutuhkan pengakuan, minim empati, serta merasa superior meski di baliknya tersembunyi rasa rapuh dan tidak aman," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (1/9/2025).
Baca juga: Sering Merasa “Pernah Mengalami” Sesuatu atau Deja Vu? Ini Penjelasan Psikolog
Tanda-tanda NPD yang perlu diwaspadai
Meskipun bukan menjadi salah satu ciri NPD, namun ada kondisi tertentu saat kebiasaan selfie bisa menjadi indikasi gangguan kepribadian narsistik.
“Sering selfie itu hal biasa, tapi kalau sudah disertai pola pikir dan perilaku yang mengganggu diri sendiri maupun orang lain, barulah kita perlu waspada,” ujarnya.
Menurut Danti, ada beberapa ciri yang bisa menjadi petunjuk kebiasaan selfie berhubungan dengan NPD:
Baca juga: Sering Merasa “Pernah Mengalami” Sesuatu atau Deja Vu? Ini Penjelasan Psikolog
1. Haus pujian berlebihanSeseorang kerap mengunggah foto untuk mendapatkan "like" atau komentar positif, dan merasa sangat kecewa bahkan marah ketika respons yang diterima tidak sesuai harapan.
2. Membangun citra diri idealSelfie digunakan untuk membentuk gambaran diri yang tampak sempurna, lebih menarik, sukses, atau keren dibanding kenyataannya.
3. Kurangnya empatiOrang dengan kecenderungan ini tidak peduli, bahkan merendahkan orang lain, demi merasa lebih unggul dari sekitarnya.
Baca juga: Pernah Berbohong demi Kebaikan Anak? Psikolog Beri 3 Tips Ini
4. Merasa berhak mendapat perlakuan istimewaAda keyakinan bahwa dirinya pantas mendapat perlakuan khusus, atau merasa lebih penting dibanding orang lain.
5. Sangat sensitif terhadap kritikSekecil apa pun kritik yang ditujukan pada penampilan atau diri mereka, bisa memicu reaksi defensif, marah, atau bahkan menyerang balik.
Baca juga: Ternyata Ini Penyebab Orang Sulit Membuang Barang Lama Menurut Psikolog
Selfie bukan diagnosis, tapi bisa jadi pintu masuk NPD
Danti menekankan bahwa sering selfie bukanlah diagnosis NPD.
Kebiasaan ini baru dapat dianggap sebagai bagian dari gejala jika diiringi pola pikir serta perilaku lain yang bersifat merusak, baik terhadap hubungan sosial, pekerjaan, maupun kehidupan pribadi.
“Kalau sudah sampai pada tahap mengganggu pendidikan, pekerjaan, atau relasi dengan orang lain, penting untuk segera mencari bantuan profesional,” jelasnya.
Konsultasi dengan psikolog atau psikiater menjadi langkah terbaik untuk memastikan apakah seseorang hanya memiliki sifat narsis yang wajar, atau sudah masuk dalam kategori gangguan kepribadian narsistik.
Baca juga: 4 Ciri Orang Antikritik Menurut Psikolog dan Cara Latih Diri agar Lebih Terbuka
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.