Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Orang Hobi Chat Panjang Punya Kecerdasan Emosional dan Empati Lebih Tinggi?

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash
Ilustrasi chat panjang.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Chat atau obrolan melalui aplikasi digital seperti WhatsApp menjadi salah satu rutinitas yang dilakukan banyak orang setiap harinya.

Chat tersebut bisa berupa saling bertegur sapa, berbagi cerita, menanyakan kabar, hingga hanya membicarakan hal sepele.

Psikolog Danti Wulan Manunggal mengatakan, seseorang yang hobi melakukan chat panjang-lebar dapat menandakan kecerdasan emosi dan empati lebih tinggi.

“Seseorang yang suka chat panjang-panjang bisa menjadi indikasi dari kecerdasan emosi dan empati yang lebih tinggi, meskipun tidak selalu berlaku secara mutlak,” kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (6/9/2025).

Chat tersebut sering kali juga dibubuhi dengan penggunaan emoji dan tanda baca yang tepat sesuai konteks obrolan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Danti, dalam komunikasi teks, penggunaan emoji dan tanda baca tersebut sebagai pengganti isyarat non-verbal saat percakapan langsung.

Lantas, apa alasan chat panjang-lebar jadi tanda seseorang mempunyai kecerdasan emosi dan empati lebih tinggi?

Baca juga: Psikolog Ungkap Gen Z Punya Mekanisme Pertahanan Unik yang Beda dari Generasi Lain, Apa Itu?

Penjelasan psikolog

Ada beberapa alasan yang menjadi latar belakang chat panjang lebar menjadi indikasi dari kecerdasan emosi dan empati tinggi, antara lain:

1. Keinginan untuk memahami dan dipahami

Danti menyampaikan, orang dengan kecerdasan emosi tinggi sering kali memiliki dorongan kuat untuk memahami perasaan orang lain dan ingin perasaannya sendiri dipahami.

“Mereka mungkin menulis pesan panjang untuk menjelaskan sudut pandang mereka secara detail dan untuk memastikan tidak ada miskomunikasi,” ujarnya.

Hal ini menunjukkan kesabaran dan keinginan seseorang untuk membangun koneksi yang lebih dalam, bukan sekadar basa-basi.

Baca juga: 5 Pola Pikir yang Bisa Merusak Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Apa Saja?

2. Kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran

Danti menyatakan, menulis chat yang panjang membutuhkan kemampuan untuk mengorganisir pikiran dan perasaan menjadi kata-kata yang koheren.

“Individu dengan kecerdasan emosi yang baik biasanya lebih cakap dalam mengidentifikasi dan menamai emosi mereka sendiri, disebut literasi emosi,” ucapnya.

Hal ini memungkinkan seseorang untuk mengungkapkan kompleksitas emosinya secara lebih akurat, terlihat dari pesan yang lebih rinci dan detail.

Baca juga: 4 Ciri Orang Antikritik Menurut Psikolog dan Cara Latih Diri agar Lebih Terbuka

3. Bentuk perhatian

Pesan yang panjang sering kali berisi pertanyaan atau tanggapan, menunjukkan bahwa seseorang benar-benar mendengarkan apa yang disampaikan lawan bicara.

“Tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga mencoba melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Ini adalah inti dari empati, di mana mereka berusaha untuk merasakan dan memahami apa yang dirasakan orang lain,” tutur Danti.

Dia menilai bahwa seseorang mungkin menulis chat panjang untuk menawarkan dukungan, memberikan nasihat yang bijak, atau sekadar memvalidasi perasaan lawan bicara.

Baca juga: Laki-laki Hobi Selfie, Benarkah Tanda NPD? Ini Kata Psikolog

4. Kebutuhan akan kedalaman hubungan

Danti mengungkapkan bahwa chat panjang dan lebar bisa menjadi cara untuk membangun keintiman dengan lawan bicara.

Dia menilai, dalam dunia digital yang serba cepat, banyak percakapan yang dangkal dan terburu-buru.

“Orang yang memilih untuk mengirim pesan panjang mungkin memiliki kebutuhan yang lebih besar akan hubungan yang bermakna dan otentik,” jelas Danti.

“Mereka melihat chat sebagai alat untuk menjalin ikatan emosional yang kuat, bukan sekadar sarana komunikasi praktis,” sambungnya.

Baca juga: Ramai Guru Perempuan Gugat Cerai Suami Usai Dapat SK PPPK, Psikolog Jelaskan Pemicunya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi