Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Indonesia, Bendera One Piece Jadi Simbol Perlawanan di Nepal

Baca di App
Lihat Foto
AFP/PRABIN RANABHAT
Peserta demo Nepal menggotong pengunjuk rasa yang terluka dalam demonstrasi di luar Gedung Parlemen di Kathmandu, Senin (8/9/2025). Demo di Nepal yang menolak larangan media sosial berujung bentrok dengan aparat. Polisi tembak massa di depan parlemen Nepal, 19 orang tewas, 145 luka.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Bendera Jolly Roger One Piece menjadi simbol perlawanan para demonstran di tengah aksi protes yang terjadi di Nepal dalam beberapa hari terakhir.

Demo yang dinamai Revolusi Gen Z tersebut bermula ketika pemerintah setempat melarang 26 media sosial beroperasi di Nepal, seperti Facebook dan X.

Larangan tersebut muncul usai pemerintah Nepal mewajibkan platform media sosial untuk mendaftarkan diri ke Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi.

Dilansir dari BBC, Rabu (10/9/2025), para kritikus merespons larangan media sosial dengan menuduh bahwa pemerintah sebenarnya berusaha menghambat kampanye antikorupsi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peserta aksi kemudian menyalurkan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintah Nepal.

Baca juga: Apa Penyebab Demonstrasi Besar di Nepal?

Berdasarkan pantauan Kompas.com di X, Rabu (10/9/2025), bendera One Piece tampak dikibarkan bersama dengan Bendera Nepal.

Beberapa demonstran juga mengibarkan bendera Jolly Roger di jembatan dan membuat poster seolah-olah pejabat setempat menjadi buronan lengkap dengan harga dalam mata uang One Piece “berry”.

“Beberapa pengunjuk rasa membawa bendera bajak laut khas kru Luffy dari One Piece, tengkorak dengan topi jerami, dalam aksi protes tersebut,” tulis Telegraph India dalam pemberitaannya, Selasa (9/9/2025).

“Dalam serial anime yang dicintai ini, mengibarkan Jolly Roger merupakan deklarasi hidup bebas di lautan, mengejar impian sendiri tanpa mempedulikan aturan dunia,” tambah media tersebut.

Selain bendera One Piece, para demonstran juga menggunakan tanda pagar #NepoBaby and #NepoKids untuk menyorot gaya hidup mewah para politikus dan keluarganya.

Baca juga: PM Oli Mundur Buntut 19 Orang Tewas saat Demo Nepal, Apa yang Terjadi Setelahnya?

PM Nepal mundur, gedung parlemen dibakar

Buntut aksi protes besar-besaran yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, Perdana Menteri (PM) Nepal KP Sharma Oli memutuskan mundur dari jabatannya.

Pengunduran diri Sharma terjadi setelah 19 orang tewas akibat demonstrasi di Nepal.

“Mengingat situasi yang tidak menguntungkan di negara ini, saya telah mengundurkan diri efektif hari ini untuk memfasilitasi penyelesaian masalah dan membantu menyelesaikannya secara politis sesuai dengan konstitusi,” tulis Sharma dalam surat pengunduran dirinya, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (9/9/2025).

Meski begitu, pengunduran diri Sharma tidak serta merta menghentikan aksi protes.

Para demonstran tetap turun ke jalan, melakukan pemblokiran, dan membakar gedung parlemen.

Di dalam parlemen, para demonstran terlihat “bergembira” dan menari-nari sambil meneriakkan slogan di sekitar kobaran api yang menyala di depan gedung.

Beberapa orang juga menghancurkan parlemen Nepal dan membuat grafiti serta menuliskan pesan-pesan anti-pemerintah yang disemprotkan di bagian luar dinding.

Baca juga: 26 Media Sosial yang Sempat Diblokir di Nepal, Apa Saja?

Militer Nepal turun tangan

Aksi anarkis yang dilakukan para demonstran mendorong militer setempat untuk turun tangan.

Panglima Militer Nepal mengatakan bahwa para demonstran mengambil keuntungan dengan merusak, menjarah, dan membakar properti publik serta pribadi.

Militer setempat memberikan peringatan bahwa semua lembaga keamanan, termasuk angkatan darat, akan dikerahkan untuk mengambil alih situasi

Salah satu warga Kathmandu, Muna Shreshta (20) yang ikut dalam aksi protes, mengatakan bahwa ia ikut menggeruduk gedung parlemen.

Menurutnya, korupsi menjadi masalah jangka panjang. Ia juga menilai, sudah saatnya Nepal dan siapa pun yang berkuasa melakukan perubahan.

"Ini telah terjadi dan kami sangat senang menyaksikannya dan memperjuangkannya. Saya harap perubahan ini akan membawa sesuatu yang positif bagi kami,” ujar Shreshta dikutip dari BBC, Selasa (9/9/2025).

Baca juga: Mendagri Nepal Mundur Usai 19 Orang Tewas Dalam Aksi Demo Pemblokiran Media Sosial dan Korupsi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi