Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Cek Paru-paru untuk Mengetahui Tubuh Sehat atau Tidak

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
ilustrasi cara mengetahui kesehatan tubuh dengan mengetes kemampuan paru-paru.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Paru-paru bukan hanya organ penting untuk bernapas, tetapi juga menyimpan rahasia tentang kondisi kesehatan kita seiring bertambahnya usia.

Kondisi paru-paru bisa menjadi cerminan daya tahan tubuh, risiko penyakit, hingga kecepatan proses penuaan.

Dilansir dari BBC, Senin (8/9/2025), sebuah studi internasional yang dirilis Mei 2025 meneliti variasi fungsi paru-paru berdasarkan usia.

Dari data 30.000 pria dan wanita, para peneliti menemukan kapasitas paru-paru mencapai puncaknya di usia 20-an, kemudian menurun perlahan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada wanita, puncaknya biasanya datang lebih cepat dibanding pria.

Baca juga: Dokter China Berhasil Transplantasi Paru-paru Babi ke Manusia untuk Kali Pertama

Menurut para peneliti, penurunan fungsi paru-paru dianggap bagian alami dari proses biologis.

Namun, faktor eksternal seperti merokok, polusi udara, serta riwayat asma dapat mempercepat penurunan fungsi paru-paru. 

Semakin baik kapasitas paru-paru di usia muda, semakin kuat perlindungan terhadap penyakit kronis di masa depan.

Kesehatan paru-paru ternyata juga berkaitan dengan banyak aspek lain, mulai dari sistem kekebalan tubuh, berat badan, hingga kesehatan otak. 

Itulah sebabnya menjaga paru-paru tetap sehat menjadi kunci penting dalam penuaan yang lebih baik.

Baca juga: Tanda Kanker Paru-paru di Dada, Leher, dan Mata yang Jarang Disadari

Cara cek kondisi paru-paru

Meski studi medis tersebut menggunakan peralatan canggih, tetapi ada dua cara sederhana untuk mengukur kondisi paru-paru di rumah.

1. Tes mengukur volume paru-paru

Anda hanya memerlukan peralatan seperti botol plastik besar, ember atau bak mandi, dan selang karet.

Dengan bahan tersebut, Anda bisa menghitung berapa banyak udara yang mampu diembuskan.

Berikut tata caranya:

  1. Ukur 200 ml air ke dalam gelas ukur, pindahkan ke botol plastik, dan gunakan pena untuk menandai level air
  2. Tambahkan 200 ml air lagi, tandai level air baru, dan ulangi proses hingga botol penuh
  3. Isi ember atau bak mandi dengan air, lalu celupkan botol yang sudah penuh ke dalamnya, sambil membalikkan botol di bawah air
  4. Dengan botol tetap dalam posisi ini, masukkan selang karet ke dalam leher botol. Selang karet tidak harus terlalu ketat
  5. Tarik napas dalam-dalam dan tiup ke dalam tabung
  6. Hitung berapa banyak garis air yang dapat Anda tiup keluar dari botol
  7. Kalikan jumlah garis dengan 200 ml (misalnya, tiga garis sama dengan 600 ml). Angka ini adalah kapasitas vital paru-paru Anda, yang juga disebut kapasitas vital paksa atau KVP.

Baca juga: 9 Gejala Ringan yang Ternyata Bisa Jadi Tanda Awal Kanker Paru-paru, Apa Saja?

Menurut pakar pernapasan dari Universitas Kent, Inggris, John Dickinson, tes ini memang tidak selalu akurat, tetapi cukup memberi gambaran kasar kondisi paru-paru.

Dalam ilmu kedokteran, jumlah total udara maksimal yang dapat Anda embuskan dari paru-paru Anda secara paksa setelah menarik napas sedalam mungkin dikenal sebagai Forced Vital Capacity (FVC).

Nilai FVC adalah salah satu parameter utama dalam tes spirometri yang berfungsi untuk mengukur dan mengevaluasi fungsi paru-paru, di mana nilai FVC yang rendah dapat menunjukkan adanya masalah pada pernapasan atau pembatasan fungsi paru-paru.

Menurut Asosiasi Paru-paru AS, penurunan FVC secara alami, sekitar 0,2 liter per dekade, bisa terjadi meskipun seseorang tidak merokok.

Biasanya hal itu terjadi karena efek penuaan.

Normalnya, nilai FVC paru-paru orang sehat berkisar antara 3-5 liter.

Baca juga: 9 Gejala Ringan yang Ternyata Bisa Jadi Tanda Awal Kanker Paru-paru, Apa Saja?

2. Tes tarik napas

Selain kapasitas paru-paru, kualitas napas juga bisa diuji secara sederhana.

Dickinson mengatakan, Anda bisa melakukan tes ini di rumah.

Pada tes kedua, kita akan menilai frekuensi pernapasan saat istirahat, yang mengacu pada lamanya waktu Anda dapat mengembuskan napas sebelum perlu bernapas lagi.

"Caranya, tarik napas dalam-dalam, lalu hitung dalam hitungan detik berapa lama Anda bisa mengembuskan napas perlahan," kata Dickinson.

"Anda seharusnya bisa mengembuskan napas perlahan setidaknya selama 11 detik," lanjut dia.

Baca juga: Ahli Bedah Toraks Ungkap Ciri-ciri Batuk yang Jadi Gejala Kanker Paru-paru

Arti fungsi paru yang rendah

Para ahli menekankan, fungsi paru-paru yang rendah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan lain, seperti penyakit jantung, osteoporosis, diabetes tipe 2, hingga penurunan daya ingat.

Kondisi ini biasanya dipicu oleh peradangan paru yang menyebar dan memengaruhi organ tubuh lain.

Profesor di Universitas McMaster di Kanada, Dawn Bowdish, menyampaikan bahwa kita masih bisa mengupayakan kesehatan paru-paru.

"Olahraga teratur terbukti membantu memperkuat otot pernapasan dan mengurangi peradangan," kata Bowdish.

"Pola makan kaya antioksidan, vitamin C, vitamin E, serta minyak ikan juga diyakini melindungi paru-paru dari kerusakan," imbuhnya.

Selain itu, ia menambahkan, menghentikan kebiasaan merokok atau vaping menjadi langkah paling efektif.

Baca juga: 4 Manfaat Menaiki Tangga untuk Kesehatan Jantung dan Paru-paru yang Sudah Terbukti Ilmiah

Menurut ahli, menjaga berat badan juga penting karena lemak berlebih, khususnya di perut, bisa menekan paru-paru sehingga kapasitasnya berkurang.

Alternatif lain yang menarik adalah bernyanyi atau memainkan alat musik tiup.

Aktivitas ini melatih otot diafragma, tulang rusuk, dan perut sehingga paru-paru tetap fleksibel.

Beberapa penelitian bahkan menemukan manfaat bernyanyi bagi pasien penyakit paru kronis.

Apa pun metode yang dipilih, mulai dari olahraga, diet sehat, hingga latihan pernapasan, semuanya dapat membantu paru-paru tetap tangguh menghadapi polusi, infeksi, dan proses penuaan.

"Menjaga kesehatan paru berarti juga menjaga kualitas hidup di masa depan," kata Bowdish.

Baca juga: Merokok Vape Bisa Picu Penyakit Paru-paru Popcorn yang Susah Sembuh, Apa Itu?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi