KOMPAS.com - Satelit Nusantara Lima (N5) milik Indonesia berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), pada Kamis (11/9/2025) malam.
Peluncuran ini menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX, perusahaan antariksa yang didirikan Elon Musk, dikutip dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Jumat (12/9/2025).
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid mengayakan, N5 dirancang untuk kepentingan rakyat, khususnya dalam mempercepat pemerataan konektivitas digital nasional di wilayah terpencil.
Peluncuran N5 juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian dan kedaulatan teknologi.
“Satelit Nusantara Lima adalah jembatan yang menghubungkan Indonesia tanpa batas. Internet cepat bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal kesempatan yang sama,” kata Meutya.
Peluncuran ini menjadi tonggak sejarah baru setelah hadirnya Palapa A1 pada 1976, Nusantara Satu pada 2019, dan SATRIA-1 pada 2023.
Lantas, seperti apa spesifikasi Satelit Nusantara Lima (N5)?
Baca juga: Indonesia Luncurkan Satelit Komunikasi Terbesar se-Asia Tenggara, Apa Fungsinya bagi Masyarakat?
Spesifikasi Satelit Nusantara lima (N5)
Satelit Nusantara Lima (N5) dimiliki oleh PT Satelit Nusantara Lima (SNL), anak usaha PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), melalui kerja sama global dengan Boeing Satellite Systems, Hughes Network Systems, dan SpaceX.
Satelit ini ditempatkan pada slot orbit strategis 113 derajat Bujur Timur (BT) atau yang dikenal sebagai golden spot yang mencakup seluruh wilayah Indonesia sekaligus memperkuat konektivitas di kawasan timur.
Dibanding generasi sebelumnya, N5 membawa kapasitas hingga 160 gigabyte per second (Gbps), menjadikannya satelit komunikasi terbesar di kawasan ASEAN, dilansir dari Indonesia.go.id.
Menggunakan platform Boeing 702 MP dengan bobot sekitar 8 ton, satelit ini dirancang memiliki masa operasi lebih dari 15 tahun.
Adapun dengan hadirnya Satelit Nusantara Lima, total kapasitas satelit Indonesia saat ini mencapai hampir 400 Gbps atau terbesar di Asia Pasifik.
Teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) yang dibawanya juga menjadikan SNL sebagai satelit terkuat milik Indonesia di kawasan Asia.
Keunggulan lain N5 terletak pada sistem propulsi XIPS (Xenon-Ion) yang 10 kali lebih efisien dan ringan dibandingkan teknologi konvensional.
Hal ini memungkinkan daya angkut muatan lebih besar serta menghadirkan 101 spot beam untuk menjangkau seluruh pelosok Indonesia hingga negara tetangga seperti Filipina dan Malaysia.
Baca juga: Citra Satelit BMKG Tangkap Wilayah Jateng dan Jatim Berwarna Putih Saat Cuaca Panas, Apa Artinya?
7 Stasiun darat yang dukung pengoperasian N5
Stasiun darat yang mendukung pengoperasian satelit ini tersebar di tujuh wilayah, yakni Cikarang, Banjarmasin, Aceh, Bengkulu, Gresik, Kupang, dan Tarakan.
Kehadiran N5 diproyeksikan membuka peluang lebih luas bagi pendidikan jarak jauh, layanan kesehatan digital, UMKM berbasis daring, hingga akses hiburan dan informasi bagi masyarakat di daerah terpencil.
“Dengan peluncuran Nusantara Lima, kami berharap bermanfaat untuk bangsa dan negara,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, Wayan Toni Suprapto, seperti dilansir Antara pada Jumat (12/9/2025).
Satelit ini dijadwalkan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2026, dengan Boeing sebagai pabrikan, Hughes untuk segmen darat, dan SpaceX sebagai penyedia roket peluncur.
Dengan hadirnya N5, Indonesia menegaskan diri bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai pengelola teknologi satelit yang memberi manfaat langsung bagi rakyat sekaligus memperkuat posisi bangsa sebagai pusat konektivitas digital di kawasan Asia-Pasifik.
Baca juga: Citra Satelit Pulau Jawa Tampak Cerah, Fenomena Bediding Kembali? Ini Kata BMKG
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.