KOMPAS.com - Di tengah deru arus digital, profesi pustakawan kerap dipandang sebelah mata.
Mereka dinilai hanya menjadi penjaga perpustakaan dan tidak memiliki jenjang karir yang jelas.
Padahal, pustakawan memiliki tanggung jawab terhadap persebaran informasi yang valid.
Hasil survei Tim Jurnalisme Data Harian Kompas yang dirilis pada Senin (15/9/2025) mengungkapkan, gaji pustakawan di Indonesia terbilang rendah.
Dari 616 responden pustakawan yang terlibat dalam survei periode 20-29 Agustus 2025, sebanyak 41,6 persen mengaku mendapat gaji kurang dari Rp 2 juta. Sementara, 12,2 persen lainnya digaji Rp 2 juta-Rp 3 juta.
Ini artinya, lebih dari separuh pustakawan masih menerima gaji kurang dari Rp 3 juta per bulan.
Baca juga: Hilang Selama 82 Tahun, Buku Perpustakaan Ini Akhirnya Kembali dengan Kisah Misterius
Berapa gaji pustakawan di Indonesia?
Dikutip dari Kompas.id, Senin, Seorang pustakawan bisa bekerja di perpustakaan mana saja, mulai dari milik sekolah, instansi, hingga perusahaan.
Masing-masing memiliki gaji yang berbeda-beda. Namun, hanya segelintir yang menerima penghasilan lebih dari Rp 7 juta. Sisanya, masih mendapat upah di bawah Rp 2 juta per bulan.
Berdasarkan survei yang melibatkan responden pustakawan dari kalangan aparatur sipil negara (ASN), honorer, sukarelawan, dan kontrak, berikut kisaran gaji pustakawan di Indonesia berdasarkan jenis perpustakaan:
1. Gaji pustakawan di perpustakaan komunitas/desa/mandiri/taman bacaan masyarakat:- Kurang dari Rp 2 juta: 91,39 persen
- Rp 2 juta-Rp 3 juta: 1,7 persen
- Rp 3 juta-Rp 5 juta: 1,7 persen
- Rp 5 juta-Rp 7 juta: 1,7 persen
- Lebih dari Rp 7 juta: 3,5 persen.
- Kurang dari Rp 2 juta: 54 persen
- Rp 2 juta-Rp 3 juta: 14,1 persen
- Rp 3 juta-Rp 5 juta: 19,4 persen
- Rp 5 juta-Rp 7 juta: 5,6 persen
- Lebih dari Rp 7 juta: 6,9 persen.
Baca juga: Kumbang Invasi Perpustakaan Tertua di Hongaria, Harta Intelektual Abad Pertengahan Terancam
3. Gaji pustakawan di perpustakaan daerah milik pemerintah provinsi/kota/kabupaten:- Kurang dari Rp 2 juta: 11,1 persen
- Rp 2 juta-Rp 3 juta: 22,2 persen
- Rp 3 juta-Rp 5 juta: 42,2 persen
- Rp 5 juta-Rp 7 juta: 15,6 persen
- Lebih dari Rp 7 juta: 8,9 persen.
- Kurang dari Rp 2 juta: 9,69 persen
- Rp 2 juta-Rp 3 juta: 19,38 persen
- Rp 3 juta-Rp 5 juta: 33,87 persen
- Rp 5 juta-Rp 7 juta: 20,98 persen
- Lebih dari Rp 7 juta: 16,08 persen.
Baca juga: ITB Luruskan Kabar Tutup Layanan Perpustakaan Imbas Efisiensi Anggaran
5. Gaji pustakawan khusus di perpustakaan milik perusahaan, kementerian, lembaga riset, dan sebagainya- Kurang dari Rp 2 juta: 2,1 persen
- Rp 2 juta-Rp 3 juta: 4,2 persen
- Rp 3 juta-Rp 5 juta: 16,68 persen
- Rp 5 juta-Rp 7 juta: 27,07 persen
- Lebih dari Rp 7 juta: 49,95 persen.
- Kurang dari Rp 2 juta: 5,6 persen
- Rp 3 juta-Rp 5 juta: 19,4 persen
- Rp 5 juta-Rp 7 juta: 25 persen
- Lebih dari Rp 7 juta: 50 persen.
Berdasarkan data di atas, masih banyak pustakawan di perpustakaan komunitas dan taman bacaan masyarakat (TBM) yang sering diawaki oleh sukarelawan, mendapat gaji kurang dari Rp 2 juta.
Pustakawan yang bekerja di perpustakaan sekolah dengan gaji kurang dari Rp 2 juta juga cukup tinggi.
Baca juga: Jam Buka Perpustakaan Nasional Usai Anggaran Dipotong, Berlaku mulai 10 Februari 2025
Gaji pustakawan di luar negeri
Tak hanya di Indonesia, persoalanya gaji pustakawan yang rendah juga dialami di beberapa negara.
Di Jepang, seorang pustakawan sempat menyampaikan petisi pada Agustus 2022 yang menuntut pemerintah untuk menghapuskan pekerjaan terbatas waktu dan menaikkan upah minimum pustakawan.
"Saya seorang pustakawan non-reguler dengan gaji bulanan setelah pajak sebesar 98.000 yen (sekitar Rp 11 juta)," tulisnya di situs petisi daring Change.org, dikutip dari Asahi.
Pustakawan yang tinggal di wilayah Chubu itu mengatakan, dia bekerja tujuh jam sehari, 18 hari sebulan, dan hanya menerima gaji tahunan sekitar 1,5 juta yen atau sekitar Rp 167 juta.
Dengan penghasilan tersebut, dia mengaku tidak bisa hidup mandiri dan masih tinggal di rumah orangtuanya.
Baca juga: Menaikkan Harga, Perusahaan Jepang Meminta Maaf kepada Publik via Televisi Nasional
Dia juga hanya mampu membeli satu potong pakaian setiap musim dan selalu membawa kotak makan siang bento lantaran tidak mampu jajan di luar.
Selain di Jepang, Pustakawan Riset dan Instruksi Senior Brenda Ellis menjadi pustakawan ketujuh yang meninggalkan perguruan tinggi dalam dua tahun terakhir dan yang ketiga dalam lima bulan terakhir.
Dia memutuskan untuk pensiun dini setelah lebih dari 23 tahun menjabat sebagai pustakawan.
Ellis mengatakan, sistem pembayaran matriks keterampilan, demoralisasi akibat peningkatan beban kerja dan kepergian rekan-rekannya, kurangnya jenjang karier dan kesempatan promosi, serta faktor-faktor lain membuatnya memutuskan untuk pensiun dini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.