Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Dikepung Siklon dan Bibit Siklon Tropis, BMKG Ungkap Dampaknya

Baca di App
Lihat Foto
BMKG
Indonesi dikepung bibit dan siklon tropis. Ini dampaknya.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya tiga sistem siklon di sekitar wilayah Indonesia, yakni Siklon Tropis Ragasa, Bibit Siklon Tropis 90W, dan Bibit Siklon Tropis 99W.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan bahwa Siklon Tropis Ragasa merupakan perkembangan dari Bibit Siklon Tropis 90W.

Siklon tropis ini mulai terbentuk di Laut Filipina Timur, sebelah utara Papua, pada Kamis (18/9/2025) pukul 19.00 WIB (12.00 UTC).

Berdasarkan analisis hari ini, Jumat (19/9/2025) pukul 07.00 WIB, pusat Siklon Tropis Ragasa berada disekitar 15,7 derajat LU dan 131,9 derajat BT di Laut Filipina Timur sebelah utara Maluku Utara.

"Kecepatan angin maksimum disekitar sistem ini mencapai 40 knot (75 km/jam) dan tekanan minimum sekitar 998 hPa," kata Andri kepada Kompas.com, Jumat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemudian, kata Andri, Bibit Siklon Tropis 99W juga telah berkembang menjadi Siklon Tropis Mitag di Laut China Selatan bagian utara pada 18 September 2025 pukul 19.00 WIB (12.00 UTC).

Meski demikian, sistem ini sudah berada di sekitar 20,3 derajat LU dan 117,5 derajat BT.

"Sistem telah berada di luar wilayah monitoring (AoM) TCWC Jakarta, sehingga pelaporan tidak lagi dilakukan," ucapnya.

Baca juga: Dua Bibit Siklon Tropis Kepung Indonesia, Mana Saja Wilayah yang Terdampak?


Dampak kemunculan siklon dan bibit siklon di Indonesia

Lebih lanjut, Andri menjelaskan bahwa Siklon Tropis Ragasa akan memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan.

Berikut dampak Siklon Tropis Ragasa pada 19-20 September 2025:

Hujan dengan intensitas sedang hingga hujan lebat di wilayah berikut:

Baca juga: BMKG Deteksi 2 Bibit Siklon Tropis, Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat Besok

Kenapa Indonesia sering dilanda bibit dan siklon tropis?

Secara umum kemunculan bibit atau siklon tropis dipengaruhi oleh interaksi berbagai faktor atmosfer, seperti suhu muka laut yang hangat serta adanya gangguan atmosfer global.

Andri menjelaskan, pada periode peralihan musim seperti saat ini, peluang munculnya bibit siklon di sekitar Indonesia semakin besar.

Hal ini karena pengaruh gelombang atmosfer skala besar, seperti Madden Julian Oscillation (MJO), Kelvin wave, dan Rossby wave, yang memperkuat pertumbuhan awan konvektif.

"Saat ini wilayah Indonesia sedang berada dalam musim peralihan, sehingga menyebabkan banyak terbentuknya daerah pusat tekanan rendah dan juga aktifnya gelombang atmosfer menjadi pendukung pertumbuhan bibit siklon tropis," kata dia.

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 93S di Samudra Hindia Barat Bengkulu, Apa Dampaknya?

Selain itu, saat ini kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) berada pada fase negatif.

Fase ini ditandai dengan suhu muka laut yang lebih hangat di sekitar perairan barat Indonesia, sehingga suplai uap air dan energi untuk pembentukan siklon semakin melimpah.

Kombinasi musim siklon utara–selatan, aktivitas gelombang atmosfer global, serta dukungan IOD negatif membuat wilayah Indonesia dalam beberapa waktu terakhir seolah lebih sering dikelilingi bibit siklon.

Letak geografis Indonesia juga menjadi faktor pendukung. Indonesia berada di antara dua wilayah utama pembentukan siklon.

Pertama, Samudra Pasifik Barat di utara, yang musim siklonnya aktif pada Juni–November dengan puncak terjadi Agustus–Oktober.

Kedua, Samudra Hindia selatan Indonesia, yang musim siklonnya berlangsung pada November–April dengan puncak pada Januari–Maret.

Baca juga: Ada Bibit Siklon Tropis 98W, BMKG Ungkap Potensi Cuaca Ekstrem di Wilayah Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi