Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burung Beo Biru Langka di Kebun Binatang India Picu Kontroversi Internasional, Disebut Masuk Perdagangan Satwa Liar

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Ilustrasi burung beo biru atau macaw Spix langka
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Seekor burung macaw Spix berwarna biru cerah yang sempat dinyatakan punah di alam liar pada 2019 kini memicu perhatian internasional.

Dikutip dari Sigma Earth, Sabtu (20/9/2025), sebanyak 26 ekor burung beo biru langka itu ditemukan di kebun binatang pribadi di India, menimbulkan tanda tanya besar di banyak negara.

Kebun binatang tersebut bernama Vantara, milik keluarga Ambani, salah satu keluarga terkaya di Asia.

Meski penyelidikan di India tidak menemukan pelanggaran, otoritas Eropa tetap berhati-hati.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil, Jerman, dan India juga berusaha mencari jalan keluar melalui lembaga PBB yang mengawasi perdagangan satwa liar.

Baca juga: Studi Baru Ungkap Adanya Burung Jantan yang Bertelur, Bagaimana Bisa?

Kebun binatang keluarga Ambani tampung macaw Spix

Dilansir dari Independent, Jumat (19/9/2025), Vantara berdiri di atas lahan seluas 3.500 hektare di Gujarat dan diklaim menampung lebih dari 2.000 jenis satwa.

Pada 2024, tempat ini sempat menjadi lokasi pesta pra-pernikahan Anant Ambani yang dihadiri tokoh-tokoh dunia, seperti Ivanka Trump dan Mark Zuckerberg.

Kebun binatang yang berdampingan dengan kilang minyak Reliance Industries ini diresmikan langsung oleh Perdana Menteri Narendra Modi.

Sejak 2022, data bea cukai menunjukkan Vantara mengimpor ribuan hewan dari berbagai negara, seperti Afrika Selatan dan Uni Emirat Arab.

Baca juga: Seberapa Berbahaya Pitohui, Burung Paling Beracun yang Ada di Indonesia?

Koleksi mereka bak “Bahtera Nuh modern”, terdiri dari ribuan ular, ratusan kura-kura, harimau, jerapah, hingga badak.

Nilai impor itu tercatat sekitar 9 juta dollar AS (sekitar Rp 149.7 miliar), yang menurut pihak Vantara hanya biaya pengiriman dan asuransi, bukan pembayaran untuk hewan.

“Itu bukan jual beli hewan. Tidak ada transaksi komersial dalam pemindahan satwa ke sini,” kata juru bicara Vantara. 

Pada Agustus lalu, Mahkamah Agung India meminta investigasi untuk memastikan semua hewan di Vantara diperoleh sesuai hukum India dan aturan internasional (CITES).

Hasil pemeriksaan terbaru menyebutkan, tidak ada pelanggaran hukum yang ditemukan.

Baca juga: Kafe Putar Suara Alam atau Kicau Burung, Bayar Royaltinya ke Siapa?

Brasil menolak pengiriman beo biru

Perdebatan terbesar muncul setelah 26 ekor burung macaw Spix tiba di kebun binatang Vantara, India, pada Februari 2023.

Catatan bea cukai menunjukkan, burung-burung tersebut dikirim dari Berlin melalui kerja sama dengan Asosiasi Konservasi Burung Beo Terancam Punah (ACTP), lembaga nirlaba asal Jerman yang sebelumnya bermitra dengan pemerintah Brasil.

Setiap burung tercatat dengan biaya pengiriman dan asuransi sekitar 969 dollar AS (sekitar Rp 16 juta), sementara pajak lokal senilai 19.000 dollar AS (sekitar Rp 316 juta) dibebaskan sesuai aturan di India.

Brasil keberatan dengan pengiriman itu. Pemerintah menegaskan tidak pernah memberi izin, dan menyebut bahwa Vantara tidak masuk dalam Program Manajemen Populasi Burung Macaw Spix, syarat utama untuk keterlibatan resmi dalam upaya konservasi.

Baca juga: Ini Alasan Kafe dan Restoran Kena Royalti jika Putar Suara Alam dan Burung

“Tidak ada alasan burung macaw Spix dipindahkan ke India,” tulis Institut Konservasi Keanekaragaman Hayati Chico Mendes, lembaga pemerintah Brasil, dalam surel resmi.

Brasil bahkan menghentikan kerja samanya dengan ACTP tahun lalu, setelah menuding lembaga tersebut mengirim macaw ke negara lain lewat transaksi komersial tanpa izin.

ACTP membantah tuduhan itu dan tidak menanggapi permintaan komentar terbaru.

Dari pihak India, juru bicara Vantara menegaskan bahwa pemindahan burung itu sah, nonkomersial, dan murni untuk konservasi. Namun, otoritas kebun binatang pusat India memilih bungkam.

Pemerintah Jerman mengaku sempat menyetujui pemindahan macaw ke India dengan itikad baik tanpa berkonsultasi dengan Brasil.

Namun setelah mendapat masukan dari otoritas Brasil, Jerman menolak pengiriman berikutnya karena Vantara tidak ikut serta dalam program pengelolaan spesies. Keputusan ini kini masih diproses secara hukum.

Baca juga: Moncong Iberia Menganga Besar, Bukti Bahayanya Pesawat Tabrak Burung

Vantara jadi sorotan, India pasang badan

Menurut laporan tahunan, hanya 20 persen dari 6.355 hewan yang masuk ke Vantara hingga Maret 2024 berasal dari India.

Sisanya, didatangkan dari 40 negara. Sejak dibangun di lahan tandus pada 2020, kebun binatang ini berubah drastis menjadi kawasan hijau dengan padang rumput luas, sebagaimana terlihat dalam citra satelit Maxar Technologies.

Anant Ambani, pemimpin Vantara, kerap menunjukkan kemewahan fasilitas tersebut. Dalam tur media, ia memperlihatkan dapur yang menyiapkan jus segar, manisan, hingga popcorn khusus untuk gajah.

Saat Perdana Menteri Narendra Modi berkunjung tahun ini, kantornya merilis video berdurasi delapan menit yang menampilkan dirinya memberi makan singa, gajah, badak, hingga jerapah. Bahkan, seekor burung macaw Spix tampak bertengger di tangannya.

Baca juga: Burung Moa Lebih Sulit Dibangkitkan Kembali Dibanding Serigala Purba, Kenapa?

Pada pertemuan CITES di Jenewa Februari lalu, pemerintah India membela Vantara sebagai pusat pengembangbiakan konservasi yang diakui.

Menjelang pertemuan berikutnya November nanti, CITES menyebut Brasil, India, dan Jerman telah melakukan konsultasi, dan pihak Brasil dijadwalkan memberikan pembaruan.

Namun, otoritas Eropa tetap waspada. Komisioner Lingkungan Uni Eropa, Jessika Roswall, mengatakan bahwa negara-negara Eropa akan memberi perhatian khusus terhadap setiap permohonan ekspor satwa ke India, terutama untuk Vantara.

Ia menegaskan, proses itu akan diawasi dengan lebih ketat, langkah yang sebelumnya belum pernah diungkap.

Baca juga: Mengenal Hooded Pitohui, Burung Pembawa Racun yang Lebih Mematikan dari Sianida

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi