Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Teknik Mandi Hutan untuk Sembuhkan Kanker, Bagaimana Caranya?

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Gagandeep Singh
Ilustrasi hutan.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Berjalan-jalan di hutan ternyata dapat menjadi salah satu cara untuk menyembuhkan penyakit kanker.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2018. Para peneliti menemukan keterkaitan antara beraktivitas di alam dengan penurunan penyakit jantung, hipertensi, dan stroke.

Di Indonesia, kegiatan alam bukan sesuatu yang asing. Kekayaan alam Indonesia yang indah dan beragam membuat masyarakat senang beraktivitas alam, seperti berkemah, mendaki gunung, trekking, atau hanya sekedar berjalan-jalan. 

Beraktivitas di alam dapat memberikan perasaan tenang dan rileks, terutama setelah lelah bekerja dan beraktivitas di dalam ruangan. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, bagaimana aktivitas alam dapat membantu menurunkan penyakit jantung, hipertensi, bahkan hingga stroke?

Baca juga: Penggundulan Hutan Bisa Sebabkan Jumlah Awan Berkurang, Ini Penjelasan BRIN dan BMKG

Teknik "mandi hutan"

Di Indonesia berkegiatan di alam biasanya identik dengan berwisata. Tapi lain halnya pada tahun 1980-an, Jepang kuno memaknai kegiatan tersebut sebagai teknik terapeutikal. 

Dikutip dari Science Focus, Rabu (2/9/2025), teknik itu disebut dengan Shinrin-yoku atau 'mandi hutan', sebuah bentuk relaksasi sensorik dengan menghabiskan waktu memulihkan diri di hutan atau lingkungan alam lain.

Caranya sederhana, yaitu dengan berjalan di hutan.

Seseorang dapat memaksimalkan indra yang dimiliki, seperti mencium aroma hutan, mendengar suara-suara di hutan, dan melihat pemandangan hutan.

Semua itu dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa adanya distraksi seperti ponsel. Kegiatan tersebut dilakukan selama beberapa jam.

Nantinya, seseorang akan merasakan perasaan rileks, tenang, dan lega. Pada saat itu, tekanan darah mungkin akan menurun serta pikiran negatif di otak akan berkurang.

Baca juga: Kisah Doug Tompkins Beli 809.000 Hektar Hutan dan Sungai di Chile demi Selamatkan Bumi

Dapat turunkan tekanan darah, diabetes, penyakit jantung

Penelitian mengenai aktivitas alam yang berpengaruh pada penyakit jantung, hipertensi, dan stroke telah diterbitkan dalam jurnal Environmental research tahun 2018.

Dalam penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa paparan ruang hijau dapat menurunkan tekanan darah diastolik, kortisol saliva, serta menurunkan detak jantung secara signifikan.

Penelitian tersebut juga mencatat adanya penurunan diabetes serta mortalitas kardiovaskular dan mortalitas lainnya pada orang-orang yang melakukan "mandi hutan".

Beberapa dokter bahkan telah meresepkan "mandi hutan" sebagai "obat" untuk pasiennya. 

"Anda bisa pergi ke dokter umum jika mengalami stres atau tekanan darah tinggi, dan Anda bisa mendapatkan resep untuk pergi dan melakukan 'mandi hutan' di klinik di hutan," kata profesor madya kesehatan dan kesejahteraan di Universitas Derby, Dr. Kirsten McEwan.

Baca juga: Israel Dilanda Kebakaran Hutan Terparah, Nyatakan Darurat Nasional-Minta Bantuan Negara Lain

McEwan dan peneliti lainnya yang memimpin penelitian tentang 'mandi hutan' di Inggris dulunya sempat skeptis.

"Saya berlatar belakang ilmu kedokteran yang kuat. Namun, ada bukti bahwa mandi hutan dapat meningkatkan variabilitas detak jantung seseorang, dan hal itu merupakan tolok ukur hasil yang penting ketika kita melihat berbagai intervensi untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular kita," ujarnya.

Dalam penelitiannya, 'mandi hutan' dapat meningkatkan 12 persen variabilitas detak jantung serta peningkatan suasana hati.

Secara klinis, kegiatan tersebut juga memberikan hasil yang signifikan dan bisa menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Baca juga: Dampak Gelombang Panas yang Melanda Eropa, Orang Meninggal dan Kebakaran Hutan

Senyawa kimia dari alam

McEwan mengatakan sulit menemukan mekanisme pasti bagaimana alam bebas dapat mengubah secara terstruktur kesehatan manusia.

Hal itu bisa saja disebabkan paparan pepohonan dan suara-suara alam memicu sistem saraf parasimpatis, sistem istirahat serta pencernaan tubuh.

Kondisi ini berkebalikan dari respons fight or flight. Sel-sel tersebut akan diperbaiki dan detak jantung pun juga akan lebih rendah.

Sementara itu, terdapat teori lain bahwa pohon melepaskan zat kimia seperti fitonida dan sitokin yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

McEwan terlibat dalam beberapa uji coba di Inggris mengenai pengukuran beragam tanaman dapat melepaskan suatu senyawa.

Baca juga: Kisah Doug Tompkins Beli 809.000 Hektar Hutan dan Sungai di Chile demi Selamatkan Bumi

Penelitian itu menemukan bahwa kadar senyawa tersebut lebih tinggi saat berada di hutan kuno dibandingkan dengan taman-taman kota yang terawat.

Spesies pohon tertentu, termasuk konifer dan cemara, melepaskan lebih banyak senyawa tersebut.

McEwan selanjutnya akan mengambil sampel darah dari orang-orang yang menghabiskan waktu di alam.

"Penelitian di Jepang telah menunjukkan adanya peningkatan 50 persen protein pelindung kanker dalam darah manusia setelah melakukan mandi hutan," ujarnya.

Baca juga: Melihat Cerro El Cono, “Gunung Piramida” Misterius di Tengah Hutan Amazon

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi