Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Tidur Memeluk Bantal? Mungkin Anda Sedang Alami 4 Kondisi Ini

Baca di App
Lihat Foto
pexels.com/Andrea Piacquadio
Ilustrasi tidur
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Apakah Anda akhir-akhir ini lebih nyenyak tidur sambil memeluk bantal, selimut, ataupun boneka?

Kebiasaan tidur ini umumnya dikaitkan dengan sifat penyanyang, empati, stabil, dan emosional yang dimiliki seseorang.

Sebab, memeluk bantal menandakan karakter orang yang menyukai kedekatan dan rasa terhubung dengan sesuatu.

Tapi selain itu, kebiasaan ini juga dihubungkan dengan beberapa kondisi psikis atau mental, misalnya mencari kenyamanan dalam situasi ketidakpastian, dikutip dari CNN (30/3/2025).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, kondisi apa saja yang ditunjukkan dari kebiasaan tidur memeluk bantal?

Baca juga: Suka Tidur Tidak Pakai Bantal? Waspadai Dampak Jangka Panjangnya

4 kondisi yang ditunjukkan kebiasaan tidur memeluk bantal

Dilansir dari VegOut Magazine, Senin (15/9/2025), berikut empat keadaan mental orang-orang yang suka tidur memeluk bantal:

1. Mendambakan kenyamanan dan keamanan

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar untuk merasa aman. Kebutuhan ini dapat ditunjukkan secara tidak sadar melalui kebiasaan tidur memeluk bantal.

Memeluk bantal memberikan efek yang mirip dengan saat seseorang dipeluk serta merilekskan sistem saraf dan memberi rasa damai ketika hidup terasa berat.

Bahkan, sebuah penelitian menemukan sebuah perangkat bantal yang terbukti menurunkan kecemasan siswa saat ujian.

Dengan begitu, memeluk bantal saat tidur merupakan cara tubuh untuk mendapatkan rasa aman, nyaman, serta memulihkan keseimbangan.

2. Memendam stres

Selanjutnya, memeluk bantal dengan erat setelah seharian bekerja keras dapat menjadi pertanda bahwa Anda sedang memendam stres.

Genggaman atua pelukan tersebut menciptakan semacam tekanan di dada yang membuat Anda merasa terlindungi dan siap menghadapi tekanan.

Penelitian menunjukkan bahwa sentuhan, termasuk memeluk diri sendiri atau memegang benda, dapat menurunkan kadar kortisol dan menenangkan respons stres.

Karena itu, tubuh Anda mungkin memeluk bantal sebagai cara untuk melepas tekanan  meskipun pikiran masih dipenuhi tenggat waktu, pertengkaran, atau kekhawatiran.

3. Rindu masa kecil

Selanjutnya, banyak orang menganggap tidur memeluk bantal atau boneka bukan kebiasaan orang dewasa sama sekali, tetapi di situlah letak keindahannya.

Para psikolog menyebut fenomena ini sebagai regresi, yaitu mekanisme pertahanan diri yang terjadi saat stres atau kewalahan, yaitu kembali ke hal-hal yang dulu membuatnya merasa aman.

Hal tersebut dapat berupa kebiasaan saat masih kanak-kanak, seperti menonoton kartun atau tidur memeluk bantal.

Kerinduan akan masa kecil tersebut menyeimbangkan diri versi dewasa dan membuat Anda lebih kreatif, ceria, dan tangguh.

Seorang analis psikologi Jung, James Hollis mencatat, "Kita harus mendapatkan kembali versi kecil diri kita jika ingin menjadi dewasa seutuhnya." 

4. Kebutuhan emosional tidak terpenuhi

Terakhir, terkadang bantal berfungsi sebagai pengganti kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi.

Musalnya, ketika putus cinta, ingin punya pacar, merasa hubungan berat sebelah, atau dalam keadaan menginginkan rasa terkoneksi lainnya.

Memeluk bantal memberi Anda cara untuk mengisi kekosongan itu secara simbolis.

Kebiasaan ini menujukkan bahwa tubuh Anda jujur menyatakan kebutuhannya walau Anda tidak menyuarakannya.

Banyak orang mempercayai ungkapan, "Saya memeluk bantal karena hanya itu yang tak bisa pergi." 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi