Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Siswa TK hingga SMK di Bandung Barat Keracunan MBG, GOR Sampai Penuh

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar YouTube Kompas TV
Siswa TK hingga SMK menjadi korban keracunan MBG di Cipongkor, Bandung Barat, Jawa Barat pada Rabu (24/9/2025).
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Kali ini, insiden menimpa siswa dari tiga sekolah, yakni TK Nurul Saadah, SMP Ciparai, dan SMK Karya Perjuangan pada Rabu (24/9/2025).

Para korban dilarikan ke GOR Kecamatan Cipongkor untuk mendapatkan perawatan medis. Beberapa siswa bahkan harus dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Cililin.

Peristiwa tersebut menambah panjang daftar kasus keracunan MBG di Jawa Barat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ribuan Siswa Keracunan MBG, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?

Kronologi keracunan MBG di Bandung Barat

Berdasarkan laporan langsung Kompas TV, Rabub (24/9/2025), para siswa mulai menyantap MBG sekitar pukul 09.00 WIB.

Tak lama setelah itu, mereka mulai merasakan gejala keracunan, seperti kejang, sakit kepala hebat, muntah, sesak napas, hingga mual.

Guru TK Nurul Saadah, Mirna Herawati, menjelaskan siswanya keracunan karena lauk yang dikirim sudah tidak layak konsumsi.

Menu yang disajikan dan diduga menjadi penyebab keracunan adalah tuna, kentang goreng, dan sayuran.

Mirna menambahkan, rata-rata dapur penyedia MBG untuk siswa di Bandung Barat baru beroperasi sekitar satu bulan.

“Gejalanya setelah dua jam makan MBG-nya baru anaknya pada pusing-pusing, mual, muntah,” ujar Mirna.

Akibat peristiwa ini, GOR Kecamatan Cipongkor dipenuhi siswa yang mengalami keracunan.

Baca juga: Polemik MBG: Catat Ribuan Anak Keracunan hingga Langkah BGN

Pemkab Bandung Barat tetapkan KLB keracunan MBG 

Sebelum insiden menimpa TK Nurul Saadah, SMP Ciparai, dan SMK Karya Perjuangan, kasus keracunan MBG lebih dulu dialami oleh 369 siswa di Cipongkor.

Siswa yang menjadi korban keracunan tidak hanya dari jenjang SD, tapi juga MTs, SMP, dan SMK.

Berdasarkan laporan Antara, Selasa (23/9/2025), jumlah siswa yang dirawat di Puskesmas akibat keracunan MBG mencapai 116 orang.

Sementara itu, jumlah korban keracunan MBG yang menjalani perawatan di Posko Kecamatan Cipongkor sebanyak 253 orang, Klinik Permata 44 orang, RSIA 22 orang, dan sisanya di RSUD Cilicin.

“Yang masih dirawat saat ini ada 112 orang, sementara yang sudah membaik atau pulang tercatat 257 orang,” ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Hendra Rochmawan.

Sementara itu, Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail menyampaikan, pihaknya sudah menetapkan kasus keracunan MBG sebagai KLB.

Baca juga: Istana Minta Maaf soal Keracunan MBG, Evaluasi dan Sanksi Disiapkan

Langkah tersebut diambil supaya penanganan menjadi lebih cepat dan menyeluruh.

Jeje juga menuturkan, Pemkab Bandung Barat bersama instansi terkait sedang menginvestigasi dapur yang menyajikan MBG hingga siswa mengalami keracunan.

Satuan Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berada di wilayah kasus keracunan MBG sudah ditutup guna memastikan standar pengelolaan makanan dipenuhi.

“Mulai dari perizinan hingga standarisasi pengelolaan makanan harus kita cek” jelas Jeje.

“Kalau memang belum layak, ya kita lakukan perbaikan. Khusus dapur di Cipongkor ini kita tutup dulu untuk investigasi,” tambahnya.

Tak sampai di situ, Pemkab akan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap 85 dapur MBG lainnya di Bandung Barat karena seluruhnya belum mengantongi sertifikat sehat.

“Semuanya tetap kita evaluasi karena data yang saya dapat, 85 dapur memang masih belum memiliki sertifikasi. Yang kita stop saat ini baru dapur di Cipongkor,” pungkas drummer Govinda tersebut.

Baca juga: 5 Fakta Kasus Keracunan MBG di Bandung Barat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi