KOMPAS.com - Hong Kong diterjang angin kencang dan hujan deras saat Topan Super Ragasa mendekati wilayah itu pada Rabu (24/9/2025) dini hari.
Ragasa tercatat membawa angin berkecepatan hingga 220 kilometer per jam.
Otoritas cuaca Hong Kong memperingatkan kondisi berbahaya yang ditandai hujan lebat, badai petir, hingga gelombang tinggi di garis pantai timur dan selatan.
Baca juga: Disebut Badai Terkuat Tahun 2025, Apa Itu Topan Super Ragasa?
Diapers dan pembalut jadi alat darurat
Dilansir South China Morning Post (SCMP), topan membuat sejumlah rumah warga Hong Kong bergetar dan mengalami kebocoran.
Untuk mengantisipasi air masuk dan meminimalisir getaran jendela, warga menyumpal celah jendela dengan diapers dan pembalut. Langkah darurat itu terbukti cukup efektif.
Penyiar radio Wong Ching-yi, yang semula mengeluhkan jendelanya bocor di media sosial, mencoba saran warganet tersebut.
“Gila sih, pembalut ternyata ampuh sekali menyerap air. Cukup letakkan satu di celah jendela, langsung menyerap semua air yang masuk,” kata Wong.
Selain itu, banyak warga juga menempelkan lakban berbentuk X di kaca jendela untuk mencegah pecah saat diterjang angin.
Baca juga: Dampak Topan Super Ragasa, Tewaskan 14 Orang di Taiwan, 1,9 Juta Warga China Dievakuasi
Untuk meminimalkan dampak badai Ragasa, warga juga dapat memanfaatkan barang-barang yang sudah tersedia dia rumah.
The Standard melaporkan, warga juga membagikan berbagai trik di media sosial untuk mengurangi dampak badai, misalnya:
- Menutup celah kecil dengan plastik wrap
- Menggunakan trash bag besar untuk celah lebar
- Meletakkan handuk di sepanjang tepi jendela dengan ujung diarahkan ke ember atau memakai pita perekat kedap air yang bisa menempel pada permukaan basah.
Cara-cara sederhana ini disebut bisa mengurangi kerusakan rumah selama badai berlangsung.
Baca juga: Panic Buying Terjadi di Hong Kong akibat Topan Super Ragasa, Rak Supermarket Kosong
Update dampak topan super Ragasa
Menurut The Independent, Kamis (25/9/2025), sedikitnya 17 orang tewas dan 17 lainnya hilang di Taiwan akibat jebolnya bendungan setelah diguyur hujan ekstrem.
Topan terkuat di dunia sepanjang 2025 itu mendarat di dekat Yangjiang, China selatan, dengan angin 144 kilometer per jam.
Gelombang setinggi 4 meter menghantam kawasan tepi laut Hong Kong, ratusan penerbangan dibatalkan, sekolah ditutup, dan rak supermarket kosong akibat panic buying.
Hampir 2 juta orang harus dievakuasi di Provinsi Guangdong, pusat ekonomi China selatan.
Meski kini melemah menjadi badai kategori 3, Topan Ragasa sebelumnya menghantam Filipina dan menewaskan sedikitnya tiga orang akibat banjir besar serta tanah longsor.
Baca juga: Warganet Keluhkan Cuaca Ekstrem di Wilayahnya, Dampak Siklon Tropis Ragasa?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.