Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Keracunan MBG, Berikut 4 Ciri Makanan yang Tidak Layak Dikonsumsi Anak

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Nur Fadli
Para guru SDN Bintoro 05 Kabupaten Jember mengeluarkan makanan program MBG yang diduga basi dari food tray, Jum'at (26/9/2025).
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com – Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Institut Pertanian Bogor (IPB) dr Widya Khairunnisa Sarkowi, M.Sc menjelaskan ciri-ciri makanan yang sudah tidak layak dikonsumsi supaya anak terhindar dari keracunan.

Hal tersebut dikatakan Widya merespons kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di sejumlah daerah dalam beberapa hari terakhir.

Salah satu kasus keracunan terbesar terjadi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Sepanjang Senin (22/9/2025) hingga Rabu (24/9/2025), jumlah korban keracunan MBG dari Kecamatan Cipongkor dan Kecamatan Cihampelas mencapai 1.333 orang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena alasan itulah, orangtua perlu memberikan pemahaman kepada anak supaya bisa mengidentifikasi makanan yang tidak layak dikonsumsi, baik secara visual dan aroma, agar tidak keracunan.

Baca juga: Punya Progam Serupa MBG, Sejumlah Negara Ini Alami Masalah Beragam

Ciri-ciri makanan yang tidak layak dikonsumsi

Pertama-tama, Widya menjelaskan bahwa keracunan makanan terjadi karena seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi kuman.

Kebanyakan orang akan sembuh dari gejala keracunan dalam dua hari, namun proses penyembuhan bisa berlangsung lebih lama jika kondisi imun kurang baik atau dialami oleh anak-anak maupun lansia.

“Gejala yang dialami dapat beragam, mulai dari yang ringan sampai cukup serius,” ujar Widya kepada Kompas.com, Sabtu (27/9/2025).

Widya menjelaskan, gejala jangka pendek yang sering muncul ketika orang mengalami keracunan adalah rasa nyeri di bagian perut, mual, muntah, diare, demam, pusing, dan badan terasa lemas.

Baca juga: YLKI Desak Pemerintah Benahi Program MBG akibat Ribuan Anak Keracunan, Ini Poin-poinnya

Keracunan makanan juga bisa menyebabkan dampak lebih serius, seperti dehidrasi, kejang, bahkan penurunan kesadaran.

Sementara itu, dampak jangka panjang akibat keracunan makanan bisa memicu komplikasi yang cukup serius, seperti gangguan fungsi ginjal atau saraf.

Widya menjelaskan, penyebab utama keracunan makanan sebenarnya adalah kontaminasi bakteri atau virus pada makanan.

Hal ini bisa terjadi akibat proses memasak yang kurang baik atau higienis, penyimpanan makanan yang terlalu lama, atau kontaminasi dari tangan yang belum dibersihkan ketika menyiapkan makanan.

Beberapa bakteri yang sering menyebabkan keracunan adalah Campylobacter bacterium, Escherichia coli, Salmonella, Clostridium botulinum.

Baca juga: Ikan Hiu Goreng Picu Keracunan Massal, Ahli Gizi: Menu MBG Sebaiknya Tidak Neko-neko

Salmonella sering ditemukan pada telur yang kurang matang dan Campylobacter biasanya berasal dari susu mentah, unggas yang dimasak kurang matang, serta air minum yang terkontaminasi.

Sementara itu, Escherichia coli sering ditemukan pada susu yang tidak dipasteurisasi, daging yang tidak matang sempurna, dan buah dan sayuran yang terkontaminasi.

Widya menambahkan, virus dan parasit juga dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan.

Virus paling umum yang menyebabkan keracunan makanan adalah Norovirus. Virus ini bisa menyebabkan gejala seperti mual, muntah hebat, sakit perut, dan BAB cair.

Selain itu, virus Hepatitis A juga bisa ditularkan lewat makanan, terutama melalui makanan laut mentah atau setengah matang.

Beberapa parasit, seperti cacing pita, Giardia lamblia, dan Entamoeba histolytica juga dapat mengontaminasi makanan, seperti daging yang kurang matang, sehingga menyebabkan keracunan makanan.

Baca juga: Lonjakan Kasus Keracunan MBG, Guru Besar IPB Ungkap Akar Masalah dan Solusinya

Nah, terkait cara mencegah keracunan MBG, Widya bilang bahwa tidak semua makanan yang terkontaminasi kuman mudah dikenali karena ukuran dari bakteri atau virus yang sangat kecil.

Meski begitu, anak dapat diberikan pemahaman mengenai ciri-ciri makanan yang sudah tidak layak dikonsumsi sehingga dapat menghindarinya.

Berikut ciri-ciri makanan yang tidak layak dikonsumsi:

  • Bau makanan yang berubah menjadi asam atau busuk
  • Warna yang tidak normal atau muncul bercak jamur 
  • Tekstur yang lengket atau berlendir
  • Rasa yang mendadak asam atau pahit padahal seharusnya tidak.

Widya mengatakan, jika anak menemukan ciri-ciri yang sudah disebutkan, makanan sebaiknya tidak dikonsumsi.

“Orangtua bisa memberi pesan sederhana, misalnya, ‘Kalau baunya aneh atau ada bercak jamur, jangan dimakan dulu, tanyakan ke mama atau papa’,” saran Widya.

Selain itu, Widya juga mengingatkan pentingnya selalu menjaga kebersihan diri, terutama mencuci tangan sebelum makan.

Bila keracunan makanan terjadi, pastikan anak cukup minum untuk mencegah dehidrasi dan segera bawa korban ke fasilitas kesehatan jika gejala berat muncul, seperti diare terus-menerus, muntah hebat, BAB yang bercampur darah, atau anak tampak lemah.

Baca juga: Mengintip MBG di Jerman, Norwegia, Brasil, dan India, Apa Bedanya dengan Indonesia?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi