KOMPAS.com - Arkeolog menemukan sebuah pelabuhan kuno di lepas pantai Mesir baru-baru ini.
Temuan ini diyakini bisa menjadi bagian penting dalam pencarian panjang makam Cleopatra yang selama ini hilang.
Berbagai rumor soal lokasi pemakamannya terus beredar. Sebagian besar orang percaya, makam Cleopatra berada di Alexandria, kota kelahirannya.
Namun, arkeolog asal Republik Dominika, Kathleen Martinez, meyakini Cleopatra memilih beristirahat di kuil yang dipersembahkan untuk Dewi Isis.
Baca juga: Arkeolog Temukan Terowongan Misterius Saat Menggali Makam Cleopatra
Penelusuran pelabuhan Mesir kuno
Dailansir dari National Geographic, Jumat (19/9/2025), selama hampir dua dekade, Martinez memburu makam Ratu Cleopatra yang hilang.
Ia memilih jalur berbeda dari kebanyakan arkeolog dengan meneliti kuil kuno Taposiris Magna, sekitar 48 kilometer barat Alexandria.
Taposiris Magna adalah sebuah kuil yang diyakini memiliki keterkaitan erat dengan jejak Cleopatra.
Bahkan, ia juga sempat menelusuri terowongan sepanjang 1.305 meter di sekitar Taposiris Magna.
Martinez menduga, jenazah Cleopatra dibawa ke Taposiris Magna, lalu melalui terowongan menuju pelabuhan bawah laut sebelum dimakamkan di lokasi rahasia.
Teori ini diperkuat keterkaitan erat Cleopatra dengan Dewi Isis, sehingga ia menilai kuil Taposiris Magna yang besar adalah lokasi yang paling mungkin.
Sejak memperoleh izin menggali pada 2004, Martinez menemukan berbagai artefak penting di kuil itu.
Baca juga: Ramai soal Cleopatra dalam Neflix Diperankan Wanita Kulit Hitam, Bagaimana Aslinya?
Mulai dari pelat fondasi bertuliskan dedikasi untuk Dewi Isis, koin bergambar Cleopatra, hingga terowongan bawah tanah yang ditemukan pada 2022 dan diduga mengarah ke laut.
Untuk menyelami jejak sejarah di bawah laut, Martinez menggandeng arkeolog kelautan Bob Ballard, penemu bangkai Titanic.
Bersama tim penyelam, mereka mendapati struktur bawah laut berukuran besar dengan lantai batu yang halus, jelas buatan manusia.
“Setelah 2.000 tahun, tidak ada yang pernah ke sana. Kamilah yang pertama,” kata Martinez.
Ballard menyebutkan, struktur bawah laut ini jelas buatan manusia.
"Saya sudah 50 tahun berada di bawah air. Saya belum pernah melihat yang seperti ini," ucap Ballard dikutip dari CNN, Jumat (26/9/2025).
Baca juga: Kuburan Paus Purba Terbesar di Gurun Mesir Buka Rahasia Paus Pernah Hidup di Darat
Alasan pentingnya temuan makam Cleopatra
Penggalian terbaru di situs kuil dan area bawah laut ini baru berjalan tiga bulan. Namun, bagi Martinez, penemuan ini menjadi langkah penting dalam pencarian makam Cleopatra.
Sebab, penemuan makam Cleopatra akan menguak banyak informasi berharga tentang kehidupan, pemikiran, dan masa kekuasaan sang ratu.
Cleopatra lahir di Alexandria pada 69 SM. Ia naik takhta pada usia 18 tahun dan wafat pada 30 SM setelah kalah dari Octavianus (Kaisar Augustus) dalam Pertempuran Actium.
Setelah kematiannya, bangsa Romawi menghancurkan sebagian besar patungnya untuk menghapus jejaknya.
Hingga kini, penyebab pasti kematian Cleopatra masih diperdebatkan.
Legenda menyebutkan, ia bunuh diri dengan membiarkan ular berbisa menggigitnya, namun sebagian peneliti menduga ia menelan racun.
Baca juga: Mesir Kuno Disebut Sudah Meramalkan Lahirnya The Simpsons, Bagaimana Faktanya?
Martinez berkeyakinan Cleopatra sengaja mencegah jasadnya jatuh ke tangan Romawi.
Menurutnya, Cleopatra jauh lebih dari sekadar sosok politik, tetapi dikenal sebagai filsuf, dokter, ahli kimia, hingga pakar tata rias.
Bagi Martinez, hidup Cleopatra adalah simbol perlawanan terhadap batasan gender di zamannya.
Setelah kematian Julius Caesar, Cleopatra menjalin hubungan politik dan asmara selama 11 tahun dengan Mark Antony.
Namun, pasangan ini akhirnya kalah dalam Pertempuran Actium melawan Oktavianus pada 31 SM.
Antony bunuh diri, sementara Cleopatra wafat tak lama kemudian pada usia 39 tahun.
Baca juga: Studi: Mumi Tertua Dunia Berasal dari Asia Tenggara dan China, Bukan Mesir atau Chile
Sejumlah catatan kuno menyebut Cleopatra dan Antony dimakamkan bersama di Alexandria.
Akan tetapi, gempa besar dan tsunami pada tahun 365 M menenggelamkan sebagian kawasan kerajaan hingga 6 meter di bawah laut, membuat bukti makam hilang.
Berangkat dari logika itu, Martinez menyimpulkan Cleopatra mungkin memilih beristirahat di tempat yang lebih aman.
Taposiris Magna dipersembahkan untuk Dewi Isis, sosok yang kerap dipersonifikasikan dengan Cleopatra.
Temuan ratusan jenazah, mumi berlapis emas, ratusan koin bergambar Cleopatra, dan ribuan artefak lain memperkuat dugaan tersebut.
Pencarian bawah laut terbaru semakin memperkuat hipotesis Martinez.
Baca juga: Sejarah Patung Liberty, Ikon Kota New York yang Hampir Jadi Milik Mesir
Tim Ballard memetakan dasar laut menggunakan sonar dan menemukan barisan blok batu besar, kolom, jangkar, hingga amphora kuno.
Bukti ini mengarah pada keberadaan pelabuhan besar yang berhubungan langsung dengan kuil Taposiris Magna.
Bagi Martinez, penemuan pelabuhan kuno ini adalah langkah besar menuju misi utamanya untuk menemukan makam Cleopatra.
“Kami akan terus mencari di darat maupun di laut,” tegasnya.
Dengan peta detail yang dibuat Ballard, penggalian lanjutan akan difokuskan pada area “Salam 5” di akhir September.
“Tidak ada yang bisa bilang Cleopatra tidak ada di sini. Ini hanya soal waktu,” pungkasnya.
Baca juga: Arkeolog Temukan Peluit Polisi Mesir Kuno Berusia 3.300 Tahun, Digunakan untuk Awasi Pekerja
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.