Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fakta Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo: Ada Pengecoran di Atas, 38 Orang Masih Dicari

Baca di App
Lihat Foto
SURYA MALANG
Cerita Pilu Rizky saksikan detik-detik Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk dan satu temannya tewas.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, roboh pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 14.40 WIB.

Insiden ini menelan korban jiwa dan membuat ratusan santri mengalami luka-luka.

Bangunan musala yang berada di lantai dua itu ambruk ketika lebih dari seratus santri tengah menunaikan sholat Ashar berjemaah.

Suasana berubah panik, sebagian santri berhasil dievakuasi meski mengalami cedera, lalu dilarikan ke RSUD Sidoarjo dengan ambulans.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, masih ada santri yang terjebak di bawah reruntuhan. Jumlahnya diperkirakan cukup banyak, dan beberapa di antaranya masih memberi tanda kehidupan.

Saksi di lokasi sempat mendengar suara minta tolong dari balik puing-puing bangunan.

Berikut rangkaian fakta terkait peristiwa nahas ini.

Baca juga: Gedung Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Ini Kesaksian Para Santri

Fakta musala Ponpes Al Khoziny ambruk di Sidoarjo

Insiden runtuhnya musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo bagaimanapun telah mengejutkan banyak pihak. Berikut adalah sederet fakta yang perlu diketahui:

1. Musala Ponpes Al Khoziny ambruk terjadi saat rakaat kedua

Seorang santri kelas tujuh MTs Al Khoziny, Wahid, menjadi saksi mata runtuhnya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

Ia menuturkan bahwa bangunan sempat bergoyang sebelum akhirnya roboh.

“Ketika masuk rakaat kedua, bagian ujung musala ambruk, lalu merembet ke bagian lain gedung,” kata Wahid, dikutip dari Antara.

Wahid berhasil menyelamatkan diri dan bahkan sempat membantu mengajak teman-temannya keluar. Namun, tidak semua santri seberuntung dirinya. Sebagian masih tertimpa reruntuhan dan mengalami luka-luka.

Baca juga: Libur Sekolah Selama Ramadhan 2025, Hanya Untuk Madrasah dan Ponpes?

2. Pascaambruk, banyak santri yang masih terjebak

Setelah kejadian, puluhan ambulans dilaporkankeluar masuk area Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, untuk membawa para korban ke rumah sakit terdekat.

Sejumlah santri dilaporkan terluka, sementara lainnya diduga masih terjebak di bawah reruntuhan musala.

Karena ambruknya bangunan tiga lantai itu mengakibatkan goncangan cukup keras. Para santri juga sebagian langsung berlarian menyelamatkan diri.

Mencari lokasi aman karena khawatir terjadi runtuhan lanjutan. Mereka berhamburan sampai ke kampung sekitar. Sampai malam ini, evakuasi masih berlanjut.

Baca juga: UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

3. Sebelum musala Ponpes Al Khoziny ambruk, ada pengecoran di lantai atas

Kepala Polresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing tampak berada di lokasi bersama jajaran Polresta dan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo.

Petugas gabungan terus berupaya mengevakuasi korban yang tertimbun material bangunan.

“Saat kejadian, suaranya keras sekali, seperti gempa,” tutur Munir, Ketua RT 7 RW 3 Buduran.

Ia juga mengungkapkan, musala tersebut baru saja mendapat pekerjaan pengecoran di bagian atas bangunan.

“Kemarin izin ngecor bagian atas. Ini sepertinya tiga lantai. Setahu saya ini musala,” tambahnya.

Hingga kini, pihak berwenang belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab pasti runtuhnya musala tersebut.

Baca juga: Duduk Perkara Minimarket di Dekat Ponpes AA Gym Ditutup Satpol PP

4. Jumlah korban musala Ponpes Al Khoziny ambruk

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Selasa (30/9/2025), hingga Senin malam, Polda Jawa Timur mencatat sebanyak 79 korban berhasil dievakuasi dari reruntuhan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Dari jumlah itu, satu orang meninggal dunia.

Korban jiwa tersebut diketahui bernama Ahmad Maulana Alfian Ibrahim (13), santri asal Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya.

Jumlah korban terus bertambah. Berdasarkan data terbaru hingga Selasa (30/9/2025) pukul 07.00 WIB, tercatat 102 orang berhasil dievakuasi, dengan satu di antaranya meninggal dunia, dan 38 masih dicari.

Baca juga: Nasib Minimarket di Kawasan Ponpes Daarut Tauhid Usai Video Protes Aa Gym Viral

4. Bangunan sempat bergoyang

Dilansir dari Kompas.com, Senin (29/9/2025), Wahid, santri kelas tujuh MTs Al Khoziny, menuturkan bahwa sesaat sebelum runtuh, bangunan musala sempat terasa bergoyang. Saat itu, para santri yang berada di lantai satu langsung berhamburan keluar.

Suasana kian panik ketika suara keras menyerupai gempa terdengar, membuat para pengurus pesantren dan warga sekitar ikut berlari ke luar.

“Seketika itu suasana panik. Para santri lain berhamburan menyelamatkan diri, sebagian lari sampai ke kampung sekitar,” kata Wahid.

Beberapa saksi mata juga menyebut masih terdengar suara minta tolong dari santri yang terjebak di bawah reruntuhan.

Hingga malam hari, suara itu masih samar-samar terdengar dari balik tumpukan beton.

Baca juga: Ada Bukti Al Zaytun Lahir dari NII tapi Ponpes Tidak Dibubarkan, Apa Langkah Pemerintah?

5. Musala Ponpes Al Khoziny baru selesai dibangun

Ketua RT 7/RW 3 Desa sekaligus Kecamatan Buduran, Munir, mengungkapkan bahwa musala tiga lantai yang ambruk di Pondok Pesantren Al Khoziny merupakan bangunan baru. Ia menyebut bagian atas gedung bahkan baru saja dicor sehari sebelumnya.

“Kemarin izin ngecor bagian atas. Ini sepertinya tiga lantai, setahu saya ini musala,” kata Munir.

Munir menambahkan, suara keras terdengar saat bangunan roboh sekitar pukul 15.00 WIB. Ketika ia bersama warga mengecek lokasi, bagian tengah bangunan sudah rata dengan tanah.

Baca juga: 4 Kontroversi soal Ponpes Al Zaytun, Apa Saja?

6. Pemerintah tanggung biaya perawatan

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan seluruh biaya perawatan bagi santri korban runtuhnya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, akan ditanggung pemerintah.

Menurut Khofifah, biaya di RSUD Sidoarjo ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, sementara biaya di rumah sakit swasta akan ditanggung Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

“Seluruh biaya jika itu dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) akan ditanggung Pemkab Sidoarjo, sementara untuk biaya layanan kesehatan lain termasuk biaya rumah sakit swasta ditanggung oleh Pemprov Jatim,” ujar Khofifah saat meninjau lokasi kejadian, dikutip dari Kompas.com, Selasa (30/9/2025) dini hari .

Ia menegaskan, pihaknya tidak ingin keluarga korban terbebani oleh biaya layanan kesehatan. Dinas Kesehatan Jatim telah berkoordinasi dengan rumah sakit rujukan, yaitu RSUD Sidoarjo, RS Islam Siti Hajar, dan RS Delta Surya Sidoarjo, untuk memastikan semua biaya pasien korban musibah ditangani pemerintah.

Baca juga: Profil Panji Gumilang, Pimpinan Ponpes Al-Zaytun

(Sumber: Kompas.com/ Editor: Wahyu Wachid Ansory, Rachmawati, Maya Citra Rosa, Icha Rastika)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi