Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuku Manusia Jadi Bahan Obat Tradisional di China, Ada yang Jual Rp 350.000 Per Kilogram

Baca di App
Lihat Foto
Image by Racool_studio/Freepik
Ilustrasi kuku
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Di China, kuku manusia yang telah dipotong ternyata bisa menjadi bahan pengobatan tradisional.

Mereka menyebutnya sebagai Traditional Chinese Medicine (TCM). Orang-orang China jaman dahulu percaya, kuku tersebut mampu melakukan detoksifikasi tubuh sekaligus mempercepat penyembuhan luka.

Seorang perempuan dari Provinsi Hebei, China utara menarik perhatian publik setelah ia menjual bekas potongan kuku miliknya.

Sejak kecil, ia rajin mengumpulkan potongan kukunya sendiri untuk dijual.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia menjualnya seharga 150 yuan atau sekitar Rp 350.000 untuk setiap kilogram.

Kuku-kuku tersebut kemudian digunakan sebagai bahan dalam ramuan TCM.

Baca juga: Kuku Menguning dan Retak Bisa Jadi Efek Nail Art yang Dilakukan Terlalu Sering

Era dalam Dinasti Tang

Dikutip dari SCMP, Selasa (23/9/2025), referensi penggunaan kuku manusia telah ada sejak masa Dinasti Tang.

Sun Simiao (581–682), seorang dokter terkenal kala itu, menuliskan dalam kitab Qianjin Yaofang bahwa abu kuku manusia dapat dipakai untuk mengatasi perut kembung pada anak.

Caranya cukup unik, potongan kuku tersebut akan dibakar hingga menjadi abu, lalu dioleskan ke payudara ibu. Saat menyusui, bayi akan meminum ASI yang sudah bercampur abu tersebut.

Sementara itu, menurut He Lan, dokter senior TCM di Rumah Sakit Universitas Peking, kuku manusia masih diresepkan oleh dokter pada 1960-an.

Namun, seiring ditemukannya bahan lain dengan efek serupa, penggunaannya mulai menurun.

He Lan menambahkan, kuku cukup sulit didapatkan karena rata-rata orang dewasa hanya menghasilkan sekitar 100 gram kuku setiap tahun.

Baca juga: Benarkah Ada Larangan Potong Rambut dan Kuku Saat 1 Suro? Ini Kata Budayawan

Masih digunakan hingga kini

Meski jumlahnya terbatas, kuku tetap masuk dalam sejumlah ramuan modern. 

Pada 2018, obat paten di China bernama Hou Yan Wan menjadi sorotan karena mengandung kuku manusia. Obat itu dipercaya dapat mengatasi radang tenggorokan.

Profesor Li Jimin dari Universitas Pengobatan Tradisional China di Chengdu menjelaskan, perusahaan farmasi biasanya membeli kuku dari sekolah maupun desa.

Semua kuku tersebut kemudian dibersihkan, disterilisasi, diproses dengan suhu panas, lalu digiling hingga menjadi bubuk.

Kekhawatiran sempat muncul terkait kemungkinan kuku kaki dijual dalam keperluan itu. Namun, Li menegaskan bahwa hal itu tidak akan terjadi.

Ia juga menekankan bahwa bahan baku maupun produk obat harus melewati pemeriksaan ketat sebelum dipasarkan.

Baca juga: 5 Tanda Penyakit Rematik yang Terlihat pada Kuku, Apa Saja?

Bahan unik lain dalam TCM

Kuku manusia bukan satu-satunya bahan yang terdengar aneh bagi sebagian orang. Dalam catatan TCM, rambut, gigi, bahkan ketombe juga pernah digunakan.

Dalam Bencao Gangmu atau Kompendium Materia Medica karya Li Shizhen pada abad ke-16, disebutkan bahwa ketombe dari sisir bisa dicampur dengan air tajin atau arak untuk mengatasi sakit kepala.

Fenomena ini menimbulkan reaksi beragam di media sosial.

Ada juga yang mengomentari bahwa TCM penuh dengan pengetahuan yang mengejutkan.

Baca juga: Dokter di India Keluarkan Pisau, Pemotong Kuku, dan Gantungan Kunci dari Perut Pasien

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi